SEBAGAI seorang muslim sering sekali tidak sadar bahwa dirinya sedang terperangkap dengan bentuk tipu daya. Ternyata ada enam bentuk tipu daya kehidupan terhadap seorang Muslim yang perlu diketahui.
Hal ini agar setiap muslim tidak terbuai dengan kelalaian, fokus untuk melaksanakan kewajiban dan mengharap rahmat kepada Allah Ta’ala.
Menurut Yahya bin Mu’adz rahimahullah, ada beberapa tipu daya terbesar dalam mengharap rahmat Allah. Inilah di antaranya:
1. Tipu Daya Kehidupan terhadap Seorang Muslim: Sengaja Berbuat Dosa dengan Harapan Akan Diampuni Allah Tanpa Dibarengi Penyesalan
Allah Maha Pengampun, tap bukan berarti seorang hamba bisa seenaknya berbuat dosa. Karena hendaknya seseorang memohon ampun dan tidak mengulanginya lagi.
Seorang muslim harus memiliki penyesalan yang besar akan kesalahannya. Yaitu menjauhi dosa dan bukan malah menganggap enteng dan mengulanginya sesuka hati.
Allah berfirman,
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa: 31).
2. Tipu Daya Kehidupan terhadap Seorang Muslim: Merasa Dekat dengan Allah, tetapi Tidak Melaksanakan Ketaatan kepada Allah
Sebagai seorang muslim hendaknya mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya dengan kata tapi juga dengan mengaplikasikannya.
Yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jangan sampai diri merasa dekat tapi lalai dari perintah-Nya.
Karena dunia adalah tempat untuk beribadah kepada Allah dan pastinya juga perlu ketaatan yang kuat kepada-Nya.
Allah berfirman,
“Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 80).
BACA JUGA: 3 Tipu Daya Setan di Rumah Seorang Muslim
3. Tipu Daya Kehidupan terhadap Seorang Muslim: Menanti Kenikmatan Akhirat, tapi di Dunia Menyemai Benih-benih Api Neraka
Banyak muslim yang tidak sadar bahwa aktivitasnya mengarahkan kepada api neraka. Maka seorang muslim bukan hanya menanti akhirat tapi juga harus menyiapkannya.
Yaitu mengumpulkan amal-amal kebaikan selama di dunia. Dari bangun tidur hingga tidur lagi tak terlepas dari perintah-Nya.
Karena Allah sudah memberikan aturan dan larangan. Semua itu bukan hanya untuk didiamkan begitu saja, tapi tentunya harus dijalani sepenuh hati.
Allah berfirman,
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77)
https://www.youtube.com/watch?v=nFT0BUJW7Gc
4. Tipu Daya Kehidupan terhadap Seorang Muslim: Menginginkan Berada di tempat Orang-orang yang Taat, tapi Selalu Melakukan Kemaksiatan
Tempat yang luar biasa indah hanya akan diberikan kepada seorang hamba yang taat kepada Allah, yaitu yang menjauhi segala kemaksiatan yang ada.
Bagaimana tidak, orang yang bermaksiat sebetulnya sedang membuktikan bahwa dirinya enggan diatur oleh Allah dan lebih memilih menuruti hawa nafsunya semata.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya, kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Ath-Thur: 16).
BACA JUGA: Tipu Daya Setan, Datang Sedikit demi Sedikit
5. Tipu Daya Kehidupan terhadap Seorang Muslim: Menanti Pahala Tanpa Beramal Saleh
Jelas ini seperti mimpi di siang bolong yang tak akan jadi kenyataan. Karena pahala itu didapatkan dengan berusaha.
Berusaha dengan keikhlasan, ketaatan dan kekuatan iman untuk terhindar dari segala kemaksiatan. Maka lakukanlah amal saleh untuk kelak dapat memetik pahalanya.
Allah berfirman,
“Tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.” (Q.S. Al-Insyiqaaq : 25)
6. Tipu Daya Kehidupan terhadap Seorang Muslim: Berangan-angan Mendapatkan Rahmat Allah dengan Sikap Ceroboh
Setiap muslim hendaknya memahami perintah Allah dan melaksanakannya. Bukan malah lalai dan dengan mudah melupakan aturan dan larangan Allah.
Karena itu penting sekali untuk memupuk kesadaran atas apa yang dilakukan, agar tidak tenggelam dengan segala tipu daya dunia yang ada.
Sedih sekali rasanya bila selama ini seorang muslim hanya beranagan-angan, berkeinginan, menanti dan merasa dekat kepada Allah, tapi pada kenyataannya ia jauh dari ketaatan kepada-Nya. []
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016