ORANG di Indonesia mana yang tidak kenal Gus Baha. Bernama lengkap KH. Bahauddin Nursalim, beliau dikenal banyak orang karena dakwahnya yang asyik, santai namun sarat makna dan pelajaran.
Satu kali, ketika tampil di acara Mata Najwa, Gus Baha memaparkan soal dakwah dan penampilannya yang simpatik itu.
“Jadi komitmen hati saya hanya ingin mengenalkan ajaran Allah ini indah,” paparnya. “:Ajaran Allah ini solusi. Saya ndak pernah kepikiran kalau itu jadi viral atau terkenal. Sampai sekarang pun saya ndak tahu kalau itu (dakwah saya) terkenal.”
BACA JUGA: Apa Arti MZ pada Nama Sang Dai Sejuta Umat?
Gus Baha mengaku tak peduli dengan ketenaran. Bahkan untuk berkomunikasi, Gus Baha mempercayakannya kepada sang adik.
“Saya nggak punya WA (WhatsApp) sampai sekarang. Makanya lewat adik,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidul Quran LP3IA Rembang, ini.
Ketika mendengar bahwa dakwahnya terkenal, aku Gus Baha, dirinya teringat kisah Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam ketika diperintahkan Allah untuk menyampaikan kewajiban haji.
“Beliau mengatakan, ‘Saya bisa apa? Suara saya terbatas ya Allah’. Kemudian Allah jawab, ‘Sampaikan saja. Nanti saya yang menyampaikan sehingga orang di seluruh dunia bisa mendengar, yang ditakdirkan bisa berangkat haji’.”
Dari kisah ini, Gus Baha memahami bahwa kenabian harus dimaklumatkan. Apalagi dalam sebuah Hadits Qudsi ditegaskan bahwa Allah menciptakan makhluk agar Allah dikenal.
BACA JUGA: Kiai Malu Rumahnya Lebih Bagus daripada Masjid
“Bahwa Allah yang menyampaikan, sehingga tidak jadi beban untuk saya harus perlente, harus gaya. Saya tetap biasa seperti ini. Karena ini pakaian yang saya kenal, saya merasa nyaman. Syukur-syukur ini mewakili ‘bilisani qaumi’ karena saya orang Indonesia, ndeso lagi,”
Gus Baha beralasan, keinginannya untuk menerangkan hukum Allah itu bukan karena ia ingin dikenal tapi supaya hukum Allah itu dikenali, dipahami. []