DAMPAK dari pinjaman online (pinjol) ilegal masih marak terjadi di Indonesia hingga saat ini, meskipun hingga saat ini sebanyak 3,631 pinjol ilegal telah berhasil diblokir oleh pemerintah.
Salah satu dari alasan masih banyak kalangan masyarakat, khususnya para karyawan kerah biru rentan terjerat dengan pinjol ilegal adalah kemudahan dalam kelengkapan prasyarat mendapatkan pinjaman dana, terlebih saat peminjam membutuhkan dana darurat.
Banyak dari peminjam yakni karyawan dan buruh yang terjebak hutang atau pinjol karena terdesak akan tuntutan pemenuhan kebutuhan darurat.
Hal ini juga ditambah kurangnya edukasi terkait bahaya pinjol ilegal membuat membuat mereka mudah terjebak dalam lingkaran utang, yang pada akhirnya menyebabkan gaji mereka hanya habis dan hanya cukup untuk membayar hutang.
Bahaya pinjol ilegal yang tidak berada di bawah pengawasan OJK di antaranya adalah bunga tinggi, biaya administrasi besar, tenor singkat, data pribadi yang rawan tersebar, teror dan intimidasi yang dilakukan oleh penagih utang yang tidak memiliki izin.
BACA JUGA: Bagaimana Hukum Pinjol dalam Syariat Islam?
Seseorang dengan utang yang berlebih dapat terdampak kesehatannya secara mental dan fisik dikarenakan stress keuangan. Hal ini dapat berdampak kepada kinerja di tempat kerja yang tidak jarang menyebabkan keputusan untuk melakukan kejahatan dan penipuan di tempat kerja.
Chief Executive Officer wagely, Tobias Fischer menjelaskan layanan Earned-Wage Access (EWA) yang dihadirkan oleh wagely pertama kali di Indonesia ini menjadikan karyawan dan buruh memiliki ketahanan dalam mengatur keuangan mereka melalui akses gaji kapanpun dibutuhkan, tanpa bunga dan sesuai syariah keuangan.
“Terlebih di situasi pandemi dan perbaikan ekonomi saat ini, banyak kebutuhan darurat yang harus dipenuhi dengan dana instan dan melalui aplikasi wagely, karyawan dari menarik gaji yang sudah dihasilkan secara aman dan bertanggung jawab. wagely hadir sebagai solusi efektif bagi karyawan dan terbukti membantu 53% mereka yang perusahaannya yang sudah bekerjasama dengan wagely dapat terhindar dari rentenir dan pinjaman online ilegal,” ungkap Tobias dalam keterangan persnya.
Tobias juga menambahkan di era digital teknologi saat ini, transformasi digital merupakan cara perusahaan berinteraksi dengan pegawai, termasuk menyediakan layanan kesehatan keuangan digital.
“Wagely merupakan rekanan yang tepat untuk solusi jangka panjang karena kami memberikan kesempatan untuk mereka melihat penghasilan yang didapat setiap harinya, akses ke gaji yang sudah dihasilkan serta kemampuan untuk perencanaan di depan. Hal ini terbukti dengan menurunnya angka turnover pegawai, meningkatkan retensi dan menjaga cash flow bisnis,” ujar Tobias.
Perusahaan startup di sektor kesehatan finansial yang dibangun dan besar di Indonesia, wagely telah sukses bekerja sama dengan ratusan bisnis dan usaha mencakup berbagai sektor industri termasuk Adaro Energy, Medco Power Indonesia, British American Tobacco, Ranch Market, Century Pharma yang merupakan beberapa diantaranya.
Pada Januari 2022, wagely telah menjalin kerja sama strategis dengan HKI (Himpunan Kawasan Industri), yang bertujuan untuk menjadi pelopor untuk solusi kesehatan keuangan bagi jutaan karyawan berpenghasilan rendah-menengah dalam jaringan HKI.
BACA JUGA: Terjebak Pinjol dan Terjerat Riba, Ini 2 Solusinya
Ekspansi yang baru-baru ini dilaksanakan hingga Bangladesh juga berhasil mengumpulkan 50.000 karyawan dari berbagai pabrik pakaian terbesar di sekitarnya, dan mengukuhkan posisi wagely sebagai pemimpin di kesehatan finansial melalui EWA (Earned Wage Access) di Asia Tenggara.
Melalui komitmen ini, wagely akan membangun sebuah ekosistem kesehatan finansial yang nyata di Asia Tenggara, serta memperkuat ketahanan bisnis dan kesejahteraan karyawan. []