SAHABAT Islampos, amal sunah yang dikerjakan di bulan Muharram, salah satunya adalah puasa. Akan tetapi, bolehkah puasa sunah bulan Muharram dilakukan sebulan penuh?
Puasa sunah bulan Muharram yang khusus adalah pada9 Muharram dan 10 Muharram, disebut sebagai puasa tasu’a dan puasa Asyura. Dalilnya sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)
Jika puasa dilakukan sebulan penuh di bulan Muharram, sebagaimana dikutip dari Ihram, pendakwah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Daarul ‘Ilmi Semarang, Habib Muhammad bin Farid Al Muthohar mengatakan hal itu diperbolehkan.
BACA JUGA: Asal Usul Puasa Muharram
Dia mengatakan bulan Muharam adalah bulan yang sangat mulia. Bulan Muharam termasuk Asyhurul Hurum atau bulan-bulan yang suci. Pada bulan Muharam umat Muslim diperintahkan nabi Muhammad SAWﷺ untuk memperbanyak puasa di dalamnya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam.
Meski puasa sebulan penuh itu diperbolehkan, Habib Muhammad menegaskan, Rasulullah ﷺ ketika sunah satu bulan penuh akan ada yang dikosongkan beberapa hari.
“Boleh-boleh saja (puasa sebulan penuh di bulan Muharam) tidak ada masalah dan dibenarkan karena itu termasuk bulan Muharam. Akan tetapi nabi Muhammad ﷺ itu beliau kalau berpuasa (sunah) satu bulan itu biasanya ada yang kosong, ada yang dikosongkan, ada hari yang beliau tidak puasa,” kata Habib Muhammad.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa di luar puasa Ramadhan, nabi Muhammad ﷺ berpuasa sunah hampir sebulan penuh itu pada bulan Syaban. Para ulama berbeda pendapat seperti disebutkan dalam Syarah Nawawi alal Muslim.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa mengapa nabi Muhammad ﷺ pada bulan Syaban bukan bulan Muharam padahal nabi sendiri mejelaskan paling afdhal puasa setelah Ramadhan adalah puasa sunah di Muharam. Namun mengapa nabi justru lebih banyak bahkan hampir sebulan penuh berpuasa sunah itu dilakukan pada bulan Syaban?
Pertama, karena kemuliaan Muharam datang atau diberitahukan di akhir hayat nabi Muhammad ﷺ. Sementara nabi Muhammad telah banyak melakukan puasa sunah pada bulan Syaban.
Kedua, nabi Muhammad banyak berpuasa sunah pada Syaban karena pada bulan itu amal akan dilaporkan kepada Allah.
Ketiga, nabi tidak puasa sebulan penuh baik pada Syaban dan Muharam agar umatnya tidak menganggap itu adalah wajib hukumnya berpuasa penuh.
Keempat, di bulan Muharam nabi sering safar sehingga tidak sepenuh bulan Syaban.
BACA JUGA: 3 Puasa Sunah di Bulan Muharram
Terkait puasa di bulan selain Ramadhan, Habib Muhammad pun berpesan, “Intinya adalah kita diperintahkan nabi Muhammad dari dua belas bulan ini jangan sampai ada bulan yang kosong dari berpuasa. Minimal ada sehari puasa (dalam sebulan), jangan di hari yang diharamkan seperti hari raya, tasyrik, itu dilarang. Selain itu, pokonya jangan sampai sebulan itu kosong dari berpuasa,” katanya. []
SUMBER: IHRAM