NABI Nuh merupakan salah satu Nabi dalam Islam. Kisahnya dikenal pula dalam ajaran Yahudi dan Nasrani. Lantas, apa sebenarnya yang sampaikan Nabi Nuh kepada umatnya?
Dalam tafsir Surah Al-A’raf Ayat 59 dijelaskan bahwa manusia pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh mulai membangun peradabannya. Manusia pada awalnya masih menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan duniawi, mereka mulai menjauhkan diri dari agama sehingga semangat beragama mulai menurun.
BACA JUGA: Ini 8 Wasiat Nabi Nuh pada Anak-anaknya
Saat itulah Nabi Nuh diutus untuk memberi peringatan kepada mereka agar kembali ke jalan Allah yakni jalan untuk keselamatan mereka di dunia dan akhirat.
لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ
“Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat).” (QS Al-A’raf: 59)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah menceritakan tentang kisah Nabi Nuh dan kerasulannya.
Ajaran tauhid yang disampaikan Nabi Adam ditinggalkan oleh sebagian kaum di masa Nabi Nuh. Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka yang semula dibuat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, justru kemudian mereka jadikan sembahan atau sekutu Allah. Menurut mereka, patung-patung itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Akhirnya mereka lupa kepada Allah, dan memandang bahwa patung-patung itulah tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat anugerah dan ditakuti siksaannya.
Namun, Allah tidak membiarkan mereka terus-menerus dalam kesesatan. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya.
BACA JUGA: 5 Fakta Nabi Nuh, Salah Satunya Berdakwah Selama 500 Tahun
Kisah tentang kerasulan Nabi Nuh ini ditujukan kepada orang-orang Arab yang berada di Makah dan sekitarnya yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad ﷺ. Pengetahuan mereka tentang sejarah para Rasul dan umat-umat pada masa dahulu sangat sedikit sekali karena mereka sekadar mendengar dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berada di sekitar mereka.
Quran surat Al-A’raf Ayat 59 meyakinkan mereka bahwa sebenarnya Allah telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk memperingatkan mereka akan kemurkaan Allah disebabkan kekufuran mereka.
Setelah diutus menjadi Rasul dia menyeru kaumnya yang kafir agar meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Pencipta segala sesuatu Dialah Tuhan yang sebenarnya. Manusia wajib menyembah-Nya dengan penuh khusyuk dan tawadhu’.
Nabi Nuh mengemukakan kepada kaumnya tentang kekhawatirannya bahwa mereka akan memperoleh siksaan yang sangat pedih pada hari pembalasan nanti jika mereka tidak mengindahkan seruannya. Sebagian mufassirin memandang bahwa hari pembalasan yang dimaksud pada ayat ini adalah hari terjadinya taufan.
BACA JUGA: Kisah Nabi Nuh dan 3 Keteladanannya
Selanjutnya kekhawatiran yang dikemukakan kepada kaumnya menunjukkan bahwa dia telah berputus-asa setelah menjalankan dakwah dalam masa yang cukup lama, namun tidak ada tanggapan dari kaumnya, sebagaimana diketahui dari ayat lainnya.
“Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran).” (QS Nuh: 5-6)
Demikianlah dia diutus, yakni untuk meluruskan ajaran tauhid di kalangan kaumnya yang sudah jauh tersesat dan menyimpang. []
SUMBER: IHRAM