SHALAT malam, merupakan ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Terkait ibadah shalat, tidak ada tata cara khusus yang diterangkan dalam Alquran. Namun, tata cara shalat tersebut mengacu kepada tata cara yang dipraktikan Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah hadis beliau ﷺ bersabda:
“Shalat lah sebagaimana kamu melihat aku shalat.”
Sedangkan terkait dengan shalat malam, Ibnul Qayyim dalam Mukhtashar Zadul Ma’ad membuat pasal dengan judul: “Pasal tentang tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam melakukan shalat malam.” Di situ ia menyebutkan tata cara shalat malam yang bersumber dari Nabi ﷺ.
BACA JUGA: Shalat Malam 4 Khulafaur Rasyidin, Dahsyat
Berikut tata cara shalat malam yang diajarkan Rasulullah ﷺ:
1 Jumlah Rakaat
Ada beberapa riwayat yang menyebutkan tentang jumlah rakaat shalat malam Rasulullah ﷺ.
- Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas
Cara yang dikemukakan Ibnu ‘Abbas yaitu Nabi ﷺ bangun pada malam hari lalu melakukan shalat dua rakaat dengan memperlama berdiri, ruku’ dan sujud. Kemudian beliau pergi lalu tidur hingga meniup-niup.
Kemudian beliau melakukan itu sebanyak tiga kali dengan enam rakaat. Pada tiap kalinya beliau bersiwak dan berwudhu dan beliau membaca:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
(hingga akhir surat). Kemudian beliau melakukan shalat witir tiga rakaat.
- Berdasarkan riwayat dari Aisyah
Cara yang disampaikan Aisyah Radhiyallahu anhuma, yaitu Rasulullah ﷺ memulai shalatnya dengan mengerjakan dua rakaat yang pendek. Lali, beliau menyempurnakan rutinitasnya melakukan shalat sebanyak 11 rakaat. Pada tiap dua rakaat beliau salam dan melakukan witir satu rakaat.
- 13 rakaat seperti cara yang kedua.
- 8 rakaat dengan salam setiap dua rakaat
Rasulullah ﷺ melakukan shalat malam sebanyak delapan rakaat dengan salam pada tiap-tiap dua rakaat. Kemudian, shalat witir sebanyak lima rakaat sekaligus tanpa duduk kecuali pada rakaat akhir. Cara ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalaatul Musaafiriin wa Qashriha.
2 Cara Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat malam
Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat malam dengan 3 macam cara: sambil berdiri (ini yang paling sering dilakukan), sambil duduk, dan adakalanya beliau ﷺ membaca sambil duduk, jika bacaannya tinggal sedikit beliau berdiri dan menyelesaikan bacaannya, lalu ruku.
BACA JUGA: 4 Keutamaan Shalat Malam
3 Waktu untuk mengerjakan shalat malam
Untuk waktu shalat malam, dapat dikerjakan di awal, pertengahan, atau akhir malam. Ini semua pernah dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Sebagaimana Anas bin Malik -pembantu Nabi ﷺ mengatakan:
مَا كُنَّا نَشَاءُ أَنْ نَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ وَلَا نَشَاءُ أَنْ نَرَاهُ نَائِمًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ
“Tidaklah kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam hari mengerjakan shalat kecuali pasti kami melihatnya. Dan tidaklah kami bangun melihat beliau dalam keadaan tidur kecuali pasti kami melihatnya pula” (HR Bukhari).
4 Suara bacaan Rasulullah ﷺ ketika shalat malam
Rasulullah ﷺ biasa membaca bacaan Alquran secara tartil. Tingkat suara yang dianjurkan saat shalat malam berdasarkan hadits dari Bukhari dan Muslim yakni Rasulullah terkadang membaca dengan lirih dan terkadang membacanya dengan keras.
“Apabila beliau shalat di dalam rumah dan membaca Alquran, bacaan beliau tersebut bisa didengar oleh orang yang berada di dalam kamar.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
“Terkadang beliau mengeraskan suaranya lebih dari itu sehingga bacaan beliau bisa didengar oleh orang yang berada ruangannya (maksudnya di luar kamar).” (HR an-nasai, At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
BACA JUGA: Amalan yang Sebanding Shalat Malam
Cara seperti inilah yang beliau perintahkan kepada Abu Bakar dan Umar, yaitu ketika “Beliau keluar pada suatu malam, lalu beliau mendengar Abu Bakar yang sedang shalat dan membaca dengan suara pelan. Kemudian beliau melewati Umar bin al-Khattab yang sedang shalat dan membaca dengan suara keras.
Ketika keduanya berkumpul di sisi Rasulullah, beliau bertanya, “Wahai Abu Bakar, aku melewatimu dan engkau sedang shalat dengan suara pelan?”Abu Bakar menjawab, “Aku telah memerdengarkannya kepada Dzat tempat aku bermunajat, wahai Rasulullah!”
Kemudian beliau bertanya kepada Umar, “Aku telah melewatimu dan engkau sedang shalat dengar suara keras?’ Umar menjawab, “Wahai Rasulullah! Aku melakukannya untuk menghilangkan kantuk dan mengusir setan”. Nabi kemudian bersabda, “Wahai Abu Bakar! Keraskan sedikit suaramu” dan beliau bersabda kepada Umar, (“Rendahkan sedikit suaramu”). (HR Abu Dawud dan Al-Hakim)
Rasulullah bersabda, “Orang yang membaca Alquran dengan suara keras sama dengan orang yang bersedekah terang-terangan. Orang yang membaca Alquran dengan pelan sama dengan orang yang bersedekah sembunyi-sembunyi,” (HR Abu Dawud dan Al-Hakim). []
Referensi: Mukhtashar Zadul Ma’ad/Karya: Ibnul Qayyim Al Jauziyah/Penerbit: Darul Fikr/Tahun: 1990