PELAJARAN yang sangat penting dari perkataan Imam Malik bin Anas rahimahullahu ta’ala, العلم يؤتى ولا يأتي, adalah tentang keagungan ilmu, dan adab kita terhadapnya.
Karena itu, saat Harun Ar-Rasyid meminta Imam Malik ke istananya untuk mengajari anak-anaknya, Imam Malik menolaknya, dan meminta anak-anak sang penguasa untuk datang ke masjid dan belajar bersama yang lain.
BACA JUGA:Â Ilmu Agama Adalah Cahaya
Ilmu tak boleh direndahkan, tak boleh diletakkan di bawah kekayaan dan kekuasaan. Orang yang mengemban ilmu, jauh lebih mulia dibandingkan orang yang mengangkut harta kekayaan dan para pecinta jabatan. Ilmu mulia, karena itu ia dan pengembannya wajib dimuliakan.
Ungkapan Imam Malik di atas, tentu bukan maksudnya ahli ilmu tak boleh turun ke lapangan, mendatangi santri dan mad’u. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah ke Thaif dan tempat-tempat lain.
Para da’i datang ke Nusantara, mendatangi para penguasa dan rakyat jelata, untuk mendakwahkan Islam, sampai nikmat Islam bisa kita dapatkan hari ini.
Poin utamanya bukan itu, tapi tentang keagungan dan kemuliaan ilmu. Ia jangan kalah oleh kekuasaan dan kekayaan. Diundang penguasa cepat datang, ajukan proposal dan memberi sedikit jilatan, agar diperhatikan.
BACA JUGA:Â Jauhi Maksiat, Cahaya Mendekat
Disetir orang kaya, sehingga ilmu dan dakwah sesuai kemauan mereka, yang tak punya adab terhadap ilmu dan pengembannya.
Inilah poin terpenting. Setiap pengemban ilmu dan pencari ilmu, harus menjaga kemuliaan dan keagungan ilmu yang dibawa dan dicarinya. Tetap kokoh di atas kebenaran, dan tetap tegas menyampaikan kebenaran. Tidak lemah di hadapan kekuasaan. Tidak lesu di hadapan kekayaan.
Oleh: Muhammad Abduh Negara