SEBAGAI manusia, tentunya kita harus bersosialisasi dengan banyak orang dengan karakter dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Namun, tak jarang kita sering menemui orang yang menurut dirinya bahkan sebagian orang lain pintar, padahal sebenarnya ia adalah orang bodoh.
Nah, tahukah kamu siapa sebenarnya orang bodoh dalam Islam?
Abu Darda ra berkata, “Tanda orang bodoh itu ada tiga: pertama, bangga diri (ujub). Kedua, banyak bicara yang tidak ada manfaatnya. Ketiga, melarang orang lain berbuat buruk, tapi ia sendiri malah melakukannya.” (‘Uyuunu Al Akhbaar, karya Ibnu Qutaibah II/39).
BACA JUGA: Ciri Orang Sombong, Menolak Kebenaran
Orang sombong
Ciri pertama orang bodoh yaitu orang yang bangga dengan dirinya sendiri, yakni merasa paling hebat, pintar, baik, kaya dibandingkan orang lain. Padahal Rasulullah SAW telah mengancam orang yang sombong ini dalam sabdanya,
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi.” (HR. Nasa’i).
Banyak bicara
Ciri orang bodoh yang kedua adalah orang banyak bicara yang tidak ada manfaatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau diam.” (HR. Bukhari).
Saking pentingnya perintah menjaga lisan ini, Nabi SAW menjamin Surga bagi siapa saja yang mampu bicara baik, “Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari).
Melarang orang lain berbuat buruk, ia malah melakukannya
Ciri orang bodoh ketiga adalah melarang orang lain berbuat buruk, tapi ia sendiri melakukannya. Allah SWT telah mengancam orang-orang seperti ini seperti dalam firman-Nya, “Mengapa kalian mengajak orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kalian melupakan diri (akan kewajiban)mu sendiri, padahal kalian membaca Al kitab? Maka tidaklah kalian berfikir?” (QS. Al-Baqarah: 44).
BACA JUGA; Cara Umar bin Khattab Hilangkan Perasaan Sombong
Terkait hal di atas, dalam Shahih Al Bukhari (hadis no; 1356) dari Anas ra ia berkata, “Ada seorang anak Yahudi membantu Nabi Muhammad SAW, ketika anak itu jatuh sakit, Nabi SAW menjenguknya.
Lalu, Nabi SAW duduk disamping kepalanya sambil berpesan: “Masuklah Islam”, anak itu menoleh ke wajah ayahnya minta persetujuan. Maka ayah yang ada disampingnya menjawab, “Taatilah Abul Qasim.” Ayah anak yang Yahudi itu mengizinkan anaknya masuk Islam, tapi ia sendiri masih tetap dalam kekufurannya. Wallahua’lam. []