Oleh: llham Muhammad Husni
Mahasiswa STEI SEBI Depok
ilhmhusni14@gmail.com
APA itu risiko?
Secra penulisan yang baku risiko sebenarnya menggunakan huruf i. Dikarenakan secara bahasa, risiko merupakan serapan dari bahasa Belanda yaitu risico, dari bahasa Inggris yaitu risk, dan juga dari bahasa Itali yaitu rischio, risco, dan rischiare. Yang mana semuanya mengandung satu arti, yaitu risiko adalah menghadapi bahaya.
Secara istilah, risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan atau merugikan atau membahayakan dari suatu perbuatan atau tindakan menurut pengertian KBBI IV tahun 2008, sedangkan menurut pengertian ISO 31000 tahun 2009 risiko juga bisa berarti dampak dari ketidakpastian pada sasaran. Secara ilustrasi, bisa digambarkan dalam suatu kegiatan yang memiliki sasaran, pasti di tengah-tengah prosesnya memiliki suatu risiko.
Di dalam serangkaian kehidupan kita, pasti memiliki risiko. Di setiap tahapnya, baik itu tua maupun muda, pasti selalu memiliki risiko.
Namun yang paling berisiko adalah yang tidak merasa bahwa dia sebenarnya memiliki risiko, yang harus kita ketahui juga adalah bagaimana caranya kita membedakan antara risiko dan juga masalah. Karena hal ini banyak yang menyamakannya.
BACA JUGA: Nabi Yusuf Bukan Lelaki Paling Tampan? Ini 4 Pendapat Ulama
Namun, perbedaan mendasar, masalah adalah suatu kegiatan yang sedang atau sudah terjadi, sedangkan risiko adalah suatu kegiatan yang pernah atau berpotensi terjadi di masa yang akan datang. Selain itu, masalah harus segera ditangani secepatnya, namun risiko ada waktu untuk direncanakan.
Kemudian masalah bersifat korektif/bisa diperbaiki, sedangkan risiko bersifat preventif/bisa dilakukan pencegahan.
Kita ambil contoh kisah dari Nabi Yusuf dalam mentakwilkan mimpi sang raja. Di dalam al Qu’ran surah Yusuf:
“Dan raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka!” (QS. Yusuf ayat 43)
“(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru), ‘Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu dan mereka mengetahuinya.’ Yusuf berkata, ‘Hendaknya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.’” (QS. Yusuf ayat 46-49)
Dapat dipahami dari cerita ini bahwa dalam tujuh tahun kedua, akan terjadi kekeringan yang mengerikan. Inilah suatu risiko yang menimpa negeri Nabi Yusuf.
Namun, dengan adanya mimpi Raja yang kemudian dijelaskan oleh Nabi Yusuf maka kemudian Nabi Yusuf mengukur dan mengendalikan risiko yang akan terjadi dalam tujuh tahun kedua tersebut.
Nabi Yusuf melakukan ini dengan menyarankan orang-orang di seluruh negeri untuk untuk menyimpan sebagian hasil panennya pada panenan tujuh tahun pertama demi menghadapi paceklik pada tujuh tahun berikutnya. Sehingga terhindar dari bahaya kelaparan yang mengancam negeri NABI Yusuf tersebut.
BACA JUGA: Kisah Nabi Yusuf Dibuang ke Sumur
Sungguh suatu pengelolaan risiko yang sempurna. Proses manajemen risiko diterapkan nabi Yusuf melalui tahapan pemahaman risiko, evaluasi dan pengukuran, dan pengelolaan risiko.
Pada dasarnya Allah SWT mengingatkan manusia atau masyarakat bahwa dalam keadaan tertentu memiliki aset dan modal yang kuat, namun suatu saat akan menemui kesulitan. Hanya saja bagaimana mengatasinya dalam menghadapi kesulitan maka kita harus menyiapkan untuk perhitungan dan pandangan yang luas. []