QURAN surat Al Isra yang dibuka dengan kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ, dimulai dengan kalimat ‘subhanalladzi’ yang artinya ‘Maha suci (Dia)’. Ada rahasia di balik kalimat pembuka QS Al-Isra ini.
Allah SWT berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Mahasuci Dia, yang telah memperjalankan hambanya di malam hari dari Masjiidil Haram ke Masjid Al Aqsha yang kami berkati sekelilingnya, karena hendak Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar, Mahamelihat.” (QS Al Isra: 1)
BACA JUGA: Ini Rahasia Hafalan Imam Syafii
Prof Dr Hamka menjelaskan, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan Allah SWT memang telah mengisrakan, memperjalankan di waktu malam, akan hamba-Nya Muhammad SAW dari Masjidil-Haram, yakni Makkah Al-Mukarramah, ke Masjid Al Aqsha, di Palestina.
Al Aqsha sendiri artinya ‘yang jauh’.
Dalam Tafsir Al-Azhar, Prof Hamka berkata, “Perjalanan biasa dengan kaki atau unta dari Makkah ke Palestina itu ialah 40 hari.”
Di dalam QS Al Isra ayat 1, sudah ditemukan susunan kata yang menunjukkan kesungguhan hal ini terjadi. Pertama dimulai dengan mengemukakan kemahasucian Allah SWT bahwasanya apa yang diperbuatnya Mahatinggi dari kekuatan alam.
Mahasuci Dia, yang membelah laut untuk Musa, menghamilkan Maryam dan melahirkan Isa tidak karena persetubuhan dengan laki-laki. Sekarang Mahasuci Dia, yang memperjalankan Muhammad SAW ke masjid jauh di malam hari.
Kata penegas yang ketiga di ayat ini ialah menyebut Muhammad SAW hamba-Nya. Hamba-Nya yang boleh diperbuat-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya. Maka jika dibaca ayat ini dengan renungan mendalam, memang jarang biasa terjadi.
Tetapi tidak mustahil bagi Allah SWT Yang Mahasuci dan Maha-Agung, terhadap hamba-Nya yang telah dipilihNya.
BACA JUGA: Sebab Surat Al-Ikhlas Senilai Sepertiga Quran
Dalam ayat pun disebut bahwa Masjid Al Aqsha itu adalah tempat yang telah diberkati sekelilingnya. Karena di situlah nabi-nabi dan Rasul-rasul, berpuluh banyaknya, sejak Musa sampai Dawud dan Sulaiman alaihimussalam telah menyampaikan wahyu Tuhan.
Ke situlah Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu dibawa, lalu dipertemukan dengan arwah mereka itu sebelum beliau dimirajkan, diangkatkan ke langit. []
SUMBER: Tafsir Al-Azhar/Karya: Hamka