SAHABAT mulia Islampos, pernahkah Anda menghadiahkan Al-Fatihah untuk diri Anda sendiri? Nah, apa sebebarnya hukum menghadiahkan Al-Fatihah untuk diri sendiri?
Menghadiahkan Al-Fatihah untuk orang yang masih hidup sejatinya pernah dipraktikkan Malaikat Jibril ketika meruqyah Nabi Muhammad yang terkena sihir.
Sementara menghadiahkan Al-Fatihah bagi orang yang sudah meninggal masih menjadi perdebatan, apakah pahala bacaan Al-Fatihah tersebut sampai kepada mayit atau tidak.
Lantas adakah hukum menghadiahkan Al-Fatihah untuk diri sendiri untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan seperti meruqyah diri sendiri sebagaimana Malaikat Jibril meruqyah Nabi Muhammad. Atau dengan tujuan-tujuan tertentu seperti keutamaan mendapatkan rezeki dan diangkat penyakit?
Dijelaskan bahwa bertawasul menggunakan Al-Fatihah untuk diri sendiri adalah sesuatu yang disunnahkan. Sunnah berarti sesuatu yang diamalkan oleh Rasulullah dan memiliki dalil yang jelas.
BACA JUGA: 5 Keutamaan Surat Al-Fatihah
Setidaknya terdapat tiga dalil yang dikemukakan oleh Darul Ifta Yordania mengapa hukum menghadiahkan Al-Fatihah untuk diri sendiri sebagai sunnah:
1. Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri: Surat Al-Fatihah mengandung sifat-sifat Allah
أن التوسل بالقرآن الكريم هو توسل بصفة من صفات الله تعالى، والتوسل بصفات الله عز وجل مشروع باتفاق العلماء
“Bertawasul atau membaca ayat-ayat Al-Qur’an untuk tujuan tertentu merupakan bentuk tawasul dengan sifat-sifat Allah. Dan tawassul dengan sifat Allah sesuatu yang disunnahkan secara syariat menurut para ulama.”
Ibnul Qayyim dalam kitab Madarijus Salikin (Juz 1, halaman 82-89) misalnya mengatakan bahwa bukan hanya satu, tetapi seluruh sifat Allah terhimpun dalam Surat Al-Fatihah.
Lafadz yang mengandung sifat uluhiyah adalah Allah, yang mengandung sifat rububiyah adalah Rabb, dan yang mengandung sifat kebaikan adalah ar-Rahman.
BACA JUGA: Hikmah Sering Diulangnya Surat Al-Fatihah
2. Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri: Boleh mengkhususkan Al-Fatihah sebagai doa
واختيار سورة الفاتحة خاصة له وجه مقبول شرعا؛ وذلك لأنها أم الكتاب، وتجتمع فيها جميع معاني القرآن العظيم
“Mengkhususkan Surat Al-Fatihah (sebagai doa) memiliki dalil syari yang kuat. Sebab Al-Fatihah adalah induk Al-Qur’an, dan di dalamnya terkumpul semua makna Al-Qur’an.”
Hal ini pernah dipraktikkan oleh Ibnul Qayyim ketika sakit dan membaca Al-Fatihah sebagai doa untuk kesembuhan penyakitnya. Beliau bercerita:
“Aku pernah menginap di Makkah selama beberapa saat lalu aku jatuh sakit, aku tidak mendapatkan satupun dokter di sana, maka aku mencoba mengobati diriku sendiri dengan membaca surat Al-Fatihah, dan aku dapati perubahan yang sangat menakjubkan, sejak saat itu aku sering memberikan saran kepada orang-orang yang mengeluh akan penyakitnya untuk membaca Al-Fatihah dan banyak dari mereka mendapatkan kesembuhan dengan cepat.”
3. Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri: Sama seperti bertawasul dengan amal shaleh
أن التوسل بتلاوة الفاتحة توسل بعمل صالح، وهو أيضا مشروع باتفاق العلماء
“Bertawasul dengan Surat Al-Fatihah bisa digolongkan sebagai bentuk tawasul dengan amal saleh, dan ini disunnahkan menurut semua ulama.”
BACA JUGA: Apakah Basmalah Termasuk Ayat dalam Surat Al-Fatihah?
Salah satu contoh tawasul dengan amal saleh adalah kisah yang disampaikan Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari jalur Abu Abdurrahman dari Abdullah bin Umar tentang tiga orang yang terjepit di dalam goa.
Mereka diselamatkan oleh Allah setelah ketiganya merayu Allah dengan menyebutkan amal-amal saleh yang pernah mereka lakukan.
Membaca Al-Fatihah termasuk salah satu perbuatan amal saleh yang bisa digunakan untuk meminta kepada Allah sebagaimana ketiga pemuda yang terjepit di dalam goa. []
SUMBER:
– Lembaga Fatwa Yordania (Darul Ifta Yordania) dalam sebuah fatwa yang dikeluarkan oleh Lajnah Ifta (nomor 928 tanggal 22/09/2010)
– pemalang.pikiranrakyat.com