PEMERINTAH Republik Indonesia mengutuk kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke komplek Masjid Al-Aqsa, Palestina. Indonesia juga menyebut tindakan itu adalah provokasi.
“Indonesia mengutuk kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel ke komplek Masjid Al-Aqsa (03/01). Kunjungan tersebut merupakan provokasi yang dapat memicu ketegangan dan siklus kekerasan baru di Palestina,” tulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangan di website resminya, Rabu (4/1/2023).
Indonesia meminta Israel menghormati status quo di wilayah tersebut. Indonesia juga minta agar Israel tidak melakukan tindakan provokasi.
BACA JUGA:Â Aktris Inggris Emma Watson Nyatakan Dukungan terhadap Palestina
“Indonesia menyerukan Israel untuk menghormati status quo yang sudah disepakati bersama dan menghindari aksi dan provokasi yang mencederai tempat-tempat suci di Yerusalem,” ucapnya.
“Indonesia menyerukan masyarakat internasional khususnya PBB untuk terus mendesak Israel untuk menghentikan segala tindakan yang dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan di Kawasan,” tambahnya.
Indonesia pun mengungkit soal proses damai antara Palestina dan Israel. “Indonesia menekankan kembali pentingnya proses perdamaian Palestina-Israel berdasarkan prinsip ‘Two State Solution’ sesuai parameter yang disepakati secara internasional,” tulisnya lagi.
Two State Solution atau Solusi Dua Negara adalah salah satu opsi damai konflik Israel Palestina. Solusi ini menyerukan untuk dibuatnya dua negara untuk dua warga. Dengan solusi dua negara, negara Palestina berdampingan dengan Israel, di sebelah barat Sungai Yordan.
Ben-Gvir Kunjungi Al-Aqsa
Seorang menteri Israel yang beraliran ultranasionalis dan ekstrem kanan, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (3/1) waktu setempat. Ini menjadi kunjungan pertama Ben-Gvir sejak menjabat dalam pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
BACA JUGA:Â Festival Panen Zaitun, Perayaan Istimewa bagi Rakyat Palestina
Seperti dilansir AFP, Selasa (3/1/2023), kunjungan Ben-Gvir ini memancing kemarahan Palestina, yang memandang kunjungan itu sebagai provokasi. Kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza juga memberikan peringatan kepada Ben-Gvir terkait kunjungannya.
“Pemerintahan kami tidak akan menyerah pada ancaman Hamas,” ucap Ben-Gvir dalam pernyataan yang dirilis juru bicaranya, setelah kelompok militan Hamas memperingatkan bahwa kunjungan itu adalah ‘garis merah’ atau ‘red line’. []
SUMBER: DETIK