APA yang harus kita lakukan agar bisa meraih keuntungan beramal saleh?
Masalah terpenting yang harus kita wujudkan sebagai seorang mukmin dalam kehidupan ini adalah beramal saleh.
Oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an dan Hadits kita dapati begitu banyak perintah untuk beramal saleh agar kita bisa merasakan keuntungan beramal saleh.
BACA JUGA: Jangan Jadi Orang Merugi, Gapai Keuntungan yang Besar, Begini Caranya Menurut Alquran
Setiap perbuatan seorang muslim sejak bangun tidur di pagi hari hingga tidur lagi di malam hari pada dasarnya bisa dinilai sebagai amal saleh, manakala memenuhi tiga kriteria, yaitu: Niat yang ikhlas karena Allah SWT, benar dalam melaksanakan nya sebagaimana yang telah ditentukan Allah SWT dan Rasul-Nya, dan tujuannya adalah untuk mencari ridha Allah SWT.
Di dalam Al-Qur’an, ada banyak keuntungan beramal saleh yang diperoleh bagi setiap mukmin, baik dalam kehidupannya di dunia maupun di akhirat.
Berikut adalah tiga Keuntungan Beramal Saleh yang perlu kita ketahui:
1 Keuntungan Beramal Saleh: Memiliki Rasa Kasih Sayang
Hal ini merupakan salah satu sifat penting yang harus dimiliki manusia. Adanya rasa kasih sayang terhadap sesama membuat manusia tidak hanya mementingkan dirinya sendiri atau tidak bersifat individual, tetapi juga siap membantu mengatasi persoalan orang lain.
Rasa kasih dan sayang yang dimiliki seorang mukmin membuat ia siap membantu mengatasi persoalan orang lain. Rasa kasih sayang telah membuat sahabat Abu Bakar As-Shiddiq membantu Bilal bin Rabbah dengan membebaskannya dari perbudakan meski dengan pengorbanan yang dalam jumlah yang banyak.
BACA JUGA: Ini 4 Kriteria Manusia yang Tidak akan Pernah Merugi
Rasa kasih sayang juga telah membuat sahabat Utsman bin Affan mengorbankan hartanya yang banyak untuk membeli kebutuhan pangan guna membantu masyarakat yang dilanda kelaparan. Begitu juga dengan sahabat lain dan orang yang memiliki iman dengan amal saleh yang banyak.
Dalil yang menyebutkan Anugerah Allah terhadap orang yang beramal saleh berupa rasa kasih sayang, disebutkan dalam firman Allah SWT,
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (QS. Maryam [19]: 96)
2 Keuntungan Beramal Saleh: Dianugerahi Kehidupan yang Baik
Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang dijalani tanpa mengabaikan ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya sehingga kehidupannya menjadi berkah dan memberi manfaat yang besar bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya. Allah SWT berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Dengan demikian, kehidupan yang baik bagi seorang mukmin adalah kehidupan yang berdaya guna tinggi sehingga masyarakatnya bisa dirasakan oleh orang lain.
Bagi seorang mukmin, adanya menggenapkan dan tidak adanya mengganjilkan, bukan ada atau tidak adanya sama saja. Karena itu, Rasulullah ﷺ menyatakan dalam satu hadits,
‘’Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.’’ (HR Qudha dari Jabir r.a)
Agar kehidupan kita dapat berjalan dengan baik dan berdaya guna tinggi, Allah SWT menurunkan sejumlah peraturan. Peraturan itu adakalanya kurang menyenangkan kita sehingga mungkin ada di antara kita yang kurang menyenangi peraturan tersebut, tetapi justru hal itu untuk kepentingan kita juga.
Sama halnya dengan peraturan lalu lintas di perjalanan, kita kurang senang dengan adanya lampu lalu lintas, tetapi justru hal itu untuk kebaikan manusia dalam perjalanannya.
Betapa kacau jalan raya dengan kendaraan yang padat manakala dengan banyaknya persimpangan, tetapi tidak menggunakan lampu lalu lintas.
Peraturan itu diturunkan oleh Allah SWT karena Dialah yang lebih tahu tentang manusia. Dia lebih tahu tentang peraturan apa yang lebih tepat untuk manusia, sekaligus Allah SWT tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap mereka. Agama merupakan peraturan Allah SWT yang mengantarkan manusia pada kebaikan hidup di dunia maupun di akhirat.
3 Keuntungan Beramal Saleh: Memperoleh Pahala yang Besar
Allah SWT berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Orang yang beramal saleh dengan landasan iman kepada Allah SWT juga akan diberi balasan pahala yang lebih besar, bahkan lebih besar dari amal yang mereka lakukan sendiri.
Hal ini merupakan keistimewaan tersendiri bagi mukmin yang beramal saleh karena Allah SWT akan melipatgandakan balasan pahala dari amal saleh seseorang.
Di dalam Ayat lain, Allah SWT berfirman:
مَنْ جَآءَ بِا لْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَا لِهَا ۚ وَمَنْ جَآءَ بِا لسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰۤى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
“Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).” (QS. Al-An’am [6]: 160)
Bahkan adakalanya amal saleh seorang mukmin itu akan terus mengalir pahalanya meskipun ia sudah meninggal dunia. Inilah yang sering disebut dengan amal jariyah seperti wakaf, ilmu yang diajarkan kepada orang lain sehingga orang itu mengamalkannya untuk kebaikan, meninggalkan anak yang saleh sehingga anak itu beramal dan berdo’a bagi kebaikan orangtuanya.
Dengan demikian semakin jelas bagi kita bahwa sebagai mukmin, keimanan kita itu memang harus kita buktikan dengan amal saleh, apalagi sangat banyak sekali keuntungan beramal saleh.[]
Referensi: Kumpulan Khutbah/Drs. Hartono A. Jaiz/Darul Haq 2008