BANYAK sekali hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat. Namun, mengapa hanya sedikit hadis yang diriwayatkan oleh keluarga Nabi Muhammad ﷺ sendiri?
Hal itu diulas di laman Islamonline.net. Alasan di balik kelangkaan hadis yang diriwayatkan oleh kalangan keluarga nabi terkait erat dengan hafalan dan periwayatan hadis itu sendiri. Pada masa hidup Nabi Muhammad ﷺ, menghafal dan melaporkan hadis adalah salah satu perhatian utama dari beberapa sahabat tertentu seperti Abu Hurairah.
Sedangkan saat itu, cucu Nabi yakni Al-Hasan dan Al-Husain masih kecil sehingga mereka tidak dalam posisi untuk menghafal dan meriwayatkan hadits. Fatimah, ibu mereka, yang juga putri Nabi, meninggal hanya enam bulan setelah wafatnya Nabi. Pada saat itu fase pengumpulan hadis bahkan belum dimulai.
Sheikh Ahmad Kutty, dosen senior dan cendekiawan Islam di Institut Islam Toronto, Ontario, Kanada, menjelasakan, tidak ada seorang Muslim pun yang mampu untuk mencintai selain cinta yang paling besar untuk keluarganya termasuk Fatimah serta Al-Hasan dan Al-Husain. Merekaadalah keluarga Nabi Muhammad ﷺ.
BACA JUGA: 4 Fungsi Hadist dalam Al-Quran
Allah SWT berfirman:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS Al Ahzab: 32)
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS Al Ahzab: 33)
“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Ahzab: 34)
Oleh karena itu, tidak adil untuk mengatakan bahwa keluarga Nabi ﷺ terbatas pada putrinya Fatimah dan anak-anaknya darinya; bahkan tidak adil untuk mengecualikan mereka dari keluarganya dengan alasan bahwa istri-istrinya adalah fokus utama dari ayat-ayat di atas.
Lantas, tentang transmisi ajaran Islam; sebagaimana dapat disimpulkan dengan sangat baik dari ayat-ayat di atas, tugas ini dipercayakan kepada istri-istrinya dan para sahabat terkemuka dari kalangan Muhajirin (sahabat Nabi yang berhijrah bersamanya dari Mekah ke Madinah) dan Ansar (penduduk Madinah yang menjadi tuan rumah Nabi dan Muhajirin).
Hal ini juga sebagaimana disebutkan dalam Alquran:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At Taubah: 100)
Para perintis yang disebutkan di atas termasuk Fatimah, al-Hasan dan al-Husain, tetapi sebagian besar mereka juga merujuk pada ‘Ali bin Abi Thalib dan para sahabat lainnya. Bagian yang lebih besar dari beban transmisi jatuh di pundak `Aisyah , istri tercinta Nabi ﷺ serta istri-istri lainnya, yang berurusan dengan beliau setiap hari lebih akrab daripada orang lain.
BACA JUGA: Inilah 7 Sosok Para Perawi Hadits
Jadi, seperti yang telah didokumentasikan dalam sumber-sumber, `Aisyah transmisi dari Nabi ﷺ jauh melebihi semua anggota keluarga Nabi lainnya serta para sahabat lainnya. Alasan untuk ini jelas. Fatimah, meskipun dianggap sebagai putri tercinta Nabi ﷺ, dia tidak bertahan lebih dari enam bulan setelah ayahnya.
Ketika al-Hasan dan al-Husain (ra dengan mereka) masih dalam usia muda ketika Nabi ﷺ masih hidup. Al-Hasan (ra dengan dia) lahir tiga tahun setelah Hijrah Nabi ﷺ. Sementara al-Husain lahir satu tahun setelahnya. Itulah sebabnya ayah mereka, yakni ‘Ali bin Abi Thalib mempertahankan dan meriwayatkan lebih banyak hadits daripada mereka semua.Tidak diragukan, dia menjadi salah satu sumber terbesar pengetahuan Islam bersama dengan sahabat terkemuka lainnya.
Fakta-fakta ini menjelaskan alasan kelangkaan riwayat hadis dari Fatimah, al-Hasan dan al-Husain, tetapi tidak ada kekurangan riwayat tentang mereka dalam sumber-sumber yang ditransmisikan oleh `Aisyah.
Kesimpulannya, sebagai Muslim kita dapat benar-benar bangga dengan fakta bahwa sumber-sumber hadis yang menjadi rujukan sekaligus pedoman hidup kita disamping Alquran, telah dilestarikan dengan cermat. Ini berkat upaya orang-orang di sekitar Nabi ﷺ yang kesungguhan, kesalehan dan komitmen mereka untuk tujuan Islam, tak tertandingi oleh siapapun juga. []
SUMBER: ISLAM ONLINE