DALAM kehidupan ini Allah memberikan manusia akal sebagai sarana untuk berpikir dan bertindak. Tapi ternyata ada tujuh perkara yang dipilih orang berakal dalam Islam.
Ibnu Abbas ra. berkata bahwa orang yang sempurna akalnya tentu akan lebih memilih tujuh perkara daripada tujuh perkara yang lainnya. yaitu:
1. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Fakir daripada Kaya
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Kefakiran itu buruk di mata manusia, namun indah di mata Allah.” (HR. ad-Dailani).
Pada hadits yang lain Rasulullah ﷺ juga bersabda,
“Wahai orang-orang fakir, persembahkanlah keikhlasan dari hati kalian kepada Allah, niscaya kefakiran kalian akan berpahala. Namun, jika tidak, kalian tidak akan beruntung.”
Namun, bukan berarti seorang muslim tidak boleh kaya. Di sini lebih menggaris bawahi bahwa yang terpenting adalah ikhlas kepada-Nya ketika susah.
Dan tentunya jika bergemilang harta, menggunakan harta itu untuk kebaikan di jalan Allah. Yaitu bukan malah tenggelam di dalamnya.
2. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Hina daripada Congkak
Rasulullah ﷺ bersabda,
Seorang mukmin yang bergaul dengan banyak orang, lalu ia bersabar terhadap perilaku buruk mereka, lebih utama daripada mukmin yang tidak bergaul dengan banyak orang dan tidak bersabar terhadap perilaku buruk mereka.” (HR. al-Bukhari dan Ahmad).
Maka hendaknya seseorang bersabar dengan setiap perilaku temannya dan jangan sampai ada rasa congkak sedikit pun.
Karena di setiap kesabaran pasti akan dipetik banyak hikmah dan pahala dari Allah bila ikhlas menjalaninya.
BACA JUGA: Nasihat Nabi Daud kepada Orang yang Berakal
3. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Rendah Hati daripada Sombong
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Siapa yang rendah hati karena Allah, niscaya Dia akan mengangkat derajatnya. Siapa yang bersikap angkuh maka Allah akan merendahkan derajatnya.” (HR. Abu asy-Syaikh)
Maka hendaknya seorang muslim yang berakal selalu rendah hati. Karena setiap manusia hanyalah makhluk yang memiliki keterbatasan dan tidaklah sempurna.
4. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Lapar daripada Kenyang
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Apabila seseorang sedikit makannya, niscaya Allah akan mengisi dengan hatinya dengan cahaya.” (HR. ad-Dailani).
Maka hendaknya setiap muslim tidak rakus atau berlebihan dalam makan. Karena tubuh ini haruslah selalu dijaga untuk sarana beribadah kepada-Nya. dan yang berlebihan itu tidak baik menurut Allah SWT.
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya di antara sifat berlebih-lebihan adalah engkau memakan setiap yang engkau inginkan.” (HR. Ibnu Majah).
https://www.youtube.com/watch?v=7XoCRPFupFM
5. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Duka daripada Senang
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Hendaklah kalian bersedih karena bersedih itu merupakan kunci hati.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bersedih yang bagaimana?” Beliau menjawab. “Buatlah diri kalian dalam keadaan lapar dan dahaga (puasa)”.
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Di sisi lain juga hendaknya seorang muslim bersedih dalam melihat dosa-dosanya, sedih ketika lalai dari-Nya dan hal itu semoga menghantarkan kepada ketaatan kepada Allah.
6. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Rendah Diri daripada Tinggi Hati
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya tawadhu dengan merendah diri merupakan etika yang mulia dalam majelis.” (HR. ath-Thabrani).
Maksudnya, dengan rendah diri (tawadhu) seorang hamba selalu merasa dirinya bukanlah apa-apa. Yaitu sadar akan posisi sebagai hamba yang memiliki Tuhan yang Maha Besar yaitu Allah SWT.
Dan dengan tawadhu juga, seorang hamba lebih bisa menghargai guru, orang tua dan sekitar.
BACA JUGA: 4 Tanda Orang Bodoh dan Berakal Sehat
7. Perkara yang Dipilih Orang Berakal: Lebih Memilih Kematian daripada Kehidupan
Maksudnya seorang yang berakal hendaknya lebih menyiapkan kematian. Yaitu dengan mengumpulkan amal-amal kebaikan dan menjauhi keburukan.
Jangan sampai kehidupan menenggelamkan seorang hamba. Karena dunia ini bersifat sementara.
Dan kematian adalah suatu hal yang dirindukan bagi mereka yang taat kepada Allah.
Itulah tujuh perkara yang dipilih orang berakal. Semoga kita semua mampu memilih mana yang lebih baik. Yaitu yang Allah perintahkan dan yang Rasulullah ﷺ ajarkan.
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016