SUATU ketika, saudara-saudara Nabi Yusuf as. berkumpul semua, kecuali Bunyamin. Mereka membicarakan tentang tindakan ayah mereka, Nabi Yakub as. yang membedakan kasih sayangnya di antara anak-anaknya. Dalam anggapan mereka, Nabi Yakub as. telah bertindak tidak adil.
Musyawarah mereka itu menghasilkan keputusan bahwa Yusuf harus dilenyapkan dari rumah bapaknya, agar bapaknya mengalihkan perhatiannya kepada mereka. Yusuf bukan hendak dibunuh, melainkan dibuang saja ke tempat yang jauh.
Maka datanglah saudara-saudara Nabi Yusuf kepada bapaknya untuk meminta izin hendak membawa Nabi Yusuf pergi bermain ke suatu tempat. Pada mulanya, Nabi Yakub as. tidak mengizinkan permohonan mereka.
BACA JUGA: Zulaikha Berusaha Menjebak Nabi Yusuf di Setiap Kesempatan
Tetapi, dengan bujukan dan desakan mereka serta janji untuk benar-benar menjaga Nabi Yusuf selama di perjalanan, akhirnya bapaknya mengizinkan juga. Di dalam alquran, Allah swt. menerangkan dengan firman-Nya surah Yusuf ayat 11-14 yang artinya:
Mereka berkata: “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, sesungguhnya kami pasti menjaganya.” Berkata Yakub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah kepadanya.” Mereka berkata: “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.”
Kemudian mereka membawa Yusuf pergi ke suatu tempat yang jauh. Mereka telah sepakat untuk memasukkan Nabi Yusuf ke dalam sebuah sumur. Dan rencana itu telah mereka laksanakan juga. Lalu mereka semua pulang ke rumah bapaknya sambil berpura-pura menangis.
Mereka berkata: “Hai bapak kami, sesungguhnya kami datang membawa berita duka tentang Yusuf. Yakni, ketika kami sedang bermain dengannya di suatu tempat, tiba-tiba datang seekor serigala dan langsung menerkam Yusuf. Barangkali engkau tidak percaya meskipun kami telah berkata sebenarnya.”
Di dalam alquran Allah swt. berfirman dalam surah Yusuf ayat 16-18 yang artinya: “Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata: “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap ap ayang kamu ceritakan.”
BACA JUGA: Nabi Yusuf Menakwilkan Mimpi Raja
Di dalam sumur pinggir hutan, Nabi Yusuf as. tidak celaka karena sumur itu ternyata tidak banyak berair. Ketika datang musafir yang hendak mengambil air dari sumur itu, Nabi Yusuf as. yang masih kecil itu menggantung pada tali timbanya maka naiklah ia ke atas.
Sang musafir terkejut bukan main, tapi segera ia mengamati Nabi Yusuf as. sambil berkata: “Aduhai, alangkah gembiranya kita memperoleh anak yang rupawan ini.”
Kebetulan musafir itu adalah seorang pedagang. Maka Nabi Yusuf as. dibawanya ke negeri Mesir, kemudian dijual kepada pembesar di sana. Pembesar negeri Mesir itu amat gembira memperoleh seorang anak yang rupawan seperti Yusuf, karena dia sendiri kebetulan tidak mempunyai seorang anak pun.
Maka Nabi Yusuf as. diambil sebagai anak angkatnya, dipelihara dengan baik sebagaimana anak kandungnya. Dalam hal itu, istri pembesar itulah yang merawat Nabi Yusuf as. dan melayani segala keperluannya. Siti Zulaiha, ibu angkat Yusuf, amat menyayangi anak angkatnya itu. []