Ab’adh shalat adalah hal-hal yang disunnahkan dilakukan dalam shalat, jika ditinggalkan, disunnahkan untuk sujud sahwi dua kali sebelum salam. Hal ini berbeda dengan haiat shalat, karena meninggalkan haiat shalat, tidak disyariatkan sujud sahwi.
Ab’adh shalat, jika kita sebutkan secara garis besar, ada tiga, yaitu:
1. Qunut shubuh dan qunut witir pada setengah bulan terakhir Ramadhan.
2. Tasyahhud awwal.
BACA JUGA: 6 Macam Shalat Sunnah Berdasarkan Waktu Tertentu
3. Shalawat kepada Alu Muhammad pada tasyahhud akhir.
Namun jika kita sebutkan secara rinci, jumlah ab’adh shalat ada 20 (dua puluh), sebagaimana disebutkan Asy-
Syathiri dalam “Al-Yaqut An-Nafis”. Dan khusus qunut, ada 14 (empat belas) ab’adh shalat, yaitu:
1. Qunutnya itu sendiri, dan pengertian qunut menurut istilah syara’ adalah zikir khusus yang berisi pujian dan doa.
Contoh redaksi yang memuat pujian (tsana) dan doa: اللهم اغفر لي يا غفور. Redaksi “اغفر” adalah doa, dan redaksi “غفور” adalah pujian (tsana).
2. Berdiri saat membaca qunut, bagi yang mampu.
3. Bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat qunut.
4. Berdiri saat membaca shalawat kepada Nabi.
5. Membaca atau mengucapkan salam kepada Nabi saat qunut.
6. Berdiri saat membaca salam kepada Nabi.
7. Bershalawat kepada Alu Muhammad saat qunut.
8. Berdiri saat membaca shalawat kepada Alu Nabi.
9. Membaca atau mengucapkan salam kepada Alu Muhammad saat qunut.
10. Berdiri saat membaca salam kepada Alu Nabi.
11. Bershalawat kepada shahabat Nabi saat qunut.
12. Berdiri saat membaca shalawat kepada shahabat Nabi.
13. Membaca atau mengucapkan salam kepada shahabat Nabi saat qunut.
14. Berdiri saat membaca salam kepada shahabat Nabi.
Pengertian Ab’adh Shalat
BACA JUGA: Kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah
Catatan:
(1) Qunut sah selama berisi doa dan pujian, apapun doa dan pujiannya, menurut Ar-Ramli. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, sudah sah meski hanya berisi doa, selama doanya untuk perkara akhirat, atau menggabungkan perkara akhirat dan dunia.
(2) Tidak disyaratkan pakai bacaan: اللهم اهدني فيمن هديت…, meski yang afdhal adalah bacaan tersebut. Dan dianjurkan menggabungkan bacaan ini dengan bacaan qunut ‘Umar radhiyallahu ‘anhu:
اللهم إنا نستعينك
ونستغفرك ونستهديك…
(3) Jika menjadi imam, kata ganti yang digunakan adalah untuk jama’, semisal: اللهم اهدنا…
(4) Pada saat imam membaca doa, makmum mengaminkan, dan saat imam membaca pujian, makmum membaca pujian serupa, atau diam.
(5) Salah satu bacaan paling ringkas, yang memuat 14 ab’adh shalat saat qunut, seperti disebutkan di atas, adalah membaca sambil berdiri:
اللهم اغفر لي يا غفور، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
Wallahu a’lam. []
Rujukan:
1. Al-Yaqut An-Nafis Fi Madzhab Ibn Idris, karya Al-‘Allamah Ahmad bin ‘Umar Asy-Syathiri, Halaman 73, Penerbit Dar Al-Minhaj, Jeddah, Saudi Arabia.
2. Mu’nis Al-Jalis Bi Syarh Al-Yaqut An-Nafis, karya Syaikh Mushthafa Abu Hamzah, Jilid 1, Halaman 181-183, Penerbit Dar Tsamarat Al-‘Ulum, Kairo, Mesir.
Oleh: Muhammad Abduh Negara