LIMA cara dakwah mauizhah hasanah (Nasehat), yang dimaksud mauizhah hasanah ialah tutur kata, pendidikan dan nasehat yang baik-baik.
Dakwah dengan mauizhah hasanah ini adalah yang paling mudah dilakukan dan paling cepat sampai kepada sasaran dan paling murah biayanya, tetapi paling mudah lupanya, lantaran yang dipergunakan oleh objek dakwah itu hanyalah satu indera pendengaran saja.
Sedangkan mata tidak turut terlibat di dalamnya, paling banter hanya melihat gerak-gerik pembicara kalau pembicaranya langsung berhadapan, tetapi bukan berarti peragaan semacam dalam acara pementasan.
Adapun dakwah yang dapat dikatagorikan ke dalam bagian mauizhah hasanah ini di antaranya:
- Kunjungan keluarga
- Saresehan (obrolan)
- Penataran atau kursus-kursus
- Pengajian berkala di majelis-majelis talim
- Ceramah umum
- Tabligh
- Penyuluhan
BACA JUGA: Berkaca dari Dakwah Ustaz Syam, MUI Minta Da’i Berhati-hati
Cara Dakwah Mauizhah Hasanah (Nasehat): Kunjungan keluarga
Bahwa dakwah mauizhah hasanah dengan menggunakan methoda kunjungan keluarga ini, memerlukan waktu yang relatif lama, sebab seandainya satu team setiap harinya berhasil mengunjungi dua-tiga rumah saja sudah lumayan.
Sedangkan di tiap rumah memerlukan waktu yang memungkinkan dapat menyampaikan pesan-pesan yang direncanakan, belum lagi pembuka kata pendekatan yang akan menghantarkan kepada tujuan.
Dakwah semacam ini memerlukan kesabaran dan kebijaksanaan, kendatipun jangka waktunya relatif lama tetapi sasarannya konkrit dan mengevaluasinyapun agak mudah. Bagi keberhasilannya team tersebut perlu memperoleh latihan-latihan seperlunya disusul dengan perencanaan yang programatis umpamanya:
- Menentukan daerah sasaran
- Mengumpulkan data kwantitatif dan kwalitatifnya
- Target yang ingin dicapai
- Materi yang akan disampaikan
- Menentukan personil yang akan diterjunkan
- Jangka waktu
- Evaluasi dan biaya.
Demikian dilakukan berulang kali sampai target yang diinginkan tercapai. Apabila target sudah tercapai jangan lupa pembinaan selanjutnya harus ada yang menangani sebelum pindah ke daerah sasaran berikutnya.
BACA JUGA:Â 3 Macam Metodologi Dakwah, Apa saja?
Cara Dakwah Mauizhah Hasanah (Nasehat): Saresehan
Dakwah mauizhah hasanah dengan menggunakan methoda saresehan lebih bersifat kekeluargaan, baik itu yang sengaja diadakan dengan topik tertentu, maupun yang secara kebetulan terjadi di tempat-tempat orang berkumpul.
Seperti di masjidmasjid menjelang tibanya waktu shalat dan atau di balai-balai pertemuan sebelum suatu acara berlangsung.
Memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membahas satu topik tertentu melalui saresehan akan besar faedahnya dalam kerangka dakwah. Banyak orang yang kurang mampu menyampaikan satu gagasan atau idea melalui forum lain, tetapi ia mampu menyampaikannya melalui forum saresehan itu.
Cara Dakwah Mauizhah Hasanah (Nasehat): Penataran atau kursus-kursus
Dakwah Islamiyah bukanlah kewajiban yang bersifat sementara atau temporer melainkan berkelanjutan dan berkesinambungan. Karena itu tugas dakwah harus diestafetkan melalui penataran-penataran atau istilah lain kaderisasi sesuai tuntutan zaman yang terus berkembang, dengan kurikulum yang relevant, didukung oleh tenaga ahli sesuai dengan bidangnya.
Keadaan masyarakat yang demikian heterogen (macam-macam) di dalam penyelenggaraan kaderisasi dakwah tersebut seyogyanya yang diikutsertakan tidak hanya terdiri dari satu kelompok masyarakat tertentu saja, tetapi eksponen kelompok masyarakat yang lainnyapun diikut sertakan secara terpisah, seperti:
- Pegawai atau karyawan
- Seniman/seniwati
- Nelayan
- Para guru e. Para sesepuh dan tokoh pemuda.
Kaderisasi seperti itu diadakan beberapa tahap sesuai keperluan agar mereka lebih banyak lagi memperoleh bekal.
BACA JUGA:Â 3 Tahapan Dakwah yang Perlu Diperhatikan
Cara Dakwah Mauizhah Hasanah (Nasehat): Pengajian berkala di majelis ta’lim
Masyarakat yang sudah beragama perlu memperoleh pembinaan secara terus-menerus supaya keislamannya terus meningkat dan mantap. Oleh karena itu fungsi Majelis Ta’lim lebih banyak bersifat pembinaan daripada dakwah.
Sebab yang dihadapinya terdiri dari Orang-orang yang sudah beragama Islam. Untuk sampai kepada tingkatan muslim. yang ta’at dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya harus ditempuh beberapa tahap pembinaan ialah:
- Menumbuhkan kesadaran beragama dengan keimanan.
- Mengisi kepribadian dengan akhlak Islam.
- Meningkatkan pengenalan ilmu tulis baca Al-Our’an serta pemahamannya.
- Berpandangan hidup secara Islam.
Para peserta yang sudah berpandangan jauh tentang Islam seyogyanya tidak lagi dijadikan objek dakwah ataupun pembinaan, melainkan harus dijadikan subjek dakwah memperkuat barisan du’aat.
Materi pengajiannya sebaiknya tidak terbatas kepada materi rutin tentang agiidah, ibadah dan akhlag dalam artian yang sempit, tetapi masalah-masalah aktual yang menyangkut lingkungan hidup dan kemasyarakatan perlu mendapat tempat dalam pengajian.
Seperti: Kesehatan, Keamanan, Kerukunan, Kesejahteraan Keluarga, Transmigrasi, Kegotong-royongan dan Perkoperasian. Yang tentu kesemuanya harus disenafaskan dengan ajaran Islam (integrited).
Ini penting artinya agar ummat Islam diajak serta mengikuti perkembangan sosial kemasyarakatan dari masa ke masa, tidak dikatagorikan kepada orang yang ketinggalan zaman, padahal Al-Our’an mengajarkan orang supaya banyak membaca, baik membaca huruf gur’aniyah maupun kauniyah (situasi).
Cara Dakwah Mauizhah Hasanah (Nasehat): Ceramah
Ceramah ini adalah methoda dakwah atau pembinaan yang paling sering dipergunakan daripada methoda yang lainnya mengingat lebih mudah dan praktis di dalam penyelenggaraan.
Ceramah ini biasanya dihadiri oleh masyarakat tertentu atau karyawan tertentu sehingga massa yang hadir dapat dikatagorikan kepada massa konkrit yang lebih banyak menggunakan ratio (akal) daripada emosi (perasaan).
Oleh karena itulah dalam methoda ceramah ini disediakan waktu acara tanyajawab, untuk menghilangkan keraguan atas apa yang dianggap kurang jelas atau kurang puas, asal saja tidak menyimpang dari acara pokok.
Ceramah ini kadang-kadang dihadiri oleh umum sehingga istilahnyapun berubah menjadi ceramah umum, keadaannya mirip tabligh, massa yang hadirpun sudah tidak merupakan massa yang konkrit lagi, karenanya tidak perlu disediakan waktu untuk tanya-jawab. []
Sumber: Buku “Da’wah dan Teknik Berkhutbah” Karya: DRS. KHA. Syamsuri Siddiq