APA yang kita ketahui tentang hakikat ibadah?
Di dalam islam terdapat beberapa bentuk ibadah ritual yang selalu kita lakukan bersama. Ada ibadah yang sifatnya harian, mingguan, bulanan atau tahunan dan ada pula bentuk ibadah yang wajib dilakukansekali seumur hidup.
Ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT itu baik yang wajib maupun yang sunnah pada hakikatnya meliputi makna merendah diri secara khusu’, dan merunduk dengan penuh kecintaan yang mendalam kepada-Nya.
BACA JUGA: Muslim Harus Tahu, Inilah 6 Alasan Beribadah kepada Allah
Karena substansi dan esensi cinta itu sesungguhnya adalah pengabdian dan pengorbanan secara tulus ikhlas. Kedalaman dan kesempurnaan cinta itu hanya patut diberikan kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
قُلْ اِنْ كَا نَ اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ وَاِ خْوَا نُكُمْ وَاَ زْوَا جُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَا لُ ٱِ قْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَا رَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَا دَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَا دٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَ مْرِهٖ ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
“Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”
(QS. At-Taubah [9]: 24)
Pada dasarnya setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh orang islam untuk keperluan hidupnya, dan usaha-usaha yang dikerjakan untuk kepentingan keluarganya dapat bernilai ibadah, begitu pula perwujudan sarana-sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, manakala semua itu diniatkan untuk mengabdi dan mencari keridhaan Allah.
Maka dari itu, berikut lima hakikat ibadah yang harus diketahui:
1 Hakikat Ibadah: Setiap Pekerjaan dan Aktivitas yang Dilakukan Harus Disertai dengan Niat yang Suci
Dengan demikian, makan dan minum pun dapat bernilai ibadah bila diniatkan agar dirinya sehat dan kuat sehingga dapat mengabdi dan beribadah kepada Allah.
Bekerja yang halal dapat bernilai ibadah, bila dilakukan karena Allah, untuk mencari nafkah buat diri, istri, anak dan keluarganya sehingga mampu bertahan hidup untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT begitu seterusnya.
2 Hakikat Ibadah: Setiap Pekerjaan dan Aktivitas yang Dilakukan tidak Melanggar Batas-batas yang Ditentukan Syari’at Islam
Hal ini karena islam mengajarkan untuk tidak berbuat dzalim kepada sesama, tidak boleh menipu ketika melakukan jual beli, tidak berdusta ketika berbicara, tidak merampas hak-hak orang lain dan tidak berkhianat ketika sudah dipercaya dan lain sebagainya.
3 Hakikat Ibadah: Pekerjaan atau Aktivitas yang Dilakukan itu Bukan Termasuk yang Dilarang oleh Allah
Seperti halnya perdagangan minuman keras, prostitusi, melakukan transaksi riba, dan hal-hal lainnya yang dilarang dalam islam
Bekerja dan beraktivitas pada hal-hal yang dilarang dalam agama tersebut bukan termasuk ibadah walaupun diniatkan untuk mencari nafkah buat anak dan istri, untuk beramal dan bersedekah dari hasil karyanya itu. Tetapi semua itu merupakan kedurhakaan dan kemaksiatan serta kekejian yang berdosa besar yang dilarang Allah SWT.
4 Hakikat Ibadah: Setiap Aktivitas yang Dilakukan, Hendaklah Dilaksanakan dengan Baik, Sungguh-sungguh dan Profesional
Rasulullah ﷺ bersabda:
‘’Sesungguhnya Allah menyukai seseorang di antara kamu yang ketika mengerjakan sesuatu perkara, dilakukan dengan tekun dan teliti.’’ (HR. Baihaqi)
5 Hakikat Ibadah: Pekerjaan-Pekerjaan itu Hendaklah Dilakukan dengan Tetap Mengingat Akan Kebesaran dan Mengharap Rahmat Allah
Allah SWT berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَا لُكُمْ وَلَاۤ اَوْلَا دُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun [63]: 9)
Ayat di atas sudah jeas bahwa ibadah atau menyembah kepada Allah SWT adalah tugas pokok dalam kehidupan manusia di dunia ini.
BACA JUGA: Ibadah Berkurang karena Lelah Mengurus Keluarga, Bagaimana?
Ibadah dalam arti yang luas baik yang berdimensi ibadah mahdhah maupun ibadah sosial, yang diakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syari’at, secara tulus ikhlas demi mengabdi kepada Allah dengan penuh kecintaan dan mengharapkan ridha-Nya.
Jadi, setiap amal perbuatan yang kita lakukan dengan tetap memperhatikan hal-hal tersebut, maka bermakna dan bernilai ibadah. Sehingga dengan demikian kita telah memenuhi panggilan Allah, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia dan jin, yaitu mengabdi dan beribadah kepada-Nya.[]
Referensi: Membangun Moralitas Umat/Ust.Abddullah F Dan Ust M.Farhad/Amelia