TAKDIR adalah ilmu Allah bahwa sejak 50 ribu tahun Allah telah tetapkan segala sesuatu di lauhul Mahfuz.
Allah sudah menetapkan siapa yang akan jadi pemimpin, siapa yang akan kaya, miskin dan seterusnya.
Untuk itu ada beberapa poin penting tentang takdir yang perlu dipahami. Benar dalam memahaminya akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.
1. Kita harus yakin bahwa Allah itu maha adil. Semua yang diciptakan sudah dalam takaran-Nya. Artinya Allah maha tahu hal yang pantas untuk makhluknya. Semua dalam pengetahuanNya.
2. Allah beri manusia akal, untuk bisa memilih mana yang baik dan buruk, dosa atau pahala.
Karena Ada wilayah ikhtiar. Dimana manusia diberi pilihan (lingkaran kehendak manusia) yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
BACA JUGA: 4 Hal yang Bisa Mengubah Takdir
Contoh, menjaga iman, menjaga tubuh, menjaga bumi, memilih jalan yang lurus.
Ada wilayah dimana kita tidak bisa memilih. Ini ranah Allah secara mutlak. kita tdk bisa memilih (hanya Allah yang tahu rahasia di balik itu)
Contoh: bentuk tubuh, cantik, jelek, cacat atau tidak, rezeki, lahir, ajal dan sebagainya. Perkara ini tidak akan dihisab atau diminta pertanggungjawabannya.
Kasat mata yang merana, miskin, akan merasa Allah tidak adil padahal semua itu sudah dalam IlmuNya. Apa tujuan Allah, kehendak Allah kita hanya bisa melihat hikmah dan kita hanya wajib menerima.
3. Ikhtiar dinilai sebagai ibadah. Masalah hasil itu bukan wilayah pilihan manusia tapi wilayah Allah secara mutlak.
Hasil yang baik sejatinya bukan karena hebatnya manusia dalam ikhtiar. Tapi Allah yang menghendaki dan ditakar sesuai yang dikehendakiNya.
Contoh, ingin menjadi pemimpin, mencari kerja, ingin beramal yang banyak. Ingin menjadi pengusaha, dokter dan seterusnya.
4. Allah akan memudahkan apa yang menjadi takdir seseorang. Jika Allah ingin menghinakan seseorang, maka Allah mudahkan orang tersebut untuk melakukan dosa (Allah halangi ia dari kebaikan).
Sebaliknya jika Allah ingin memuliakan seseorang Allah mudahkan ia dalam menjalankan ketaatan.
Contoh, seseorang sudah memilih ingin terus beribadah tapi jika Allah tak menghendakinya ya tak akan terlaksana.
Seseorang ingin berniat mencuri tapi jika Allah halangi dari perkara buruk maka juga tidak terlaksana.
Jadi hukum sebab akibat tidak selamanya berlaku. Misalnya berpikir bahwa dengan ikhtiar yang banyak pasti hasilnya banyak, belum tentu. Atau ada takdir orang yang bekerja dari pagi hingga malam tapi hasilnya tak seberapa. Karena kuncinya ada pada bagaimana Allah berkehendak aja
Adilkah? Lihat di poin 3
5. Hal besar yang membedakan ahlussunah (Mazhab 4 dan pengikutnya) dengan pemikiran lain adalah bahwa TERNYATA ALLAH JUGA BERKEHENDAK SAAT MANUSIA TERSEBUT BERKEHENDAK
Karena Semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah.
Jadi pemikiran qodariyah, jabariyah atau pemikiran lain yang mengelompokkan kehendak Allah dg manusia (secara mutlak terpisah) berbeda dengan pemikiran yang diambil ahlussunah. Karena manusia tidak bisa memilih secara mutlak tanpa adanya kehendak Allah.
6. Doa mengubah takdir
BACA JUGA: Pasrah kepada Takdir, Apa Artinya?
Terdapat dalam hadis Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,
إن العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه، وإن القضاء لا يرده إلا الدعاء، وإن الدعاء مع القضاء يعتلجان إلى يوم القيامة، وإن البر يزيد في العمر
“Sesungguhnya seorang hamba terhalangi dari rizkinya karena dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya takdir itu tidaklah berubah kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa dan takdir saling berusaha untuk mendahului, hingga hari kiamat. Dan sesungguhnya perbuatan baik (kepada orang tua) itu memperpanjang umur.” (HR. Ahmad no. 22438, Ibnu Majah no. 22438, dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad)
Dengan doa manusia bisa meminta diperbaiki semua urusannya. Maka dalam wilayah ini manusia diberi kesempatan untuk meminta sebanyak banyaknya kepada Allah. Sesungguhnya doa adalah inti dari ibadah. Meski tidak dikabulkan akan tetap bernilai pahala di sisi Allah.
Wallahu a’lam