RAKHINE–Pembangunan infrastruktur berupa pengurukan dan pemagaran lahan RS Indonesia di Myanmar akan dimulai segera dalam bulan depan, Juni 2017.
Menurut anggota Tim Pembangunan RS Indonesia, Dr Ir Idrus M Alatas usai mengunjungi lokasi lahan RS Indonesia yang terletak di Myaung Bway, Mrauk U, Rakhine State, Myanmar, Kamis (18/5), prioritas utama lainnya yang harus diselesaikan adalah air bersih yang sulit didapat di wilayah ini.
“Padahal kebutuhan air bersih tinggi dan vital bagi sebuah rumah sakit,” kata dia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Idrus yang juga Ketua Divisi Konstruksi MER-C mengemukakan bahwa pembangunan RS Indonesia akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal infrastruktur lalu tahap pembangunan rumah sakit itu sendiri.
Infrastruktur RS Indonesia mencakup diantaranya pemagaran dan pengurukan. Untuk pengurukan, lahan RS Indonesia harus diuruk setinggi dua meter untuk untuk menghindari banjir yang setiap tahun melanda daerah ini.
“Direncanakan pemagaran dan pengurukan dapat dilaksanakan Juni depan, dilanjutkan dengan pembangunan rumah sakit yang sedang didisain ulang disesuaikan dengan standar nasional yang berlaku di Myanmar. Pembangunan RS akan dilaksanakan setelah musim hujan periode September,” lanjutnya.
Saat kunjungan ke lokasi yang berjarap sekitar 4,5 jam perjalanan darat dari kota Sittwe, ibukota Rakhine State, tim menemukan permasalah krusial yang juga harus diatasi, yaitu permasalahan air bersih.
Melihat kondisi air yang sangat tidak layak, Tim memutuskan bahwa hal ini juga akan menjadi prioritas utama untuk diselesaikan karena terkait dengan kesehatan warga sekitar dan keberlangsungan pelayanan RS Indonesia nantinya.
Air di wilayah ini payau meski sudah dibuat sumur yang dalam. Air sungai juga payau tidak bisa diminum sehingga warga mengandalkan air hujan yang ditampung pada penampungan air untuk mereka gunakan kala musim kemarau tiba.
Idrus M. Alatas, relawan teknis yang juga ahli geologi tanah akan mengajukan program pengolahan penampungan air yang lebih efektif dan sehat. Tim rencananya juga akan melibatkan ahli tata kelola air untuk membantu mengatasi permasalahan air bersih di wilayah ini.
Pembangunan RS Indonesia adalah program kerjasama MER-C (medical Emergency Rescue Committee) bersama PMI (Palang Merah Indonesia) dengan dukungan Pemerintah RI. MER-C kembali mengajak berpartisipasi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan program ini.
RS Indonesia di Myanmar diharapkan dapat menjadi salah satu diplomasi kemanusiaan dalam bidang kesehatan yang dapat mendorong terciptanya perdamaian bagi warga Muslim dan Budha di negara ini. []
Sumber: Republika