BERTAMU adalah bagian dari cara bersillaturrahim, merupakan amalan utama yang dicontohkan Rasululah ﷺ. Beliau memberikan contoh dan petunjuk serta mengajarkan adab bertamu yang baik, sebagaimana sebaiknya kita bertamu.
Selain itu, bertamu adalah kegiatan yang lumrah dilakukan oleh banyak orang. Terutama saat Hari Raya Lebaran, di mana umat muslim melakukan silaturahmi di kampung halaman.
Namun dalam proses bertamu, tentunya Islam mengajarkan sebuah adab yang harus dijaga agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan dan perselisihan. Allah ﷻ berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini tercantum pada surat Al Hijr ayat 51-54:
وَنَبِّئۡهُمۡ عَن ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٥١ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا قَالَ إِنَّا مِنكُمۡ وَجِلُونَ ٥٢ قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ٥٣ قَالَ أَبَشَّرۡتُمُونِي عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ ٥٤
Artinya: “Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: “Salaam”. Berkata Ibrahim, “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu.” Mereka berkata, “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim.” Berkata Ibrahim, “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?”
Maka, inilah delapan adab saat bertamu :
1 Adab bertamu: Menggunakan Pakaian yang Sopan dan Rapi
Adab bertamu pertama yang baik dalam Islam adalah menggunakan pakaian yang sopan dan rapi. Namun, ini adalah hal yang seharusnya diperhatikan saat berpergian kemanapun.
Karena, saat kita mengenakan pakaian yang sopan dan rapi itu akan membuat kita menjadi enak dipandang, tak hanya itu, berpakaian yang rapi juga merupakan salah satu bentuk menghargai diri dan pemilik rumah. Dengan memakan pakaian yang sopan dan rapi, tak hanya kamu yang merasa nyaman, orang yang kamu jumpai juga akan merasakan hal serupa.
Meski dengan pakaian yang sederhana, usahakan agar penampilan kita rapi. Jangan memakai baju yang kusut atau bau.
BACA JUGA: 8 Cara Menakjubkan Nabi Ibrahim dalam Menjamu Tamu
2 Adab bertamu: Mengetuk atau Menekan Bel 3 Kali
Saat bertamu, kita harus meminta izin untuk masuk ke rumah tuan rumah. Itu adalah adab bertamu yang meski kita tanamkan selalu.
Mengetuk atau menekan bel merupakan bentuk meminta izin kepada tuan rumah. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengetuk pintu, kamu harus melakukannya dengan sopan jangan asal-asalan.
Mengetuk pintu yang asal-asalan atau terlalu keras bisa berakibat mengganggu pemilik rumah. Karena itu, Nabi mengajarkan untuk mengetuk rumah sebanyak tiga kali ketukan yang berjeda.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya:
“Meminta izin itu tiga kali, jika diizinkan maka masuklah, jika tidak, maka pulanglah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat 28 juga dijelaskan mengenai izin bertamu dengan mengetuk pintu.
“Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ‘Kembalilah!’ Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.An-Nur:28)
3 Adab bertamu: Mengucapkan Salam
Tentunya, ini adalah adab bertamu yang tidak boleh terlewat. Setelah mengetuk dan mendapatkan izin dari pemilik rumah, kita sebagai sseorang tamu juga hendaknya meminta izin untuk masuk rumah dan terlebih dahulu mengucapkan salam agar lebih sopan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. ” (Q.S. AN-Nur:27)
4 Adab bertamu: Dilarang Mengintip ke dalam Rumah
Ini adalah adab bertamu yang buruk. Jika memang tidak ada orang yang keluar saat kita mengetuk pintu, jangan sekali-kali mengintipnya.
Mengintip ke dalam rumah merupakan adab bertamu yang tidak sopan dan dapat menimbulkan kesan yang kurang baik seolah-olah seperti orang yang akan mencuri.
Larangan mengintip ke dalam rumah saat bertamu juga telah di sampaikan Rasulullah saw. Sebagaimana Beliau bersabda yang artinya;
“Dari Sahal bin Saad ia berkata: ada seorang lelaki mengintip dari sebuah lubang pintu rumah Rasulullah saw. dan pada waktu itu beliau sedang menyisir rambutnya. Maka Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika aku tahu engkau mengintip, niscaya aku colok matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk meminta izin itu adalah karena untuk menjaga pandangan mata.’” (HR.Bukhari).
5 Adab bertamu: Beramah tamah
Adab bertamu selanjutnya adalah beramah tamah kepada pemilik rumah, tujuannya tentu saja agar pemilik rumah juga merasa nyaman saat menerima tamu. Terutama jika kamu baru pertama kali mengunjungi rumah dan pemilik rumah belum mengenali sama sekali tamunya.
Bahkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dijelaskan apabila seorang tamu ditanya “siapa kamu?” Harus di jawab dengan jelas, agar si pemilik rumah paham sehingga tidak timbul rasa curiga.
Karena itulah, usahakan untuk bertanya tentang kabar dan memberikan kabai baik bagi sang tuan rumah. Dan jangan menyinggung hal yang akan membuat tuan rumah tersinggung.
6 Adab bertamu: Duduk dengan Sopan
Saat bertamu, biasakan untuk duduk dengan sopan, jangan menebar pandangan ke sembarang arah karena akan membuat tuan rumah menjadi tidak nyaman dan curiga.
Walaupun terlihat sederhana kebiasaan duduk yang baik dan sopan juga harus dibiasakan sejak kecil serta dilatih saat di rumah sendiri agar menjadi kebiasaan saat kita tidak berada di rumah sendiri.
7 Adab bertamu: Jangan Terlalu Lama Saat Bertamu
Bertamu sebaiknya jangan terlalu lama, dikhawatirkan tuan rumah akan bosan ataupun memiliki kesibukan lain.
Namun, karena adanya tamu si pemilik rumah merasa kurang enak apabila ia meninggalkan apalagi mengusir tamu yang berkunjung.
Untuk itu, tamu juga harus bisa paham dan mengerti batasan waktu bertamu.
8 Adab bertamu: Waktu Bertamu yang Baik
Di samping itu semua, poin terakhir ini adalah adab bertamu yang paling utama.
Dalam Islam, salah satu waktu yang baik untuk bertamu adalah sebelum waktu isya sehingga tidak terlalu malam dan tidak mengganggu jam istirahat pemilik rumah.
Hindari bertamu pada waktu-waktu sehabis Zuhur, sesudah Isya, dan sebelum Subuh.
Sebab, waktu-waktu tersebut sering kali digunakan untuk tidur atau beristirahat, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Anas yang berkaitan dengan waktu yang baik untuk bertamu.
“Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Biasanya ia datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi) []