SEBELUM datangnya risalah Islam yang disampaikan Nabi Muhammad ﷺ, tidak banyak bangsa Arab yang bisa membaca dan menulis. Hanya sedikit yang bisa membaca dan menulis di kalangan komunitas Arab dan Yahudi di Yatsrib (Madinah). Hal itu dijelaskan Yakhsyallah Mansur dalam bukunya Ash-Shuffah.
Istilah Ummiy
Di dalam Aqluran, Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari antara kamu, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah. Dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al Jumuah: 2)
Sementara itu, dalam hadits riwayat Imam Al Bukhari, Rasulullah ﷺ bersabda:
إنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ، لا نَكْتُبُ ولَا نَحْسُبُ
“Kami adalah umat yang buta huruf, tidak bisa menulis dan tidak bisa menghitung.” (HR Bukhari).
BACA JUGA: Mengenal Perekonomian Bangsa Arab Pra-Islam
Menurut ar-Raghib al-Ashfihani, yang dimaksud ummiy adalah orang-orang yang tidak dapat menulis dan tidak membaca buku. Ibnu Hajar al-Asqalani (773 H-852 H) mengatakan, “Orang Arab dikatakan ummy (buta huruf) dikarenakan sedikit sekali di kalangan mereka yang bisa menulis.”
Dari mana orang Arab belajar menulis?
Tentang dari mana orang Arab belajar menulis, Ibnu Khaldun (732 H – 808 H/ 1332 M-1406 M) mengatakan, “Menurut cerita orang, penduduk Taif dan suku Quraisy belajar menulis dari Hirah (sebuah kota dekat Furat di Irak).
Dikatakan dan ini masih diragukan, bahwa orang Quraisy yang belajar menulis dari Hirah adalah Sufyan bin Umayyah, dikatakan pula Harb bin Umayyah yang menerima dari Aslam bin Sidrah.
Dugaan orang mendekati kebenaran adalah pendapat yang mengatakan, mereka mempelajarinya dari suku Iyad. Namun pendapat ini jauh dari kebenaran, sebab meskipun sudah menempati dataran Irak, suku Iyad masih tetap nomaden, padahal tulis-menulis adalah salah satu budaya hidup menetap.”
Selanjutnya Ibnu Khaldun mengatakan, “Pendapat yang mengatakan bahwa orang-orang Hijaz (Arab pen.) menerima (tulis-menulis) dari Hirah, dan orang Hirah menerimanya dari Dinasti Tubba’ (kerajaan Yaman sebelum Islam) dan Himyar (sekarang kerajaan Oman) adalah pendapat yang paling layak.”
BACA JUGA: Inilah Hikmah Diwahyukannya Al Qur’an kepada Rasulullah SAW yang Ummiy
Sahabat yang bisa membaca dan menulis
Menurut al-Baladzuri, sewaktu Islam masuk pada suku Quraisy hanya ada 17 orang yang dapat menulis. Mereka adalah:
- Umar bin Khattab
- Ali bin Abi Thalib
- Utsman bin Affan
- Abu Ubaidah bin Jarah
- Thalhah
- Yazid bin Abu Sufyan
- Abu Hudzaifah
- Hatib bin Amr
- Abu Salamah bin Abd al-Asad al-Mahzumy
- Aban bin Said bi al-‘Ash bin Umayyah
- Khalid bin Said bin al-Ash
- Abdullah bin Said bin Abi Sharhi al-‘Amiry
- Huwaitib bin Abd al-Uzza al-Amiry
- Abu Sofyan bin Harb
- Muawiyah bin Abu Sufyan
- Juhaim bin ash-Shalt
- al-A’la al-Hadhramy.
Sementara itu dari kaum wanita yang bisa menulis diantaranya Hafsah, Umi Kultsum (istri-istri Rasulullah SAW), dan Syifa’ binti Abdullah al-Adawiyah. Sedangkan Aisyah dan Ummu Salamah (istri-istri Rasulullah SAW) dapat membaca tetapi tidak bisa menulis. []
Referensi: Ash-Shuffah/Karya: Ash-Shuffah/Penerbit: Republika Penerbit/Tahun: 2015