TIADA sah shalat tanpa membaca Surat Al-Fatihah. Keutamaan Surat Al-Fatihah dalam shalat memang sudah diterangkan oleh Nabi Muhammad ﷺ dengan jelas.
Banyak sekali orang yang tegesa-gesa ketika shalat, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan. Salah satu penyebabnya adalah karena ketidaktahuan arti dan maknanya. Padahal kekhusyukan dalam sholat sulit terjadi saat seseorang tidak paham dengan apa yang mereka baca.
Ibnu Abbas berkata,
“Kamu tidak mendapatkan apa-apa dari shalatmu selain apa yang kamu mengerti darinya.”
“Dua rakaat sederhana yang penuh penghayatan lebih baik daripada qiyamul-lail namun hatinya lalai.”
Perkara sholat memang tidak bisa disepelekan. Mengabaikan perkara kecil saja dalam sholat imbasnya sungguh sangat besar.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya ada seseorang yang sholat selama 60 tahun, namun tidak diterima (oleh Allah) amalan sholatnya selama itu walau satu sholatpun. Boleh jadi (sebabnya) dia sempurnakan ruku’-nya tetapi sujudnya kurang sempurna, demikian pula sebaliknya” (Hadis Hasan, riwayat Ibn Abi Syaibah dari Abu Hurairah RA, Shahih al-Targhib, no. 596)
BACA JUGA: 6 Hal Pengundang Pertolongan Allah kala Menghadapi Badai
Keutamaan Surat Al-Fatihah dalam Shalat, Jika Shalat Tergesa-gesa
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Pada suatu hari Rasulullah melihat seseorang sedang sholat dengan gerakan yang cepat, tanpa menyempurnakan posisi sujud dan ruku’-nya, maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
(Kalau dia mati dalam kondisi sholat model begini, maka dia mati bukan di atas (petunjuk) agama Muhammad shalallahu’alaihi wasallam (HR. Ibnu Abi Syaibah, At-Thabrany, dan lainnya. Shahih al-Targhib no. 528)
Dalam sholat terjadi dialog antara Rabb dan hambaNya. Inti dialog tersebut adalah ada pada bacaan surat Al-fatihah. Saat seseorang selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan hambaNya.
Keutamaan Surat Al-Fatihah dalam Shalat, Dialog Utama
Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah Ta’ala berfirman,
“Aku membagi al-Fatihah menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku.”
Artinya, tiga ayat di atas Iyyaka Na’budu Wa iyyaka nasta’in adalah Hak Allah, dan tiga ayat ke bawahnya adalah urusan HambaNya.
Ketika Kita mengucapkan “AlhamdulillahiRabbil ‘alamin”.
Allah menjawab: “Hamba-Ku telah memuji-Ku.”
Ketika kita mengucapkan “Ar-Rahmanir-Rahim”.
Allah menjawab: “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.”
Ketika kita mengucapkan “Maliki yaumiddin”.
Allah menjawab: “Hamba-Ku memuja-Ku.”
Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”.
Allah menjawab “Inilah perjanjian antara Aku dan Hamba-Ku.”
Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzinaan’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.”
Keutamaan Surat Al-Fatihah dalam Shalat, Perjanjian dengan Allah
Allah menjawab “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (HR. Muslim no.395)
Pada ayat terakhir Allah akan menjanjikan hambaNya yang meminta kepadaNya diberikan jalan terbaik seperti orang yang diberi nikmat (yang sudah pasti).
Dari Ibnu Abbas, bahwa makna firman Allah Swt., “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka” (Al-Fatihah: 7) ialah orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka berupa ketaatan kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu; mereka adalah para malaikat-Mu, para nabi-Mu, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh.(Tafsir Ibnu Katsir).
BACA JUGA: Inilah 4 Keutamaan Surat Al Fatihah yang Wajib Diketahui Muslim
Keutamaan Surat Al-Fatihah dalam Shalat, Petunjuk yang Lurus
Begitu luar biasanya keutamaan saat seseorang bisa memahami apa yang dia baca dalam sholatnya, terutama saat terjadi dialog inti antara Rabb dan hambaNya -pada surat Al-fatihah- yakni berupa petunjuk ke jalan yang lurus dan dikabulkannya permintaan.
Bukankah mendapatkan petunjuk hingga akhir ayat adalah termasuk hal yang paling bernilai untuk seorang mukmin?
Wallahu a’lam bi showab. []