SEORANG muslim harus tahu apa itu Aqiqah dalam Islam. Karena ketika kelak memiliki anak, salah satu sunnah yang dianjurkan adalah melaksanakan Aqiqah.
Aqiqah dalam Islam sendiri merupakan salah satu sunnah muakkadah. Ini merupakan sunnah para nabi yang dilakukan sejak Nabi Ibrahim.
Mengutip Republika, pakar ushul fikih dari Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo Jawa Timur, KH Afifuddin Muhajir, mengatakan, hukum melakukan Aqiqah dalam Islam memang tidak wajib, tetapi sunnah.
BACA JUGA: Anak Meninggal saat Lahir Apakah Harus Diaqiqahi?
Aqiqah dalam Islam, dan 4 Hikmahnya
Walau demikian, Rasulullah SAW menganjurkan untuk melaksanakan Aqiqah tidak hanya melalui lisan, tetapi juga praktik. Rasulullah SAW mengaqiqahi kedua cucunya, Hasan dan Husain, pada hari ketujuh setelah kelahiran.
Dalam hadits Ibnu Abbas, Rasulullah SAW menyembelih kambing untuk Hasan bin Ali bin Abi Thalib dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW. Dalam hadits riwayat Samurah bin Jundab, Rasulullah bersabda:
كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ، تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ، وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى
“Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” (Hadits ini riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ad-Darimi.)
Sementara itu dilansir di aboutislam.net dosen senior dan sarjana Islam di Institut Islam Toronto, Ontario, Kanada, Syekh Ahmad Kutty menjelaskan bahwa karena kebiasaan ini terus berlangsung bahkan sebelum Nabi Muhammad SAW berdakwah. Maka, banyak ritual yang ditambahkan dengan adat-istiadat setempat, terutama di negara Arab.
Nabi Muhammad kemudian diutus oleh Allah untuk mengembalikan kemurnian ajaran Nabi Ibrahim, termasuk ritual ibadah Aqiqah yang juga telah bercampur ritual adat.
Aqiqah dalam Islam, dan 4 Hikmahnya
Proses Aqiqah dalam Islam sebenarnya tak hanya menyembelih hewan kurban, tetapi juga mencukur rambut kepala anak dan menyumbangkan emas atau perak sesuai berat rambut kemudian disedekahkan. Sedangkan, daging hasil sembelihan pun juga disedekahkan sebagai ucapan syukur kemudian memberikan nama yang baik kepada anak.
Jika memang ragu untuk mencukur sendiri, orang tua bisa meminta orang lain yang telah berpengalaman mencukur rambut anak dan menimbangnya.
Menimbang rambut bisa dengan timbangan bahan makanan atau jika tidak memilikinya maka bisa mengira-ngira saja, dengan jumlah yang dilebihkan.
Hal ini karena memberi sedekah lebih banyak tentu lebih baik daripada kurang. Selain itu mencukur rambut anak baru lahir juga akan menghilangkan kotoran pada rambut tersebut sehingga tumbuh rambut yang lebih baik.
Adapun jika ingin mengadakan pesta, orang tua harus memastikan untuk membagikan daging sembelihan kepada kaum dhuafa. Karena tujuan awal sunnah ini bukanlah memberi makan mereka yang kaya dan berkecukupan, melainkan untuk memberi makan orang miskin dan fakir.
Cara alternatif adalah dengan memilih beberapa keluarga miskin dan menawarkan sebagian daging kepada mereka, jika tidak dapat mengundang mereka ke pesta.
Mengutip buku Doa Mengharap Anak Shaleh karya Hendri Kusuma Wahyudi, tidaklah Allah SWT memerintahkan sesuatu kepada manusia melainkan demi kebaikan manusia itu sendiri. Allah menganjurkan aqiqah untuk anak melalui Nabi-Nya tiada lain dengan tujuan yang luas, di antaranya :
1. Aqiqah dalam Islam merupakan suatu pengorbanan yang bisa mendekatkan anak kepada Allah pada masa awal ia menghirup udara kehidupan.
2. Aqiqah dalam Islam merupakan media untuk menunjukan dan mengungkapkan rasa syukur atas diberikannya seorang anak. Dalam hal ini, aqiqah dalam Islam lebih berfungsi sebagai sarana berbagi kebahagiaan dengan orang lain, terutama fakir miskin.
Aqiqah dalam Islam, dan 4 Hikmahnya
BACA JUGA: Pelajaran Penting Seputar Aqiqah
3. Mempererat tali persaudaraan di antara masyarakat. Dalam hal ini, aqiqah dalam Islam bisa menjadi semacam komunikasi dan interaksi sosial yang sehat. Sebab sesama muslim adalah saudara yang diikat dalam satu akidah Islam.
4. Aqiqah dalam Islam mengajarkan sikap peduli sosial. Dalam hal ini Allah menegaskan dalam Al-Quran, “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah [5] : 2)
Terlihat jelas bagaimana Allah mengatur segala aspek kehidupan di muka bumi ini dengan begitu sempurna. Tak hanya aturan mengenai ibadah kepada Allah, namun lebih dari itu Allah memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling berbagi satu sama lain melalui perintah Aqiqah dalam Islam ini. []