Oleh: Rusdy Qasim, Lc.
rusdi.qasim@gmail.com
HADIST Qudsi, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa beliau berkata,:
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ ، حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ ، عَنْ عَطَاءٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِنَّ اللَّهَ قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ، وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ “.
Menceritakan kepadaku Muhammad Bin Usman, menceritakan kepada kami Khalid Bin Makhlad, menceritakan kepada kami Sulaiman Bin Bilal, menceritakan kepadaku Syarik Bin Abdillah Bin Abi Namir, diriwayatkan oleh Atha’, dari Abu Hurairah, beliau berkata. Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
”Allah berfirman; Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.” (HR. Bukhari, No. 6137)
BACA JUGA: Tadabbur Hadist 1: Keutamaan Hari Jum’at
Dalam hadist qudsi ini, Allah menyebutkan sebuah tingkatan keimanan yang sangat tinggi, yaitu tingkatan tertinggi yang bisa diperoleh oleh seorang muslim, yakni dicintai oleh Allah. Jika Allah telah memberikan cintanya untukmu, maka bergembiralah atas kebaikan besar yang engkau peroleh!
Siapa yang telah dicintai oleh Allah, maka berbahagialah dengan kebahagiaan, ketenangan jiwa, kemuliaan, tidurlah dengan tenang, dengan hati yang lapang, tanpa rasa khawatir, takut dan gelisah.
Beginilah cara kerja cinta. Dalam hadis ini, Allah menyebutkan buah dari cinta Allah kepada hambanya. Tatkala Allah mencintai seorang hamba, maka Allah menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang dia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan.
Artinya, hamba yang telah dicintai akan mendapatkan taufik, serta penjagaan terhadap anggota badannya. Sehingga, tidaklah ia melihat, mendengar, berjalan, berbuat, kecuali kepada perkara-perkara yang Allah ridai.
Perhatikanlah bentuk kesempurnaan bahasa dalam hadis ini, Allah berkata “Jika aku mencintainya”, dan Ia tidak berkata “jika aku menjaganya” atau “jika aku memberinya taufik”. Karena cinta telah mencakup semua bentuk kebaikan itu. Dan untuk memperoleh cinta tersebut, maka dengan memperbaiki kualitas ibadah wajib serta memperbanyak ibadah sunah.
Berkata sebagian salaf al salih:
ليس الشأن أن تُحِب ولكن الشأن أن تُحب ، أي ليس الأمر أن تظن أنك تحب اللَّه ، ولكن الشأن العظيم أن يحبك اللَّه ؛ لأن اللَّه لا يحب إلا من استحق ذلك الحُب.
“Perkaranya bukanlah bagaimana engkau mencintai, tetapi perkaranya apakah engkau dicintai. Maksudnya, perkaranya bukan dengan mengaku bahwa engkau mencintai Allah, akan tetapi perkara terbesarnya adalah apakah Allah mencintaimu. Karena Allah tidaklah mencintai kecuali kepada yang pantas mendapatkan cintaNya.”
(Al Nur Al asna fi syarhi Asma’ al Husna, Amin Bin Hasan Alnshari, hal 203)
Jika Allah telah mencintai hambaNya, maka:
1. Hadist Qudsi-Jika Allah Telah Mencintaimu: Sang hamba telah memperoleh predikat hamba yang baik.
Karena tidaklah Allah mencintai hamba-hambaNya kecuali mereka yang baik-baik saja.
إن اللَّه طيبٌ لا يقبل إلا طيبًا
“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima sesuatu kecuali yang baik-baik saja.” (HR. Muslim, No. 1618)
BACA JUGA: Tata Cara Mandi Wajib, Panduan Urutan, Bacaan dan Hadistnya
2. Hadist Qudsi-Jika Allah Telah Mencintaimu: Akan memperoleh pertolongan dari Allah
۞إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٖ كَفُورٍ ٣٨
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (Q.S Al Hajj :38)
3. Hadist Qudsi-Jika Allah Telah Mencintaimu: Allah tidak akan mengazab hamba yang ia cintai.
وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ وَٱلنَّصَٰرَىٰ نَحۡنُ أَبۡنَٰٓؤُاْ ٱللَّهِ وَأَحِبَّٰٓؤُهُۥۚ قُلۡ فَلِمَ يُعَذِّبُكُم بِذُنُوبِكُمۖ بَلۡ أَنتُم بَشَرٞ مِّمَّنۡ خَلَقَۚ يَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۚ وَلِلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَاۖ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ ١٨
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” (Q.S Al Maidah :18)
5. Hadist Qudsi-Jika Allah Telah Mencintaimu: Jibril alaihissalam dan para penghuni langit mencintainya.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (( إذا أحبَّ اللَّه تعالى العبد نادى جبريل : إن اللَّه تعالى يحب فلانًا فأحببه فيحبه جبريل فيُنَادِى في أهل السماء : (( إن اللَّه يحب فلانًا فأحبوه فيحبه أهل السماء ثم يوضع له القبول في الأرض )).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT apabila mencintai seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman kepadanya, “Hai Jibril, sesungguhnya Aku menyukai si Fulan, maka cintailah dia.”Jibril mencintainya, kemudian ia berseru ke segenap penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah menyukai si Fulan, makasukailah dia oleh kalian. Maka seluruh penduduk langit mencintainya, kemudian diletakkanlah baginya cinta dan kasih sayang di bumi dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba-(Nya), maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan berfirman kepadanya, “Hai Jibril, sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah dia olehmu.” Maka Malaikat Jibril membencinya, kemudian ia berseru ke segenap penduduk langit, bahwa sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah dia oleh kalian. Maka seluruh penduduk langit membencinya, kemudian diletakkanlah baginya kebencian di bumi.” (HR. Bukhari. No. 3209)
BACA JUGA: Ini 70 Dosa Besar Berdasarkan Quran dan Hadist
Hadis pertama pada tulisan ini juga bisa menjadi parameter seorang hamba dapat dikatakan seorang wali. Seorang wali ialah yang istikamah di dalam ketaatan hingga Allah kemudian memberikan anugerah terbesar untuknya, yaitu cintaNya.
Sehingga segala bentuk tindak tanduknya akan mengarah kepada hal-hal yang Allah ridai saja. Berperilaku dengan perilaku yang diridai, berjalan kepada tempat yang Allah ridai, mendengar hal-hal yang Allah ridai. Dan segala tingkah lakunya akan mengarah kepada perilaku-perilaku yang mendatangkan rida Allah, yaitu ketaatan.
Maka sungguh keliru bagi mereka yang menganggap sebagian orang yang telah kehilangan akalnya, yang bebas mengerjakan segala bentuk kemunkaran, terbuka auratnya, lalu kemudian ia dilabeli sebagai seorang wali Allah, begitu jauh pemahaman mereka dari kebenaran.Wal iyadzubillah.
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan cintaNya kepada kita, cinta orang yang mencintaiNya, serta cinta terhadap amalan yang mendekatkan kita kepada cintaNya. Amin Allahumma amin. []