BAHASA Arab adalah bahasa pertama di dunia. Bahasa Arab kunci pertama belajar agama Islam.
Pada masa kekhilafahan Islam bahasa Arab adalah bahasa internasional. Namun sejak abad ke-7 H bahasa Arab mulai diremehkan terutama saat pintu ijtihad ditutup. Pada saat Turki Usmani menguasai dunia Arab, mereka mengumumkan bahwa bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa negara melainkan bahasa Turki.
Hingga saat ini ketika standar kehidupan adalah materi, belajar bahasa Arab tidak lagi dianggap penting karena faktanya yang dibutuhkan dalam dunia kerja adalah bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
BACA JUGA: 5 Frase Bahasa Arab yang Terkenal di Budaya Pop
Islam memandang bahwa keberadaan bahasa Arab dan agama ibarat 2 sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Imam as-Syafii berpendapat bahwa hukum mempelajari bahasa Arab adalah fardhu’ain,
“Wajib bagi tiap Muslim untuk mempelajari bahasa Arab hingga kemampuannya bisa mengantarkannya untuk menunaikan kefarduan (yang ditetapkan kepada)-nya.”
Bahasa Arab, Bagian dari Agama
Syaikh Islam, IbnuTaimiyah, mengatakan,
“Sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama, dan mengetahuinya hukumnya fardhu yang diwajibkan, Sebab, memahami al-Kitab dan as-Sunnah hukumnya fardhu. Sementara semuanya itu tidak bisa dipahami, kecuali dengan memahami bahasa arab.”Suatu kewajiban yang tidak bisa sempurna, kecuali dengannya, maka ia wajib.”
Ketika melakukan sholat, berzikir, tilawatil Qur’an, bershalawat, membaca dan menghapalkan hadits atau membaca sumber hukum islam lainnnya adalah menggunakan bahasa Arab.
Bahasa Arab, Bahasa Rasulullah
Bahasa Arab juga bahasanya Rasulullah, bahasa Al-Quran dan kelak menjadi Bahasa syurga.
Salah satu kunci kekhusyu’an dalam shalat adalah paham dengan arti bacaannya. Bagaimana mampu meraih derajat khusyuk bila tidak paham apa yang dibaca?
Begitupun orang yang memahami arti bacaan al-Quran tentu lebih tinggi nilainya dibandingkan orang yang tidak memahami apa yang dibacanya.
Lantas, bagaimana mungkin kita bisa katakan bahwa bahasa arab itu bukan bahasa utama? Bagaimana mungkin kita berani membelakanginya dan tidak mau mempelajarinya…?
Imam Malik bin Anas (Pendiri mazhab Maliki)
Imam al Baihaqi meriwayatkan dari Imam Malik, dia berkata:
“Tidak akan ada seorang laki-lakipun yang tidak menguasai bahasa Arab berani menafsirkan al Quran dihadapkan kepadaku kecuali aku jadikan perbuatannya tersebut (sebagai alasan untuk) menghukumnya”. (Al-Baihaqi, Syu’abul Iman).
Imam as-Syathibi (Pakar Ushul Fiqh)
Di dalam al-Muwafaqat fi Ushul as-Syari’ah beliau mengatakan,
“Barang siapa ingin memahami al Quran, maka dari jalan bahasa Arablah Al-Qur’an difahami. Tidak ada jalan untuk memahaminya dari selain jalan ini”.
Kunci Pertama Belajar Agama, Karena Tidak Bisa Bahasa Arab
Imam Suyuthi juga meriwayatkan tentang kisah seorang Arab badui yang nyaris tersesat karena guru ngajinya tidak bisa bahasa Arab. Dan uniknya, itu hanya sebab satu huruf, yaitu huruf ‘athaf wawu (و) dan satu harokat, yakni kasrah, yang seharusnya dhommah.
BACA JUGA: 7 Keutamaan Belajar Bahasa Arab
Imam syafi’i mengembara selama 20 tahun demi mempelajari seluk beluk bahasa Arab, bahasa Arab fushah(fasih) dan balaghah, syair (sastra) dan ilmu bahasa Arab lainnya. Bahkan menetap selama 10 tahun di kabilah Hudzail (yang terkenal bahasa yang paling fasih)untuk mempelajari karakter, adat mereka dan menghapalkan syair-syair mereka.
Sebegitu pentingnya bahasa Arab hingga Imam Syafi’i yang merupakan asli orang Arabpun butuh puluhan tahun untuk mempelajarinya, bagaimana dengan kita?
Wallahu a’lam bi showab. []