PEKAN ini, satu pesan lagi masuk soal yang sama: KDRT.
“Abi, aku mau curhat…” ujarnya memulai percakapan.
“Sok aja tulis, saya lagi di jalan… Nyimak…” jawab saya.
Kemudian dia menulis, dan intinya begini:
“Kejadiannya udah lama. Aku lelah, abi. Nggak tau harus berbuat apa. Ibu aku tuh udah lama mengalami KDRT oleh bapak aku. Mama baru bercerita dalam beberapa bulan terakhir.
“Luka fisik yang dialami oleh mama emang ga keliatan. Aku juga sebenarnya udah lama curiga. Bagaimana ini Abi?”
BACA JUGA:Â Ngomel
Saya merenung mendapatkan pertanyaan ini. Jawabannya tentu ga bisa dipaparkan lewat paparan WA. Bisa-bisa gempor tangan saya.
Intinya jawaban saya, yang cenderung jadi mudah, adalah:
1. Wanita yang mengalami KDRT oleh suaminya cenderung ga berani melawan, atau mengatakan kepada orang lain, karena takut. Takut oleh berbagai macam kemungkinan. Takut akan masa depan anak-anak dan keluarga besar.
2. Wanita yang sudah bertahun-tahun diperlakukan sangat tidak pantas (KDRT), apalagi disakiti secara fisik, mungkin harus berani punya opsi dalam hidupnya. Jangan diam. Berserahlah pada Allah, minta pertolongan-Nya. Semua kekhawatiran, akan diurus oleh Allah.
3. Saya tentunya ga nganjurin cerai. Ada banyak tabir dalam sebuah rumah tangga yang tidak bisa dilihat orang. Tapi jika dalam sebuah rumah tangga jadi menyakiti dan membuat kita tidak bahagia, terutama seorang istri yang dipukul suaminya, harus berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk anak-anaknya.
4. Seorang lelaki yang memukul ibu dari anak-anaknya sungguh lelaki keji. Kalau memang ada salah atau ada yang tidak berkenan di hatinya, berbicaralah. Jangan tangan yang bicara. Kenapa harus mukul? Ciri-ciri seorang yang tidak stabil emosinya adalah dia tidak bisa mengungkapkan masalahnya lewat percakapan yang sehat dan normal.
BACA JUGA:Â Gaji Dokter
5. Kepada para lelaki yang melakukan KDRT pada istrinya, sejuta topan badai buat kamu. Sungguh, kamu lelaki yang tak berguna di dunia ini! Ingatlah kata Nabi, “Jagalah gelas-gelas kaca …”, para perempuan yang menjadi ibu, istri, dan anak-anak perempuanmu.
Sekali lagi, penjelasan saya muter-muter sebenarnya, ga seperti lima poin di atas yang cenderung memudah-mudahkan.
Semoga kita dijauhkan dari apapun itu KDRT dalam rumah tangga. []