BERKATA Imam Muqotil, “Ketika kaum Nuh mendustakan Nabi Nuh AS, Allah SWT mengazab kaum Nabi Nuh dengan kemarau panjang. Mereka tidak diturunkan hujan dalam waktu empat tahun lamanya. Akibat derita kemarau panjang, banyak wanita mengalami kemandulan, banyak orang tua yang mati kelaparan, dan banyak tanaman yang mati karena kekeringan.
BACA JUGA: Ujian Nabi Nuh Datang Melalui Sang Istri
Pada akhirnya, kaum yang mendustakan Nuh itu mendatangi Nabi Nuh AS dan meminta beliau agar berkenan untuk memohonkan turun hujan kepada Tuhannya. Kedatangan mereka disambut baik oleh Nabi Nuh.
Beliau berharap kaumnya menyadari kesalahan dengan mendustakan dirinya. Nabi Nuh AS mengatakan kepada kaumnya, bahwa terjadinya kemarau panjang akibat mendustakan dirinya sebagai rasul Allah SWT, enggan menerima kebenaran yang disampaikan, dan tidak mau menuruti petunjuk-petunjuk Allah.
Kemudian, Nabi Nuh AS memerintahkan mereka agar mengadakan pertobatan masal dan melakukan istighasah (doa untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT) bersama-sama, jika mereka benar-benar ingin Allah turunkan hujan.
Atas saran dan petunjuk Nabi Nuh AS, mereka segera berkumpul dan mengadakan pertobatan dan istighasah sesuai dengan ajakan Nabi Nuh AS.
Di dalam istighasah tersebut, Nabi Nuh AS mengajak mereka untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Mereka terus-menerus membaca kalimah istighfar dan memohon ampun atas dosa dan kesalahan mereka.
BACA JUGA: Nabi Nuh Bikin Bahtera Lebih dari 40 Tahun, Ini 11 Fakta Lainnya!
Akan tetapi, setelah turun hujan, tidaklah sesuai dengan harapan Nabi Nuh AS. Mereka kembali berbuat dusta dan menzhalimi Nabi Nuh AS.
Akhirnya, mereka diazab oleh Allah SWT dengan banjir besar hingga binasa, kecuali sedikit dari orang-orang yang beriman yang selamat. (Dinukil dari Tafsir Qurtubi, 18/302) []
Sumber: Dahsyatnya Doa Para Nabi/Karya: Syamsuddin Noor, S.Ag./Penerbit: PT WahyuMedia