ANGGOTA Komisi VI DPR RI F-Gerindra Andre Rosiade mengapresiasi jajaran direksi dan manajemen Garuda Indonesia yang terus mencatatkan perbaikan kinerja. Namun, Andre meminta Garuda memperbolehkan pramugari yang bekerja di Garuda bisa menggunakan jilbab. Desakan Andre ini mendapat dukungan dari Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
“Kami mengapresiasi kinerja jajaran direksi dan manajemen dan seluruh karyawan Garuda yang telah bekerja keras dan berjuang bersama seluruh stakeholders yang ada,” kata Andre dalam rapat dengar pendapat Komisi VI dengan Dirut PT Garuda Indonesia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2022).
Andre menilai kinerja PT Garuda Indonesia hingga mampu bangkit dari kebangkrutan merupakan hasil kolaborasi banyak pihak termasuk Fraksi Gerindra. Dia menyebut sejak awal Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menginstruksikan kader-kadernya di DPR untuk bekerja keras menyelamatkan Garuda Indonesia.
“Pak Dirut bisa melihat kami Fraksi Gerindra melalui kepemimpinan Pak Prabowo dari awal, di saat yang lain masih ragu untuk menyelamatkan Garuda, Gerindra yang terdepan lantang bicara menyelamatkan Garuda. Bahkan untuk Panja Garuda pun kita yang terdepan. Itu menunjukkan bahwa komitmennya Pak Prabowo jelas,” kata Andre.
Minta Pramugari Diperbolehkan Berhijab
Selanjut, Andre Rosiade juga menyoroti aturan terkait tata cara berpakaian busana muslim bagi awak kabin atau pramugari Garuda Indonesia. Sebagai maskapai penerbangan kebanggaan nasional di mana mayoritas warganya beragama Islam, Andre melihat Garuda Indonesia belum mengakomodir aturan bagi pramugari yang memakai jilbab secara permanen.
“Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam. Kita lihat di berbagai maskapai yang ada, sudah banyak pramugari yang berjilbab. Bahkan di Citilink sudah ada yang berjilbab. Tapi di Garuda masih ada aturan yang melarang pramugari-pramugarinya untuk menggunakan busana muslim berjilbab untuk menutup aurat,” kata Andre.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini menyebut, adanya aturan maskapai yang membatasi pramugari memakai jilbab menimbulkan resah. Sebab, menurutnya, di kehidupan sehari-hari, di luar tugas sebagai awak kabin, para pramugari tersebut menutup auratnya dengan berjilbab.
Oleh karena itu, Andre Rosiade meminta Dirut PT Garuda Indonesia beserta jajarannya segera mengevaluasi peraturan tersebut.
“Saya mengusulkan kepada Garuda, meski Gerindra bukan partai Islam tapi Gerindra memahami aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Kami ingin memperjuangkan, meminta Pak Dirut beserta jajaran untuk mengevaluasi aturan bagaimana tata cara berpakaian busana muslim bagi awak kabin yang ingin melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam menutup aurat dengan memakai jilbab,” kata Andre.
“Citilink bisa, kenapa Garuda tidak. Maskapai swasta yang lain juga bisa, kenapa Garuda tidak. Tinggal kebijakan Pak Dirut dan jajarannya. Itu aspirasi dari umat Islam yang ada di Garuda,” tambahnya.
Wapres Sebut Pelarangan Aneh
Wapres Ma’ruf Amin merespons pernyataan Andre Rosiade agar Garuda memfasilitasi pramugari berjilbab. Ma’ruf Amin akan memastikan apakah aturan larangan berjilbab itu ada atau tidak.
Bagi Ma’ruf, larangan penggunaan jilbab bagi pramugari merupakan hal yang aneh. Ma’ruf menegaskan di TNI-Polri atau di perguruan tinggi tidak ada larangan menggunakan jilbab.
“Sampai sekarang ini nggak ada larangan berjilbab, itu nggak ada. Bukan lagi di polisi, di tentara, juga sudah orang berjilbab dan di mana-mana, perguruan tinggi, di mana-mana,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangannya, seperti dikutip dari YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Sabtu (4/2).
“Jadi kalau ada larangan berjilbab, agak aneh, barangkali. Saya nggak cek, perlu diteliti itu,” sambung dia.
Bersyukur Dukungan Wapres
Anggota Komisi VI DPR RI F-Gerindra Andre Rosiade yang menyuarakan agar maskapai Garuda Indonesia memperbolehkan pramugarinya mengenakan hijab, bersyukur dengan dukungan Wapres Ma’ruf Amin.
“Alhamdulillah Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dalam pernyataannya menyatakan mendukung sebuah instansi lembaga untuk jangan sampai melarang hak dari muslim perempuan mengenakan jilbab,” kata Andre dalam pernyataannya kepada wartawan, Sabtu (4/2).
“Wapres menyatakan aneh jika ada larangan kepada muslim perempuan untuk berjilbab. Ini sesuai dengan apa yang saya perjuangkan dalam mendorong Garuda Indonesia untuk memperbolehkan pramugarinya mengenakan hijab,” sambung Andre.
Andre mengatakan Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam. Menurutnya, di berbagai maskapai sudah banyak pramugari yang berhijab, termasuk di maskapai Citilink.
“Tapi di Garuda masih ada aturan yang melarang pramugari-pramugarinya untuk menggunakan busana muslim berjilbab untuk menutup aurat,” ujarnya.
Garuda Buka Opsi Penggunaan Jilbab
PT Garuda Indonesia melakukan diskusi intensif bersama stakeholder terkait mengenai kesiapan penggunaan jilbab bagi seragam pramugari. Mengedepankan prinsip inklusivitas pada seluruh profesi karyawannya, termasuk awak pesawat, Garuda Indonesia pada prinsipnya tidak melarang penggunaan jilbab bagi pramugari.
Garuda Indonesia berkomitmen saat ini membuka opsi dan ruang diskusi penggunaan jilbab bagi pramugari Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan diskusi soal penggunaan jilbab pramugari ini secara cermat dan bijak.
“Kami memiliki nilai dan visi yang sama atas masukan dari berbagai pihak terkait atribut seragam awak pesawat, khususnya mengenai penggunaan jilbab bagi pramugari. Untuk itu, diskusi terus kami intensifkan, mengingat hal ini perlu disikapi secara cermat dan bijak, khususnya terkait kesiapan penggunaan jilbab pada seragam pramugari yang tidak hanya ditinjau dari kepentingan aspek service dan safety namun utamanya juga memastikan terjaganya kepentingan pramugari sebagai individu yang memilih opsi penggunaan jilbab dalam kesiapannya sebagai garda terdepan pelayanan penerbangan Garuda Indonesia yang bergerak di segmen penerbangan full service,” kata Irfan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/2).
Irfan menambahkan perlu kajian untuk menentukan seragam yang digunakan pramugari berdasarkan operasional dan profesi. Garuda Indonesia berkoordinasi dengan pihak terkait untuk kesiapan pramugari dapat menggunakan jilbab.
“Hal ini yang kami yakini perlu dilandasi kajian yang prudent dan komprehensif atas penyesuaian kebijakan atribut seragam awak pesawat baik dari aspek operasional maupun aspek penunjang lainnya atas kepentingan profesi awak pesawat,” ujarnya.
“Oleh karenanya saat ini Garuda Indonesia terus menjalin komunikasi intensif dengan berbagai stakeholder terkait untuk memastikan kesiapan penggunaan jilbab bagi pramugari Garuda Indonesia dapat dilandasi oleh kebijakan operasional yang komprehensif”, tutup Irfan.
Sejumlah layanan rute penerbangan, Garuda Indonesia juga telah menerapkan penyesuaian atribut seragam awak pesawat mengacu pada regulasi destinasi tujuan maupun terkait kepentingan layanan penerbangan haji, di mana pramugari menggunakan seragam abaya yang disertai jilbab. []
SUMBER: DETIK