Oleh: Shofi Hanifa Fauziah
Mahasiswi STEI SEBI
shanfauzii@gmail.com
Al Ma‟tsurat adalah sebuah kitab yang berupa kumpulan doa yang disusun oleh Hasan Al Banna Rahimahullah yang berisi doa-doa yang berasal dari Al Quran dan As Sunnah.
Boleh dikatakan, dalam era penerbitan modern, dibanding kitab sejenisnya, Al Ma‟tsurat adalah kitab yang paling luas penyebarannya di dunia Islam saat ini dan paling banyak jumlah eksemplarnya dengan naik cetak berkali-kali.
Para ulama juga sepakat bahwa dzikir dan doa adalah ibadah yang dibiarkan secara mutlak artinya dalil-dalilnya bersifat dzanny, seperti shadaqah, dimana seseorang bisa saja bersedekah setiap hari 1000 rupiah atau dengan berapapun yang dia sukai. Dia juga bisa bersedekah kapanpun dia maui, entah pagi, siang, sore atau malam.
Artinya sedekah itu dilakukan dengan bilangan tertentu (jumlah uang) dan pada waktu tertentu, yakni setiap hari. Adakah itu dipahami sebagai perbuatan bid’ah? Tentu saja tidak.
BACA JUGA: Keutamaan Doa-doa Al-Matsurat, Dzikir Pagi dan Petang
Karena sekali lagi dzikir dan doa adalah termasuk ibadah Ghairu Mahdah. Benar bahwa berdoa dengan yang ma’tsur adalah lebih utama daripada yang lainnya, tetapi adakah seseorang yang mengatakan, bahwa berdoa dengan selain yang ma’tsur dan setiap waktu hukumnya tidak boleh?
Tentu saja boleh selama isi doa tersebut baik dan tidak menyalahi syariat.
Dzikir memiliki banyak sekali manfaat. Saking banyaknya, sampai-sampai Imam Ibn alQayyim dalam kitabnya al-Wâbil ash-Shayyib menyebutkan bahwa dzikir memiliki lebih dari seratus manfaat.
Di antaranya adalah sebagai berikut enam keutamaannya :
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat: Dzikir akan mudah meraih apa yang Allah Ta‟ala sebut dalam ayat,
“Ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152). Ibnul Qayyim mengatakan, “Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.”
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat: Dilindungi dari bahaya dan ancaman
Dari Utsman bin Affan RA berkata bahwa Rasulullah bersabda,”Tidak ada seorang hamba membaca pada pagi hari setiap hari dan pada sore hari setiap malam, ‘Bismillaahi lladzi laa yadzurru m’asmihi syai’un…’ tiga kali maka tidak ada satu pun yang membahayakannya.” (HR. Abu dawud dan Turmudzi).
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat: Dicukupi Segala Kebutuhan Dunia
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan Turmudzi bahwa, “Barang siapa yang membaca bacaan surat Al- Matsurat yaitu surat Al-Falaq dan An-Nass di pagi dan sore hari sebanyak 3 kali maka Allah SWT. akan mencukupkan segala kebutuhannya di dunia.
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat: Rumah Terlindung dari Gangguan Setan
Hadis riwayat At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Hakim menerangkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di dalam rumahnya maka setan tidak akan mampu masuk ke dalam rumah tersebut hingga keesokan harinya.
Kesepuluh ayat itu adalah empat ayat pertama surat Al-Baqarah, satu ayat kursi, dua ayat setelah ayat kursi, dan ditutup dengan tiga ayat terakhir surat Al-Baqarah.”
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat: Mendapat Pahala yang Banyak
Berdasarkan hadis Nabi yang telah diriwayatkan oleh Muslim telah diterangkan bahwa Rasulullah menemui Juwariyah yang berada dalam musalanya. Membaca “Subhanallahu wabihandihi…” sebanyak 3 kali, maka pahalanya lebih berat dari apa yang dilakukan seorang berlama-lama di musala.
BACA JUGA: 3 Doa di Pagi Hari yang Pahalanya Besar
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat: Disempurnakan Nikmat
Menurut hadis Nabi yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Saunni telah dijelaskan bahwa barang siapa yang membaca ‘Allahumma inniasbahtu minka fi nikmati’ sebanyak tiga kali saat pagi dan sore hari maka Allah Swt. akan menyempurnakan nikmat atas dirinya, sehingga seseorang akan mendapat banyak limpahan kenikmatan baik itu dari segi rohani maupun jasmani.
Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah Ta‟ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda pada Mu‟adz, “Wahai Mu‟adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintai-mu.” Lantas Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu‟adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan „Allahumma a‟inni „ala dzikrika wa syukrika wa husni „ibadatik‟ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).” [HR. Abu Daud no. 1522, An Nasai no. 1303, dan Ahmad 5/244]. []