BERDIRI lebih dari 3650 meter di atas permukaan laut, Masjid Agung Lhasa, juga dikenal sebagai Masjid Hebalin, di Daerah Otonomi Tibet, Cina, dianggap sebagai salah satu masjid tertinggi di dunia.
Masjid yang awalnya dibangun pada tahun 1716 ini mengalami renovasi pada tahun 1959, dan kemudian berubah total menjadi bangunan seperti yang terlihat saat ini.
Masjid Agung Lhasa memiliki halaman tiga pintu masuk yang mencakup area seluas 2.600 m2. Area pembangunannya seluas 1.300 m2 yang terdiri dari mushola, gedung Pai, gedung bunker, tempat wudhu, kamar mandi, dan fasilitas lainnya.
BACA JUGA: Indonesia Kutuk Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa di Palestina
Sebelah barat Masjid Agung Lhasa mencakup area seluas 285 m2 yang terdiri dari aula dalam, aula terbuka, dan mimbar utama.
Arsitektur Unik Masjid Agung Lhasa
Arsitektur bangunan Masjid Agung Lhasa sangat unik. Agung Lhasa memakai gaya arsitektur Zang tradisional dan juga menggabungkan fitur religius dan lokal.
Tidak lupa, ada unsur tradisional Tibet dengan lengkungan dan menara yang melingkar dan. Bagian dalam Agung Lhasa dihiasi dengan bunga dan tanaman hias bergaya Islami.
Berbagai sumber memperkirakan bahwa umat Islam saat ini berkisar antara 1 hingga 3% dari total populasi Cina, yang didominasi oleh campuran khusus kepercayaan spiritual non-agama Konfusianisme, Taoisme, Buddhisme China, dan ideologi rakyat China, bersama dengan ateisme.
BACA JUGA: Lebih Utama Mana: Shalat di Masjid Dekat Rumah ataukah yang Jauh?
Kelompok Muslim terbesar di China adalah Hui, yang jumlah populasinya sekitar 9,8 juta jiwa, menurut sensus tahun 2000. Mereka diikuti oleh Dongxiang, yang berjumlah sekitar 514.000, kemudian Salar, yang membentuk sekitar 105.000m dan Bonan dengan 17.000 orang.
Komunitas Muslim Cina ini berbeda dengan Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, yang menjadi bagian dari Cina setelah perang saudara Cina pada 1949. []
SUMBER: ABOUT ISLAM