MENGHINDARI rasa malas termasuk hal yang tidak mudah, sebab hal ini sering dispelekan sehingga malah berujung menjadi gunung es. Rasa malas dapat menghambat aktivitas yang dilakukan dan justru terbiasa dengan kemalasan jika tidak mencoba untuk melawannya. Menurut informasi yang didapat melalui Live Science, para peneliti telah melakukan pemindaian dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk meneliti motivasi dan rasa malas.
Hasil scan menunjukkan bahwa ketika orang memutuskan untuk melakukan sesuatu, korteks pra-motor pada otaknya cenderung menyala sesaat sebelum titik lain di otak yang mengendalikan gerakan menjadi aktif.
Namun pada orang yang malas, korteks pra-motor ini justru tidak menyala karena koneksinya terputus. Peneliti menduga bahwa koneksi otak yang menghubungkan “keputusan untuk melakukan sesuatu” menjadi tindakan nyata menjadi kurang efektif pada orang yang malas.
Akibatnya, otak mereka harus melakukan upaya yang lebih keras untuk mengubah keputusan yang diambil otak menjadi tindakan aksi yang nyata.
BACA JUGA: Doa agar Dijauhkan dari Rasa Malas
Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasi bekerja profesional, tepat waktu, dan berdisiplin.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
Dalam riwayat Aisyah RA, dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ““Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional.”
“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah waktu sehatmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Imam Bukhari).
Sebab waktu tak akan pernah bisa kembali, maka alangkah baiknya kita segera mengambil langkah seribu untuk menghindari rasa malas.
Sebagaimana menurut mengapa Imam Ghazali mengatakan yang terjauh dari hidup kita itu adalah waktu.
Adapun 4 cara yang bisa dilakukan ialah:
1 Menghindari Rasa Malas: Jangan Menunda Waktu
sikap menunda adalah kebiasaan yang dipelajari dan tindakan berulang membentuk kebiasaan. Jadi cara terbaik untuk melawan penundaan adalah dengan segera mengambil langkah untuk melakukan hal yang tergoda untuk ditunda. Oleh karena itu ketika tergoda untuk menunda-nunda, seseorang harus melakukan apa pun untuk melakukan hal yang sebaliknya.
Mungkin sulit pada awalnya, tetapi dengan mengulanginya berulang-ulang, seseorang belajar untuk menghentikan kebiasaan itu. Proses ini harus berlanjut sampai seseorang memperoleh kebiasaan baru, dan dengan demikian menjadi sifat kedua.
2 Menghindari Rasa Malas: Manejemen Waktu
Cara menghidari rasa malas selanjutnya juga dapat dilakukan dengan mengatur jadwal untuk rutinitas harianmu. Biasakan diri untuk membuat catatan agar kamu bisa lebih disiplin dan terorganisir.
Bila perlu, berikan batas waktu atau deadline pada diri sendiri dalam menyelesaikan suatu kegiatan maupun pekerjaan. Contohnya berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk makan atau menelusuri sosial media. Dan hari ini kamu mau ngapain, besok kamu harus kemana dan melakukan hal ini, aturlah jadwalmu dengan baik. Terkadang rasa malas muncul karena kita tidak tau harus melakukan apa di hari ini besok dan lusa.
BACA JUGA: 2 Alasan Manusia Malas Berdoa Menurut Sheikh Abdul Qadir Jailani
3 Menghindari Rasa Malas: Hindari Mengeluh
Mulailah pekerjaan atau proyek segera setelah itu dengan hati yang penuh doa seperti Nabi Muhammad ﷺ berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkati umatku dalam usaha pagi mereka.” (HR Tirmidzi)
4 Menghindari Rasa Malas: Berdoa Memohon Perlindungan
Kembali kepada Allah ﷻdalam permohonan dan meminta bantuan-Nya dalam memerangi kemalasan, penundaan dan ketidakberdayaan melalui doa-doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Allahumma innii a’ u dzu bika mina al-‘ajzi wa al-kasali wa al-jubun wa al-bukhl wa ghalabati al-dayni wa qahri al-rrijaal
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lemah syahwat, kemalasan, pengecut, kikir, dan beban hutang dan orang-orang yang suka mendominasi)
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Laa ilaaha illa Allahu al-azim al-haliim, la ilaaha illa Allahu rabbu al-‘arsyi al-‘azim, laa ilaaha illa Allahu rabbu al-ssamaawaati wa al-ardhi wa rabbu al-‘arshi al-kariim
(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Mahapemberi perih; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan Arsy yang Agung; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Arsy yang Mulia).
SUMBER: HIDAYATULLAH