BUKAN rahasia lagi jika puasa Ramadhan yang dilakukan sebulan penuh, akan membawa pengaruh baik yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan psikologis orang yang menjalankannya. Tanpa terkecuali puasa pada hari-hari lainnya.
Sejumlah ilmuwan telah melakukan penelitian ilmiah terkait hal ini, semuanya berkesimpulan bahwa puasa memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan.
Berikut beberapa hasil penelitian ilmiah tentang puasa yang ditulis oleh dr. Abu Hana El-Firdan dalam sebuah artikel yang berjudul “Puasa menurut para ahli kedokteran.”
1. Dr. Yuri Nikolayev, Direktur bagian diet pada rumah sakit jiwa moskoe menilai bahwa berpuasa dapat memberikan efek awet muda. Hal ini merupakan salah satu penemuan (ilmu) terbesar abad ini. Dr. Nikolayev mengatakan, “what do you think is the most important discovery of our time is the ability to make onself younger physically, mentally and spiritually through rational fasting.” (menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang rasional).
2. Elson M. Haas M.D. direktur pusat medis Marin mengatakan bahwa proses puasa (pembersihan dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogi nutrisi, balancing, building (toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang dalam diet di dunia Barat. Kebanyakan orang di Barat mengalami telalu banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, dan lemak yang berlebihan pula.
3. Alevenia M.Fulton, Direktur lembaga makanan sehat “Fultonia” di AS menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik perempuan secara alami. Puasa menormalkan fungsi-fungsi keperempuanan dan membentuk kembali keindahan tubuh.
4. Allan Cott, M.D; Seorang ahli kesehatan asal Amerika Serikat (AS), telah menghimpunnya dalam buku “Why Fast?” Membeberkan berbagai hikmah puasa, antara lain:
a). terasa lebih baik secara fisik dan mental.
b). akan telihat dan merasa lebih muda.
c). membersihkan badan
d). menurunkan tekanan darh dan kadar lemak.
e). lebih mampu mengendalikan seks.
f). membuat badan sehat dengan sendirinya.
g). mengendurkan keteganagan jiwa).
h). menajamkan fungsi indrawi.
i). mendapatkan kemampuan mengendalikan diri sendiri.
j). memperlambat proses penuaan
5. Dr Sabah Al-Baqir menemukan bahwa puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress. Dia bersama tim dari fakultas kedokteran Universitas king Saud yang melakuan studi terhadap hormone prolaktin, insulin, dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada level kortisol.
Prolaktin, dan insulin, ini menunjukan bahwa puasa bulan ramadhan bukanlahpekerjaan yang memberatkan dan tidak mengakibatkan tekanan mental ataupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan waktu saja.
Apabila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi pada jam 16.00 sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul 21.00 menurun sampai kortisol mencapai puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan Ramadhan tidak ada perubahan berarti.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar orang lain mulai mengatur dengan makanan nya agar lebih seimbang dan mulai berpuasa karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti-aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaksi mental dan emosi.
Perubahan kebiasaaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh, hal ini akan lebih baik lagi apabila dilakukan dalam pengawasan dokter.
Puasa dapat mengobati penyakit seperti influenza, bronchitis, diare, konstipasi, alergi makanan, asma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia. []