MEDIA sosial kerap dijadikan sebagai ajang silaturahim oleh penggunanya. Tak jarang dari mereka memasang foto dan aktivitas keseharian mereka. Hampir setiap hari, setiap moment mereka bagikan di beranda media sosial.
Aktivitas seperti itu biasanya memicu prasangka orang lain. Mereka yang melihat aktivitas tersebut, biasanya mencibir dengan menyebutnya riya. Persoalan ini ternyata menarik perhatian pimpinan Majelis Adz-Zikra. Dalam akun instagramnya, KH. Arifin Ilham mengatakan Mereka yang Riya atau Kita yang Hasad?
Ada orang upload foto nya pas lagi Umroh. Lalu kita bilang dalam hati “Ih Riya banget sih, ibadah umroh itu bukan buat dipublish “
Ada orang lagi ngaji di kendaraan umum. Lalu kita bilang dalam hati “Kok ngaji di tempat umum ? Kenapa nggak nanti aja di rumah pas sendiri “
Ada orang lagi jalan-jalan ke Eropa. Lalu kita bilang dalam hati “Sayang banget ya uangnya, mending buat infaq ke fakir miskin “
Ada orang posting konten dan caption dakwah di sosmed. Lalu kita bilang dalam hati “Sok alim banget ya hidupnya “
Pernahkah kita berpikiran seperti itu sama orang lain ? Astagfirullah. Mereka yang Riya atau justru Kita yang Hasad (iri/dengki) ?
Padahal isi hati seseorang itu nggak ada yang tahu selain Allah. Biarlah amal ibadah itu jadi urusan dia dengan Allah. Kalo kata Ust. Khalid Basalamah “Kita jangan masuk wilayahnya orang lain”.
Bahkan seorang Malaikat pencatat amal kebaikan saja tidak bisa mengetahui niat dalam hati seseorang itu. Mau ikhlas atau belum, tetaplah dicatat sebagai amal kebaikan. Hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang bisa mengetahui isi hati seseorang. Semua amalan akan terbongkar ikhlas atau tidaknya nanti di akhirat.
Usamah bin Zaid seorang Sahabat pernah ikut dalam peperangan. Ketika Usamah duel 1 lawan 1 dg orang kafir, orang kafir itu mengucapkan 2 kalimat syahadat (masuk islam). Sayangnya, Usamah tidak menghiraukan hal itu dan langsung membunuh orang yang sudah masuk islam itu (*haram hukumnya membunuh seorang muslim, dosa besar). Mengetahui hal itu, Rasulullah ï·º pun marah dengan Usamah.
Usamah berdalih jika ia masuk islam karena keadaan sudah terdesak dan tidak ikhlas. Rasulullah ï·º pun berkata hingga 3 kali kepada Usamah, “Apakah kau sudah belah hati nya untuk mengetahui apakah dia benar-benar ikhlas masuk islam atau tidak?”
Kita nggak bisa mengubah kebiasaan orang lain yang suka selfie di Eropa dlsb. Tapi kita bisa mengubah point of view dari sudut kita. Daripada Hasad, lebih baik berprasangka baik dg seseorang, apalagi dg sesama muslim, Betull? []