KESULITAN merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepaskan dalam diri setiap orang. Karena setiap manusia pasti pernah mengalami rasanya sulit dalam menjalani hidup. Kesulitan itu terkadang kita anggap sebagai racun, pelemah seseorang agar tidak kembali semangat dalam menjalani hidup. Padahal, tidak demikian adanya. Tahukah Anda, bahwa di balik kesulitan itu mengandung manfaat?
William James mengatakan, “Kekurangan kita dapat membantu kita hingga batas yang tidak pernah terbayangkan. Jika Dostheo Fesky dan Tolesto tidak menjalani hidup yang sulit dan menyakitkan, niscaya keduanya tidak dapat menuliskan biografi mereka berdua yang yatim, buta, terasing dan miskin terkadang menjadi sebab keunggulan, kemampuan yang luar biasa, kemajuan, dan karya nyata.”
BACA JUGA: Doa Nabi Khidir Kala Menghadapi Ujian dan Cobaan
Hikmah di Balik Kesulitan yang Jarang Kita Sadari
Terkadang Allah memberikan nikmat-Nya berupa cobaan meskipun berat terasa dan terkadang juga Allah menguji sebagian orang dengan memberikan nikmat-Nya.
Anak dan kemewahan terkadang menjadi penyebab penderitaan.
“Janganlah engkau terperangah dengan banyaknya harta dan keturunan mereka. Sesungguhnya dengan semua itu, Allah hanyalah hendak mengadzab mereka dalam kehidupan dunia,” (QS. At-Taubah: 55).
Ibnu Al-Atsir mengarang kitabnya yang terkenal, seperti Jaami’ul Ushuul dan An-Nihaayah karena beliau cacat. Sementara As-Sarakhsy mengarang kitabnya yang terkenal, Al-Mabsuuth, sebanyak 15 jilid karena dirinya mendekam dalam penjara. Keduanya memiliki kesulitan. Tapi kesulitan tidak membatasi mereka berkarya.
Ibnu Al-Qayyim pun menulis kitab Zaadul Ma’aad justru karena dirinya musafir. Al-Qurthubi juga membuat Syarah Shahih Muslim tatkala ia sedang berada di atas kapal. Sebagian besar fatwa Ibnu Taimiyah ditulis saat beliau berada dalam penjara. Para tokoh hadits berhasil mengumpulkan ratusan ribu hadits sebab mereka dalam kondisi miskin dan terasingkan.
Seorang yang shalih memberi tahu kepadaku bahwa dia dapat membawa al-Qur’an seluruhnya saat berada dalam tahanan dan dia pun telah menyelesaikan bacaan sebanyak 40 jilid. Jadi kesulitan tak selamanya buruk. Di dalamnya pasti mengandung hikmah.
Abu ‘Alaa Al-Mu’irri mendiktekan syair-syair dan kitab-kitabnya meskipun ia buta! Demikian juga Thaha Husein menuliskan catatan harian dan karya-karyanya meski buta!
Beberapa banyak tokoh gemilang yang telah digulingkan dari jabatannya, malah mampu memberikan dan mempersembahkan kepada umat ilmu dan pemikirannya lebih banyak ketimbang saat ia masih menjadi pejabat.
Berapa sering kejadian buruk mengintaimu. Allah sengaja pilihkan untukmu. Mengapa kau membencinya?
Francois Bacon mengatakan, “Sedikit sekali ajaran filsafat yang menjadikan manusia atheis, namun semakin dalam mengkaji filsafat, akan membuat manusia dekat dengan agama.”
“Tidaklah bisa memahami perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an itu, kecuali orang-orang yang mengetahui (adanya Allah dan kekuasaan-Nya),” (QS. Al-Ankabut: 43).
“Yang memiliki rasa takut kepada Allah di antara para hamba-Nya hanyalah para ulama (orang yang benar-benar memahami adanya Allah dan kekuasaan-Nya),” (QS. Faathir: 28).
“Kelak orang-orang yang diberikan ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), ‘Sungguh kalian telah berada di dalam kubur sampai datangnya hari kiamat ini menurut ketetapan Allah’,” (QS. Ar-Ruum: 56).
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada mereka yang kafir), ‘Sesungguhnya aku peringatkan kalian dengan satu hal saja, yaitu supaya kalian mencari kebenaran semata-mata karena Allah, baik secara musyawarah maupun sendiri-sendiri. Selanjutnya, pikirkanlah (tentang Muhammad) tentu tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawan kalian itu (Muhammad)’,” (QS. Saba’: 46).
Hikmah di Balik Kesulitan yang Jarang Kita Sadari
BACA JUGA: Berhati-hati terhadap Ujian
Dr. AA Breill mengatakan , “Orang yang memiliki iman yang sejati tidak akan terkena penyakit jiwa.”
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan bermala shalih, dalam hati mereka akan ditanamkan rasa cinta (kepada sesama mukmin) oleh Allah Yang Maha Pengasih,” (QS. Maryam: 96).
“Barangsiapa melakukan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedang dia beriman, niscaya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (dan sifat qanaah),” (QS. An-Nahl: 97).
“Sesungguhnya Allah akan mengokohkan orang-orang mukmin tetap berada di jalan yang lurus (Islam),” (QS. Al-Hajj: 54). []
Sumber: Jangan Bersedih Setelah Kesulitan Ada Kemudahan/Karya: Dr. ‘Ayidh bin ‘Abdullah Al-Qarni/Penerbit: Irsyad Baitus Salam