Table of Contents
SAHABAT Islampos, Alquran dapat dipahami dengan membacanya, beserta terjemahan dan tafsirnya. Ada banyak tafsir Alquran yang ditulis para ulama ahli tafsir. Siapa saja ulama ahli tafsir tersebut?
Penafsiran Alquran telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ merupakan yang pertama kali menerangkan, mengajarkan sekaligus menafsirkan Alquran. Beliau menjadi sumber utama rujukan tafsir, dan menjadi tempat bertanya bagi para shahabat, maupun umat ketika itu.Karena kedekatan mereka dengan Rasulullah ﷺ, para shahabat pun mengetahui makna, maksud dan rahasia-rahasianya. Mereka terutama Khulafa’ Ar-Rasyidin, Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair.
Dari para shahabat inilah, kegiatan tafsir kian berkembang. Sepeninggal Rasulullah ﷺ, mereka lantas menjadi guru bagi para tabi’in. Sejumlah ahli tafsir pun bermunculan di sejumlah pusat-pusat pendidikan Islam, semisal di Irak, Makkah dan Madinah.
BACA JUGA: 3 Tujuan Penulisan Kitab Barzanji
Di antara para ahli tafsir terkemuka, tersebutlah empat yang utama. Mereka adalah penulis kitab yang telah memberikan pengaruh besar hingga kini.
Profil dan karya ulama ahli tafsir
Berikut profil dan karya kitab tafsir mereka:
1 Tafsir al-Thabari karya Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (224 – 310 H)
Ath-Thabari adalah seorang sejarawan dan pemikir muslim dari Persia, lahir di daerah Amol atau Amuli, Thabaristan (sebelah selatan Laut Kaspia). Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari, tapi lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir ath-Thabari atau hanya ath-Thabari.
Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga di Mesir. Para ahli sejarah mencatat bahwa beliau semasa hidupnya tidak pernah menikah.
Ath-Thabari adalah cendekiawan yang suka berkelana. Banyak kota-kota yang beliau singgahi salah satunya yaitu Baghdad. Di Bagdad beliau mengambil Mazhab Syafi’i dari Hasan Za’farani, kemudian Basra, Di sini ia belajar dengan Abu Abdullah as-Shan’ani. Di Kufah ia belajar dengan Tsa’lab.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Tafsir al-Thabari. Berjumlah 12 jilid, Tafsir al-Thabari adalah tafsir tertua. Tafsir ini telah menjadi referensi utama bagi para mufassirin terutama penafsiran binnaqli/biiriwayah. Penjelasan Rasulullah ﷺ, pendapat shahabat, dan tabi’in menjadi dasar utama penjabaran, untuk kemudian ulama ini mengupasnya secara detail disertai analisa yang tajam.
Apabila dalam satu ayat, muncul dua pendapat atau lebih, maka akan disebutkan satu persatu lengkap dengan dalil dan riwayat para shahabat dan tabi’in yang mendukung masing-masing pendapat, untuk selanjutkan mentarjih (memilih) mana yang lebih kuat dari sisi dalilnya. Di samping itu, juga dijabarkan harakat akhir, mengistimbat hukum jika ayat tersebut berkaitan dengan masalah hukum.
2 Tafsir Ibnu Katsir karya Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Amr bin Katsir (w 774 H)
Ibnu Katsir memiliki nama lengkap Ismail bin Umar bin Katsir al-Qursyi ad-Damasyqi. Dia adalah seorang hafiz, ulama, dan pemikir. Ia lahir pada tahun 1300 M di Busra, Suriah dan wafat pada tahun 1374 M di Damaskus, Suriah.
Mazhab yang diyakini oleh Ibnu Katsir adalah mazhab Syafi’i. Beberapa karya tulisnya yaitu Tafsir al-Qur’ân al-Adzhīm dan Al-Bidâyah wa an-Nihâyah.
Imam Asy-Syaukani ra, mengatakan bahwa tafsir Ibnu Katsir merupakan salah satu kitab tafsir terbaik, jika tidak bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik. Sementara Imam As-Suyuthi ra menilai tafsirnya menakjubkan, dan belum ada ulama yang menandinginya.
Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir adalah adalah alumnus akhir madrasah tafsir dengan atsar. Ulama ini juga tercatat salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra (wafat tahun 774 H).Tafsir Alquran Ibnu Katsir terdiri dari 10 jilid. Penafsirkan ayat-ayat Alquran dilakukan dengan sangat teliti, yang menukil perkataan para salafus shaleh.
Ia menafsirkan ayat dengan ibarat yang jelas dan mudah dipahami, menerangkan ayat dengan ayat yang lainnya dan membandingkannya agar lebih jelas maknanya.Selain itu, disebutkan pula hadis-hadis yang berhubungan dengan sebuah ayat, serta penafsiran para shahabat dan tabi’in. Beliau juga sering mentarjih di antara beberapa pendapat yang berbeda, juga mengomentari riwayat yang sahih atau yang dhoif (lemah).
3 Tafsir Al-Qurtuby karya Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qurtuby (w 671 H)
Al-Qurthubi atau Qurtubi adalah seorang Imam, Ahli hadits, Alim, dan seorang mufassir (penafsir) Al-Qur’an yang terkenal. Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari al-Qurthubi. Dia berasal dari Qurthub (Cordoba, Spanyol). Imam Qurthubi meninggal dunia dan dimakamkan di Mesir, pada Senin, 09 Syawal tahun 671 H.
Semasa hidup, dia mengikuti mahzab fiqih Maliki. Dia juga terkenal melalui karyanya, yakni sebuah Kitab Tafsir Al-Qur’an, yang dikenal sebagai Tafsir Al-Qurthubi.
Secara keseluruhan, kitab tafsir ini terdiri dari 11 jilid, lengkap dengan daftar isinya. Menurut beberapa ulama, keistimewaan dari kitab tafsir ini yakni membuang kisah dan sejarah, dan diganti dengan hukum serta istimbat dalil, juga menerangkan qiroat, nasikh dan mansukh.
Gaya penulisannya khas ulama fikih. Beliau banyak menukil tafsir dan hukum dari para ulama salaf, dengan menyebutkan pendapatnya masing-masing. Pembahasan suatu permasalahan fiqiyah pun dilakukan dengan sangat detil. Tak hanya itu, al-Qurtuby tidak segan mengadakan riset mendalam untuk memperjelas kata-kata yang dianggap sulit.
BACA JUGA: Tafsir Quran, Mengapa Tidak Dilakukan Sepenuhnya di Zaman Nabi?
4 Tafsir Al-Jalalain karya Jalal ad-Din al-Mahali bersama Jalal ad-Din as-Suyuti
Tafsir Al-Jalalain merupakan kitab tafsir klasik dari ulama Sunni terkenal. Pertama kali disusun oleh Imam Jalal ad-Din al-Mahali, kemudian disempurnakan oleh sang murid, Jalal ad-Din as-Suyuti.
Nama lengkap Imam Jalal ad-Dinal-Mahali adalah Al-Imam Jalaluddin Abu Abdillah Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-`Abbasi Al-Anshari Al-Mahalli Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Ia lahir di Kairo, Mesir pada awal Syawwal 791 H/September 1389 wafat pada Sabtu pagi, pertengahan Ramadhan 864 H/1459. Al-Mahalli dinisbatkan dengan daerah Al-Mahallah Al-Kubra yang sekarang ini masuk kedalam Kegubernuran Al Gharbiyah, Mesir.
Sedangkan Jalal ad-Din as-Suyuti gelar lengkapnya adalah Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin, Jalaluddin al-Misri as-Suyuthi asy-Syafi’i al-Asy’ari. Ia lahir pada 1445 (849 H) dan wafat pada 1505 (911H)). Dia adalah seorang ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada abad ke-15 di Kairo, Mesir.
Tafsir Jalalain karya kedua ulama ini memiliki metode penjelasan yang singkat, merujuk kepada pendapat yang paling kuat, pemaparan i’rab yang dipandang perlu, dan penjelasan singkat terhadap segi qira’at yang diperselisihkan.
Sejumlah ulama terdahulu semisal Sulaeman bin Umar al-Ajiliy al-Syafi’i yang lebih populer dengan sebutan al-Jamal (w. 1204 H), pernah memberikan komentar terhadap tafsir al-Jalalain. Dalam mukadimahnya, al-Jamal menyebutkan bahwa yang ia lakukan terhadap al-Jalalain adalah memperjelas pelik-pelik penafsiran yang masih samar dengan merujuk beragam kitab tafsir dan pemikiran rasional. []
SUMBER: IHRAM | WIKIPEDIA