BUKAN kemiskinan yang aku khawatirkan, lima kisah pintar mengelola harta.
Ibnu Amir menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian, melainkan Aku khawatir dicurahkannya dunia pada kalian sebagaimana yang pernah di curahkan kepada orang-orang sebelum kalian. Sehingga mereka berlomba-lomba untuk meraih sebanyak-banyaknya karena dunia akan menghancurkan kalian. Sebagaimana dunia menghancurkan orang-orang sebelum kalian.” HR Al Bukhari
Bukan Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Kisah: Nabi Isa AS
Dikisahkan bahwa nabi Isa AS keluar menemui para pengikutnya. Beliau memakai rompi dari wol. Baju dari wol. Dan celana dari wol. Rambutnya terurai serta kumis dan jenggotnya dibiarkan panjang.
Dalam keadaan menangis dan raut muka yang memerah, beliau berkata, “Assalamualaikum orang yang diberikan harta dunia sesungguhnya pemberinya adalah Allah SWT karena itu ia tidak boleh ujub dan sombong. Hai Bani Israil anggaplah ringan harta dunia maka kamu akan ringan menjalani kehidupan ini.
Ajarkanlah dunia maka kalian akan dimuliakan di akhirat. Janganlah kalian melecehkan akhirat demi kemuliaan dunia. Dunia bukanlah idaman orang-orang karena setiap harinya dunia akan selalu mengajarkan kepada fitnah dan kerugian.”
Nabi Isa lanjut berkata, “Jika kalian adalah benar-benar pengikut setia dan sahabat karibku maka hendaklah kalian bertekad untuk memusuhi dan memerangi dunia. Jika kalian tidak bersedia melakukannya maka kalian bukanlah pengikut setiaku. Hai Bani Israil jadikanlah masjid-masjid sebagai rumah dan kuburan sebagai rumah masa depan. Hiduplah didunia layaknya tamu-tamu yang hanya singgah sebentar. Tidakkah kalian memperhatikan burung-burung mereka tidak pernah menanam dan memanen allah-lah yang memberi mereka rezeki.”
Dalam syair sebutkan:
Hai orang yang berusaha keras melupakan harta benda
Di manakah perbendaharaan perbendaharaan dunia, saat memiliki mati?
Dimanakah para raja dan kemanakah harta mereka sesudah mereka tiada?
Dosa akan terus terkumpul sementara karena itu sendiri akan raib entah kemana
BACA JUGA:Â Harta akan Berbuah Hisab atau Azab
Bukan Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Kisah: Abdul Aziz Al Makki
Abdul Aziz Al Makki berkata, “Siapa yang menghiasi diri dengan hiasan yang fana maka hiasan itu akan menjadi bencana baginya, kecuali orang yang menghiasi diri dengan ketaatan, keserasian, dan mujahadah. Sesungguhnya jiwa itu bersifat fana harta. Harta adalah aib dan anak-anak adalah fitnah.
“Karena itu siapa yang gemar mengumpulkannya, menjaganya, dan menggantungkan hatinya dengan semua itu ia telah memutuskan semua kebaikan. Hamba Allah SWT yang selalu taat tidaklah lebih utama daripada orang yang memerangi hawa nafsu kekurangan harta benda dan memutuskan bisikan-bisikan hati.
“Karena perlombaan dalam kebaikan adalah berupaya untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan kejahatan pertama yang harus disingkirkan adalah cinta dunia.”
Bukan Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Kisah: Yahya Ibnu Muaz Al-Razi
Yahya Ibnu Muaz Al-Razi berpesan, “Hikmah dari langit akan turun ke dalam hati yang dalamnya tidak bersarang ada empat hal: bertekuk lutut pada dunia, berangan-angan kosong, iri terhadap sesama, dan mencintai orang kaya.”
BACA JUGA:Â Menjaga Harta Halal, Perhatikan 4 Hal Ini
Bukan Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Kisah: Fudhoil Ibnu Iyadh
Fudhoil Ibnu Iyadh mengatakan, “Semua kejahatan ditempatkan dalam satu rumah dan kunci pembuka kejahatan adalah cinta dunia. Serta kebaikan ditempatkan di dalam satu rumah dan kunci pembuka kebaikan adalah zuhud terhadap dunia.”
Dalam syair disebutkan:
Kebaikan akan kekal sepanjang zaman
Dan kejahatan akan tetap tercela sepanjang waktu
Bukan Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Kisah: Al-Junaid
Al-Junaid berkomentar mengenai firman Allah SWT, “Maka kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat.” QS: Al-anbiya: 79)
Menurutnya Allah SWT telah memahamkan ilmu kepada nabi Sulaiman. Allah SWT memberikan ilmu kepadanya dan makna gerakan kerajaan namun tidak diberikan sepenuhnya. Allah SWT berfirman, “Inilah anugrah kami maka berikanlah kepada orang lain atau tahanlah untuk dirimu sendiri dengan tiada pertanggungjawaban.” QS: Shaad: 39)
Bahkan Allah SWT berusaha memperlihatkan kelemahannya dalam tiga hal:
Pertama, ketika Sulaiman meminta kerajaan dan mengambil kerajaan sebagai pilihannya maka Allah SWT memahamkan kepadanya betapa kecil dan lemahnya kekuasaan yang dimilikinya. Tepatnya ketika Allah SWT menguji Sulaiman dengan membuat tergeletak di atas kursi dalam keadaan lemah karena sakit.
Kedua, ketika Allah berfirman, “Kemudian kami tunjukkan kepada-nya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.” (QS As-Saffat: 36)
Allah bermaksud bahwa pekerjaan yang diberikan kepada Sulaiman adalah seperti angin yang tidak bisa kekal, yang kekal adalah rajanya.
Ketiga, ketika Ashif Ibnu Barkhiya, berkata kepada Sulaiman, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” (QS: An-Naml: 40)
Dan ketika Allah SWT berfirman, “Inilah anugrah kami maka berikanlah kepada orang lain.” (QS: As-Shad: 39)
Yakni aku akan memberikan kerajaan kepada orang yang aku kehendaki karena kelemahan dan kehinaan orang tersebut. []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)