Table of Contents
PAKAIAN muslimah saat ini diterapkan sesuai syariat Islam sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad ﷺ. Pakaian muslimah di zaman Nabi Muhammad ﷺ pun menjadi cikal bakal terciptanya busana muslimah yang sesuai syariat saat ini. Lantas bagaimanakah model pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ tersebut?
Dalam buku ‘Syadw ar-Rababah bi Ahwal Mujtama‘ ash-Shahabah’, sejarawan asal Mesir Khalil ‘Abdul Karim menjelaskan tentang model pakaian muslimah yang digunakan perempuan-perempuan Makkah dan Madinah pada masa Rasulullah ﷺ. Menurut dia, semua model pakaian tersebut berbentuk lebar dan tidak bersimpul, yakni tidak ada ikatannya dan besar.
Adapun nama pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ itu beragam. Berikut nama pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ:
1 Pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ: Al-Marth
Al-marth ialah pakaian yang tidak dijahit atau semacam selendang besar. Dalam hadis diceritakan bahwa ‘Aisyah istri Nabi Muhammad mengatakan: “Ketika Rasulullah hendak (mengimami) salat Subuh maka perempuan-perempuan berangkat (ke masjid) dengan berselimut al-marth, mereka tidak dikenal karena petang.” (HR. Malik bin Anas).
BACA JUGA: 8 Syarat Pakaian Muslimah
Hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah melaksanakan salat Subuh dalam keadaan langit masih gelap, yakni pada awal waktu. Dalam hadis itu, dari ‘Aisyah dikutip untuk menunjukkan bahwa perempuan pada masa Rasulullah menggunakan “marth” atau selendang besar yang tidak dijahit. Umar bin Khathab pernah membagikan marth (jamak: muruth) kepada perempuan-perempuan Madinah. (Ibnu Zanjawaih). Bahan marth pada masa ini ada yang terbuat dari sutera (khazz), bulu domba (shuf), dan pohon rami (kattan).
2 Pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ: Ad-Dir‘
Ad-dir‘ yaitu kain yang tengahnya dilubangi dan yang lainnya dijahit kecuali sisi kanan dan kirinya untuk lengan, bentuknya menyerupai qamish. Dalam hadis diinformasikan bahwa Samra` binti Nahik menggunakan dir‘ ketika menemui Rasulullah. (HR. Thabrani).
3 Pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ: Qamish
Qamish bentuknya sama seperti ad-dir‘. Menurut Rajab Ibrahim dalam bukunya, al-Mu‘jam al-‘Arabi li Asma` al-Malabis, pakaian jenis ini masuk ke wilayah Arab melalui dua periode sejarah . Pertama, dimulai pada masa yang sangat jauh, yakni ketika masyarakat Arab pra Islam berjumpa dengan orang-orang Romawi di Syam. Kata qamish sendiri berasal dari bahasa Romawi “camisia”. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menggunakan kata ini. Kedua, melalui Perancis pada masa belakangan. Dalam bahasa Perancis disebut “chemise”. Istilah qamish yang digunakan masyarakat Arab modern berasal dari kata Perancis “chemise” yang diarabkan (mu‘arrab).
BACA JUGA: Pakaian Muslimah tapi Tak Sesuai Syariat, Bagaimana Hukumnya?
4 Pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ: Al-Khimar
Al-khimar yaitu kain yang digunakan perempuan untuk menutup kepala. Pada masa Rasulullah ragam khimar ada dua macam, yaitu khimar atau penutup kepala yang polos (sadzij) dan khimar berwarna atau yang dicelup dengan warna atau minyak (mashbugh). Dalam hadis diceritakan bahwa ‘Aisyah pernah menggunakan khimar yang dicelup Za‘faran atau zaffron. (HR. Ibnu Majah).
5 Pakaian perempuan pada masa Rasulullah ﷺ: Al-Izar dan ar-Rida`
Al-Izar yaitu pakaian tidak dijahit yang dipakai untuk menutup bagian bawah tubuh, pasangannya yaitu ar-rida` yang digunakan untuk menutup bagian atasnya.
Secara gramatika, kata rida` berasal dari kata radd yang berarti “menarik” dan “menyambung”. Dalam memakai rida` seseorang menarik sisa kain yang menutupi bagian bawah dan menyambungnya ke bagian atas. []
SUMBER: SINDONEWS