GHIBAH merupakan perbuatan menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain. Dalam istilah sehari-hari atau paling populer, ghibah disebut juga dengan nama gosip. Harus kita pahami bahwa perbuatan ghibah berisiko menimbulkan fitnah.
Secara etimologi, berdasarkan Kamus Arab Indonesia, ghibah berasal dari kata ghaabaha yaghiibu ghaiban yang berarti ghaib, tidak hadir. Berdasarkan etimologi, ghibah adalah bentuk “ketidakhadiran seseorang” dalam sebuah pembicaraan.
Perkataan apa saja yang bisa menggambarkan arti ghibah? Ghibah adalah segala perkataan yang menyebutkan aib badannya, keturunannya, akhlaknya, perbuatannya, urusan agamanya, dan urusan dunianya.
Dalam Islam, gosip bertujuan menghancurkan orang lain. Syekh Yusuf Al Qardhawi dalam kitab Al Halal Waal Haram Fi al Islam mengatakan, arti gosip biasanya ditujukan untuk menghancurkan orang lain.
BACA JUGA: Jangan Memakan Bangkai Saudaramu! 6 Kisah Ruginya Gosip
Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Adzkar mengikuti pandangan Al-Ghazali bahwa arti gosip atau gibah adalah menceritakan tentang seseorang dengan sesuatu yang dibencinya baik badannya, agamanya, dirinya (fisik), perilakunya, hartanya, orang tuanya, anaknya, istrinya, pembantunya, raut mukanya yang berseri atau masam, atau hal lain yang berkaitan dengan penyebutan seseorang baik dengan lafad (verbal), tanda, ataupun isyara.
Yusuf Al Qardhawi mendefinisikan arti ghibah atau gibah sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al Halal Waal Haram Fi al Islam sebagai berikut.
Gosip adalah suatu keinginan untuk menghancurkan orang, suatu keinginan untuk menodai harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain, sedang mereka itu tidak ada di hadapannya.
Hal tersebut ditegaskan pula dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Bagaimana cara agar kita bisa menghindari ghibah? Berikut beberapa tips untuk menghindari gosip, di antaranya:
8 Cara Menghindari Ghibah
1. Berpikir Positif
Ketika ada seorang teman memancing untuk membicarakan keburukan orang lain, seseorang akan menolak dengan perlahan dan khusnudzon atau berprasangka baik terlebih dahulu kepada orang yang akan dibicarakan tersebut.
2. Perbanyak Istighfar
Seorang muslim hendaknya memperbanyak istighfar kepada Allah untuk memohon ampunan atas segala dosa yang ia sengaja maupun tidak disengaja. Memperbanyak istighfar akan membuat seseorang senantiasa mengingat segala dosanya dan menghindari gibah.
3. Intropeksi Diri
Intropeksi diri akan membuat seseorang merasa malu jika harus membicarakan keburukan orang lain sedangkan diri sendiri masih memiliki banyak kesalahan yang harus dibenahi.
4. Mengingat Kebaikan
Sebelum membicarakan keburukan seseorang, alangkah baiknya jika mengingat kebaikan orang tersebut terlebih dahulu. Maka, keinginan untuk membicarakan keburukan seseorang perlahan akan menghilang karena paham bahwa sebagai manusia biasa, pasti memiliki sisi baik dan sisi buruk.
5. Berkumpul dengan Orang Saleh
Tidak dapat dipungkiri jika pergaulan merupakan hal yang dapat membawa dampak besar pada kehidupan sehari-hari seseorang. Maka agar terhindar dari pergaulan yang salah, ada baiknya seorang muslim harus memilih dengan siapa ia berkumpul.
6. Menjaga Lidah dan Lisan
Seseorang dapat gibah karena dirinya tidak bisa menjaga lidah dan mulutnya untuk berkata sesuatu yang baik. Ketika tahu apa yang akan dibicarakan merupakan hal yang buruk, lebih baik tidak usah dikatakan, supaya terhindar dari bahaya lisan.
BACA JUGA: Inilah Bahaya dan Hukum Ghibah dalam Islam
7. Saling Mengingatkan
Ketika ada seorang teman memancing untuk membicarakan keburukan orang lain, maka sebagai seorang muslim yang baik hendaknya mengingatkan teman bahwa ghibah adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah.
8. Menyadari Perbuatan yang Buruk
Agar tidak melakukan gibah, seseorang harus menyadari bahwa gibah adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah karena keburukan yang didapat tidak hanya pada orang yang menjadi bahan pembicaraan melainkan juga pada si pelaku gibah. []