Oleh : Ummu Jeevan (Indri Wahyuni Putri)
indri.poetri@gmail.com
“SEKOLAH tinggi-tinggi, sarjana kok cuma jadi ibu rumah tangga?”
Begitulah mungkin yang akan sering kita dengar ketika setelah menikah memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang mudah dan tentu memiliki tanggung jawab yang besar seperti sabda Rasulullah ﷺ: “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepengurusannya.” (HR Muslim)
Di dalam islam, kedudukan seorang ibu sangatlah mulia dan istimewa sehingga seorang anak diwajibkan hormat kepada ibu terlebih dahulu sebelum kepada ayah. Dalam sebuah hadist, Rasulullah ﷺ ketika ditanya siapa yang paling berhak untuk dihormati diantara ayah dan ibu, beliau menjawab “Ibumu hingga tiga kali kemudian ayahmu.” (HR. Al Bukhori)
BACA JUGA: 7 Tips Mengatasi Masalah Dapur, Praktis untuk Ibu Rumah Tangga yang Hobi Masak
Tetapi, saat ini masih banyak yang meremehkan kedudukan seorang ibu dan menganggap bahwa pekerjaan ibu rumah tangga sangatlah mudah jadi, tak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk mengurus rumah tangga, anak dan suami.
Meraih pendidikan yang tinggi merupakan cita-cita bagi banyak orang dan tidak semua orang beruntung bisa berhasil meraihnya. Tak heran jika seorang sarjana, lulusan pendidikan tinggi namun memutuskan menjadi ibu rumah tangga dianggap menjadi keputusan yang salah.
Hidup akan selalu banyak memberikan tawaran dan menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan. Jadi tak ada salahnya jika kita memilih menjadi ibu rumah tangga. Karena ibu rumah tangga juga termasuk meniti karir di rumah.
Ada anak yang harus ditarbiyahi atau dididik dengan baik, ada harta suami yang harus diatur dan dijaga sebaik-baiknya, ada pekerjaan rumah tangga yang butuh penanganan dan pengaturan. Semua ini merupakan pekerjaan yang mulia dan berpahala di sisi Allah walaupun tidak berpenghasilan/bergaji.
Tetapi akan ada balasan yang besar kelak apalagi yang dihasilkan adalah anak-anak yang sholih dan sholihah. Karena anak merupakan aset yang berharga serta merupakan investasi dunia dan akhirat yang akan menjadi amal jariyah bagi orang tua.
“Jika anak Adam mati, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Untuk itu menjadi ibu rumah tangga juga membutuhkan ilmu apalagi seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya.
BACA JUGA: Siapa Bilang Profesi Ibu Rumah Tangga Bikin Gak Pede?
Karir mungkin bisa gagal, bisnis mungkin bisa gagal toh masih bisa diulang tetapi, mendidik anak harus berhasil karena tidak akan pernah diulang.
“Tidak ada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang terbaik. ” (HR Al Hakim : 7679)
Setinggi apapun pendidikan seorang wanita karir terbaiknya adalah dirumah, bayaran termahalnya adalah ridho suami, dan prestasi terbesarnya adalah ketika berhasil mencetak anak yang sholih dan sholihah. []