SAHABAT Islampos, ada sebuah kota yang menarik di Aljazair. Kota tersebut adalah Kasbah. UNESCO menyebutnya sebagai bentuk kota Islam yang unik. Itu karena pada abad ke-16 dan 17, Kasbah berpengaruh besar pada perencanaan kota di Afrika Utara, Andalusia, dan negara-negara di benua Afrika yang tidak dianggap termasuk bagian Afrika Utara.
Kasbah berada di salah satu situs pantai terbaik di Mediterania, menghadap ke pulau-pulau di mana pos perdagangan Kartago didirikan pada abad ke-4 SM. Ada sisa-sisa benteng, masjid tua dan istana bergaya Ottoman serta sisa-sisa struktur perkotaan tradisional yang terkait dengan rasa komunitas yang mengakar.
“Bentuk unik medina atau kota Islam merujuk pada pengaruh besar dalam hal perencanaan kota di Afrika Utara, Andalusia, dan Afrika sub-Sahara,” sebut UNESCO.
BACA JUGA: Abdul Qadir bin Muhyiddin al-Hasani, Pahlawan Muslim Aljazair yang Dihormati Dunia
Pada 1992, UNESCO menempatkan situs bersejarah tersebut dalam Daftar Warisan Dunia. Kemudian, pada 2003 Pemerintah Kota Aljir menetapkan Kasbah sebagai sektor yang dilindungi untuk mencegah kerusakan bangunan perkotaan. Karena kurangnya perhatian, belakangan ada ancaman pencabutan izin oleh PBB.
Memang, banyak bangunan yang hampir roboh, dinding miring, dan banyak balkon retak yang menjorok ke jalan-jalan. Pengelolaan situs ini dipercayakan kepada Direktorat Kebudayaan Wilaya (provinsi) Aljir. Arsitek Zekagh Abdelwahab ditugaskan sejak lama untuk mengurus rencana Kementerian Budaya Aljazair melindungi Kasbah, khususnya terkait perbaikan untuk rumah-rumah yang terancam ambruk.
Setidaknya, ada 700 rumah yang telah mendapat perhatian Abdelwahab.
“Kasbah telah menerima banyak penghinaan karena kerusakan akibat gempa hingga fondasi batu yang hancur karena bocornya pipa air,” kata Abdelwahab.
BACA JUGA: 2020, Aljazair Dinobatkan Jadi Destinasi Terbaik bagi Backpacker
Dia mengatakan, selama proses perbaikan, sebagian besar rumah masih ditempati oleh penyewa yang menolak untuk pergi. Namun, Abdelwahad tetap bekerja di sekitar mereka.
Abdelwahab dan tim arsiteknya sangat kecewa dengan kehadiran rumah pertunjukan yang dibangun oleh Prancis pada tahun 1930. Pasalnya, rumah tersebut dibangun dari bagian bangunan istana bersejarah dan rumah lain yang telah mereka robohkan selama 100 tahun sebelumnya. []
SUMBER: WHC.UNESCO | IHRAM