RASULULLAH SAW memiliki beberapa sahabat yang menjadi pembantu Beliau untuk meringankan kesibukan Nabi sebagai seorang pemimpin agama dan negara. Di antara pembantu Rasulullah SAE adalah Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami ra.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Rabi’ah bin Ka’ab ra bercerita:
Aku adalah seorang yang membantu Nabi. Beliau berkata padaku, “Wahai Rabi’ah, apakah kau tidak ingin menikah?”
“Demi Allah, wahai Rasulullah, aku belum ingin menikah. Aku tak punya sesuatu yang bisa menanggung seorang wanita. Selain itu, aku tak ingin ada hal yang membuatku sibuk dari melayanimu,” jawabku.
Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW kembali bertanya untuk kedua kalinya, “Wahai Rabi’ah, apakah kau tidak ingin menikah?”
“Aku belum ingin menikah. Aku tak punya sesuatu yang bisa menanggung seorang wanita. Selain itu, aku tak ingin ada sesuatu yang membuatku sibuk dari melayanimu,” jawabku tanpa mengubah pendirian.
Rasulullah SAW pun berlalu. Kali ini aku merenungi diriku. “Demi Allah, sungguh Rasulullah SAW tahu sesuatu yang terbaik untuk kehidupan duniaku dan akhiratku. Dia lebih tahu dari diriku. Demi Allah. seandainya ia kembali bertanya tentang menikah, akan kukatakan kepadanya, ‘Iya Rasulullah, perintahkanlah aku dengan sesuatu yang engkau kehendaki,’” gumam Rabi’ah.
Untuk ketiga kalinya Rasulullah kembali bertanya, “Wahai Rabi’ah, apakah kau tidak ingin menikah?”
“Tentu mau, perintahkan aku dengan apa yang Anda kehendaki,”jawabku yakin.
Lalu Beliau SAW memerintahkan, “Pergilah ke keluarga Fulan. Suatu kampung dari kalangan Anshar lalu katakan pada mereka, Rasulullah SAW mengutusku agar kalian menikah, mereka sama sekali tidak minta penjelasan padaku. Kemudian aku kembali menemui Rasulullah SAW dalam keadaan haru. Beliau bertanya, “Apa yang terjadi padamu wahai Rabi’ah?”
“Wahai Rasulullah, aku menemui suatu kaum. Mereka menikahkanku, memuliakanku, dan bersikap baik kepadaku. Mereka sama sekali tidak meminta bukti. Hanya sayangnya, aku tidak memiliki mas kawin,” jawabku.
Rasulullah SAW lalu berkata, “Wahai Buraidah al-Aslami, kumpulkan untuknya sebiji emas.”
Mendengar hal itu, para sahabat mengumpulkan biji emas untukku. Kuambil apa yang telah mereka kumpulkan. Kemudian aku kembali menghadap Nabi SAW. Beliau berkata, ‘Pergilah kepada mereka dengan membawa ini. Katakan! ini adalah mas kawinnya’. Aku berangkat menemui mereka dan kukatakan, “Ini mas kawinnya”. Mereka pun ridha dan menerimanya. “Mas kawin seperti ini sudah sangat banyak dan baik sekali,” kata keluarga calon istri.
Rabi’ah al-Aslami ra melanjutkan:
Lalu aku pulang menemui Nabi dalam keadaan sedih. Beliau bertanya, “Wahai Rabi’ah kenapa kamu bersedih?”
Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tak pernah melihat kaum yang lebih mulia dari mereka. Mereka rela dengan apa yang kuberikan dan berlaku sangat baik. Kata mereka, ini sangat banyak dan bagus. Hanya sayang, aku tak punya sesuatu yang bisa kugunakan untuk mengadakan walimah. Beliau bersabda, “Wahai Buraidah, tolong kumpulkan kambing untuknya”.
Lalu mereka mengumpulkan kambing yang banyak dan gemuk. Setelah itu, Rasulullah SAW berkata padaku “Pergilah dan temuilah Aisyah dan katakan padanya agar dia mengirim beberapa keranjang berisi makanan.” Aku pun menemuinya dan kukatakan padanya segala yang Rasulullah SAW Pperintahkan padaku.
Ummul mukminin Aisyah ra mengatakan, “Ini keranjang berisi sembilan sha’ gandum. Demi Allah, jika besok ada makanan lain, ambillah. Kuambil makanan itu dan kubawa menuju Nabi SAW. Ku-kabarkan pada beliau apa yang dikatakan Aisyah. Lalu beliau bersabda, “Bawalah barang-barang ini ke sana, dan katakan pada mereka agar mereka gunakan untuk membuat roti.” Aku berangkat ke sana sambil membawa kambing dan berangkat bersama beberapa orang dari Aslam.
Hanya dengan daging dan roti aku mengadakan walimah dengan mengundang Rasulullah SAW. Beliau pun memenuhi undanganku. []
Sumber: http://kisahmuslim.com/5585-apakah-kau-tak-ingin-menikah.html []