PARTAI Keadlian Sejahtera (PKS) angkat bicara mengenai kasus seorang ibu hamil usia sembilan bulan yang ditolak di RSUD Ciereng, Subang, Jawa Barat hingga berujung meninggal dunia. Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher geram dengan tindakan RSUD Ciereng tersebut.
“Kemenkes harus menindaklanjuti berita ini dengan segera memeriksa RSUD Subang,” kata Netty dalam keterangannya, Selasa (7/3/2023).
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS INI menegaskan meninggalnya pasien Ibu dan bayi akibat tak ditangani segera adalah tragedi kemanusiaan. Dia meminta kasus ini tidak dianggap enteng dan dibiarkan berlalu begitu saja.
“Kasus semacam ini tak boleh dianggap enteng dan berlalu begitu saja. Seharusnya RS segera menangani pasien hamil yang kritis, bukan malah ditolak yang membuat mereka harus mencari RS lainnya,” tegas Netty.
BACA JUGA:Â PKS Sebut Suara Ragu Pemilu Digelar 2024 Bikin Penjahat Demokrasi Berpeluang
Sebagai informasi, berdasarkan pengakuan dari suami korban, istrinya yang mau melahirkan ditolak masuk ke ruang PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif, Red) RSUD Ciereng untuk mendapatkan tindakan. Pasien ini ditolak dengan alasan pihak RSUD belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang dan ruang PONEK penuh.
Penolakan ini akhirnya membuat keluarga membawa korban menuju RS di Bandung dan meninggal dalam perjalanan. Netty pun mengaku heran dengan prosedural RSUD Ciereng dalam kondisi darurat seperti itu.
“Jika alasan penolakan tersebut benar, maka sangat memprihatinkan. Apakah tidak ada kebijaksanaan dalam prosedural administrasi saat kondisi darurat? Seharusnya setiap pasien dalam keadaan kritis, apalagi Ibu hamil yang akan melahirkan, harus segera ditangani,” kata Netty.
Oleh sebab itu, Netty mendesak Kemenkes memeriksa kasus ini secara transparan. Dia minta ada yang dihukum jika memang terbukti bersalah.
“Jika ditemukan adanya unsur kelalaian, maka pihak yang bertanggung jawab harus menerima hukuman sesuai aturan berlaku. Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi siapa pun yamg berhadapan dengan nyawa pasien. Jangan sampai terulang lagi,” ujar dia.
“Secara keseluruhan, sistem pelayanan kesehatan di RSUD Subang harus diperiksa dan dievaluasi agar tidak menjadi stigma sebagai RS dengan pelayanan buruk,” sambungnya.
Untuk diketahui, seorang ibu hamil ditolak di RSUD Subang, Jawa Barat. Wanita dengan usia kandungan sembilan bulan itu meninggal dunia saat hendak melahirkan usai ditolak RSUD Ciereng Subang.
Peristiwa itu bermula saat Kurnaesih (39) asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang hendak melahirkan pada Kamis (16/2/2023) malam. Dikutip dari detikJabar, Kurnaesih sempat mengalami kontraksi saat berada di rumahnya.
Kondisi Kurnaesih terus menurun sehingga keluarga membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal. Namun, karena tidak ada perubahan, Kurnaesih dibawa ke RSUD Ciereng.
“Sudah drop waktu masih di rumah tuh, saya bawa langsung ke puskesmas. Terus sama, masih gitu, tidak ada perubahan. Terus akhirnya dibawa langsung ke RSUD Subang,” kata Juju Junaedi (46), suami Kurnaesih, Senin (6/3).
BACA JUGA:Â Ajak Kader Bela NKRI, Ketua Majelis Syuro PKS Imbau Jangan Merasa “Paling Nasionalis dan Paling Pancasilais”
Sesampainya di RSUD, Kurnaesih diterima Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun, ketika akan masuk ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) untuk mendapatkan tindakan, korban ditolak dengan alasan pihak RSUD Ciereng belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.
“Waktu di IGD memang masih diterima, tapi waktu dipindahin ke ruangan anak, langsung ditolak. Katanya belum ada konfirmasi dari rujukan Puskesmas Tanjungsiang mah. Nah kayak gitu aja kronologinya mah,” ucapnya.
Pihak keluarga akhirnya membawa Kurnaesih ke rumah sakit di Bandung karena tidak mendapat tindakan dari RSUD Ciereng. Namun, korban beserta anak yang dikandungnya meninggal dunia dalam perjalanan.
“Tidak ada tindakan sama sekali dari RSUD Ciereng, langsung saja saya bawa ke Bandung sama ibu bidan puskesmas pakai ambulans di Puskesmas Tanjungsiang. Istri saya sudah tidak kuat dan meninggal duluan waktu mau ke rumah sakit di Bandung,” ungkap Juju Junaedi, suami Kurnaesih. []
SUMBER: DETIK