LAILA Al-Ghifariyah adalah sosok perempuan cilik yang ikut berjuang di medan perang. Dia bertugas mengobati para sahabat yang terluka di medan perang. Namanya mungkin tidak setenar sahabat di kalangan muslimah lainnya seperti Asma binti Abu Bakar dan Khaulah binti Azwar. Namun, nama Laila Al-Ghifariyah pun tercatat dalam sejarah.
Dalam sejarah Islam tercatat sejumlah wanita muslim atau muslimah yang menjadi sahabat Nabi Muhammad ﷺ. Ada banyak sahabat Nabi dari kalangan muslimah yang turut berjuang dalam berdakwah dan menegakkan ajaran Islam. Tak sedikit dari mereka yang bahkan ikut terjun ke medan perang. Salah satunya adalah Laila Al-Ghifariyah (wafat 40 H).
BACA JUGA: Musaikah At-Taibah, Sahabat Wanita yang Menjadi Sebab Turunnya Surat An-Nur: 33-34
Imam at-Thabarani meriwayatkan dari Laila Al-Ghifariyah dia berkata: “Aku pernah keluar berjihad bersama Rasulullah ﷺ dan aku mengobati orang-orang yang luka (Maima’uz-Zawa’id).
Selain Laila Al-Ghifariyah, ada juga beberapa Shahabiyah Nabi yang bertugas membantu Sahabat yang terluka di antaranya Ummu Sinan al-Aslamiyah, Ummu Ziyad al-Asyja’iyah, Umayah binti Qais al-Gifariyah, Ummu Dlahhak binti Mas’ud, Ummu Kabsyah al-Qudha’iyah.
Dalam Sirah Ibn Hisyam tentang peristiwa perang Khaibar, dikisahkan bahwa saat melewati kabilah Ghifar menuju Khaibar di utara Madinah, Nabi dan pasukan disambut kaum wanita dari anak-anak hingga orang tua. Mereka berdesak-desakan mengikuti prajurit untuk menawarkan bantuan.
BACA JUGA: saKetahuilah! Berikut Kisah Nabi Muhammad ﷺ dari Lahir hingga wafat
Di antara kaum wanita itu terdapat seorang anak yang baru menginjak remaja. Namanya Laila, anak yang cerdas dan penuh semangat. Nabi merasa kasihan karena Laila masih kecil dan berjalan kaki. Kemudian Beliau menaikkannya ke unta beliau.
Nabi berhenti dan Laila ikut turun. Rupanya ada darah di pelana yang diduduki sahabiyah yang masih remaja itu. Laila sangat malu. Ia kembali menaiki unta itu untuk menutupi darah haidnya yang pertama itu agar tidak telihat oleh Baginda Nabi.
“Ada apa denganmu? kamu haid?” tanya Nabi lembut.
Laila tertunduk dan salah tingkah. Sambil malu-malu ia menjawab: “Iya Rasulullah.” Baginda Nabi tidak risih dan tidak gusar.
“Bersihkan dirimu, ambil air satu bejana beri garam, lalu bersihkan pelana yang terkena darah. Setelah itu kembalilah ke tempat dudukmu semula,” kata Nabi.
BACA JUGA: Wanita Haid Baca Alquran, Apa Hukumnya?
Nabi tetap bersikap tenang, membiarkan Laila bersama beliau untuk membuktikan bahwa ia istimewa diantara kaum wanita. Nabi berhasil menundukkan Khaibar dan pulang dengan membawa sejumlah harta ghanimah, dan memberikan sebagiannya kepada kaum wanita Ghifar.
Laila mendapat seuntai kalung pemberian Nabi. Beliau sendiri yang mengalungkan ke lehernya, bukti bahwa beliau mencintai, menghormati dan memberi semangat gadis itu.
Bagi Laila, bukan kalung indah itu yang membuatnya bahagia, melainkan sikap beliau yang luar biasa kepadanya. Laila tak pernah melepaskan kalung agar tidak hilang. []
Referensi: Sirah Nabawiyah-Ibnu Hisyam/Karya: Ibnu Hisyam/Penerbit: Qisthi Press/Tahun: 2019