SEBAGAI seorang muslim kita diperintahkan untuk taat kepada Allah. Selain itu ternyata ada beberapa nasihat Nabi Muhammad yang harus kita pahami juga.
Sebagaimana yang diriwayatkan bahwa pada suatu waktu saat seorang Bani Israil penuntut ilmu. Berita tersebut sampai ke telinga mereka dan dia mengurus seseorang untuk memanggil lelaki tersebut.
Pada saat dia datang memenuhi panggilan, Sang Nabi berkata:
“Wahai anak muda, sesungguhnya aku ingin memberimu nasihat yang di dalamnya terkandung ilmu orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang datang demikian”.
Nasihat Sang Nabi yaitu:
“Takutlah kepada Allah, baik saat sendiri maupun di tempat ramai. peliharalah ucapanmu, jangan sampai berkat kepada orang lain kecuali ucapan yang baik. Perhatikanlah makananmu, pastikan engkau memperolehnya dengan cara yang halal.”
BACA JUGA: Perhatikan 5 Hal Ini, untuk Menasihati Diri Sendiri
Lantas bagaimana penjelasan dari tiga nasihat Sang Nabi tersebut? Inilah penjelasannya:
1. Nasihat Sang Muhammad: Takutlah Kepada Allah dalam Segala Kondisi
Nasihat Sang Nabi yang satu ini sering kali disepelekan. Padahal Allah maha melihat segala aktivitas kita di kala terang-terangan dan juga sembunyi-sembunyi.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT,
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 12-15).
Jangan sampai seorang muslim melakukan maksiat di kala sepi dan jangan pula melakukan aktivitas riya, yaitu dengan melakukan amalan hanya untuk mendapat sanjungan dari manusia.
https://www.youtube.com/watch?v=S6IlRGZOPZU
2. Nasihat Sang Muhammad: Peliharalah Ucapanmu
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (H.R. al-Bukhari).
Apa yang seorang muslim ucapkan akan berpengaruh bagi sekitar dan tentunya akan dipertanggungjawabkan pula. Karena sering kali seorang muslim tidak sadar bahwa ucapannya menyakiti saudaranya. Maka jagalah lisan ini.
Lebih baik seorang muslim diam dibandingkan mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati seseorang. Terlebih ucapan ini pula dapat menimbulkan sebuah permasalahan baru apabila tidak digunakan dengan baik.
Allah SWT berfirman,
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18).
Maka jagalah lisan di mana pun berada, karena seorang muslim tidak akan pernah luput dari sebuah pengawasan.
Bahkan di media sosial pun seorang muslim harus tetap menjaga lisan, karena tak sedikit perseteruan, ketersinggungan dan kesalahpahaman dimula dari ucapan yang tidak dijaga.
BACA JUGA: 3 Nasihat Rasulullah ﷺ agar Selamat Dunia Akhirat
3. Nasihat Sang Muhammad: Pastikan Makananmu Diperoleh Secara Halal
Hal ini juga tertera dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah: 172,
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”
Maka jauhkanlah upaya-upaya haram yang Allah benci. Carilah jalan halal untuk mendapatkan segala sesuatu termasuk makanan.
Karena sejatinya Allah pastikan memberikan jalan yang lapang bagi hambanya yang mau berusaha, sebagaimana Allah memberikan dua jalan pada setiap kesulitan.
‘Abdullah bin Mas’ud RA pernah berkata,
“Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya…”
Itulah tiga nasihat Nabi Muhammad yang sangat perlu untuk kita perhatikan dan laksanakan.
Memang itu semua tidaklah mudah, tapi itulah kewajiban-kewajiban yang tidak boleh kita sepelekan apalagi tinggalkan.
Mudah-mudahan seorang muslim dapat terus mengamalkan nasihat-nasihat ini. Sebagaimana hakikat dari nasihat itu adalah bentuk kasih sayang. Yaitu Nabi ingin seorang muslim lebih taat kepada Allah SWT.
Jangan sampai seorang muslim membangkang akan nasihat Nabi Muhammad, justru seorang muslim pun memiliki kewajiban untuk mendakwahkan nasihat-nasihat tersebut kepada sekitarnya pula.
Hal ini agar semakin banyak orang-orang muslim yang tunduk dan taat kepada Allah SWT. []
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016