KENAPA Islam memuliakan seorang istri? Sahabat Mulia Islampos, tahukah Anda, ada banyak keutamaan memuliakan istri bagi seorang suami.
Istri yang bertugas mengurusi rumah tangga akan selalu merasa dirinya berada dalam tanggung jawab rumah tangga dan agamanya.
Dan Hadits pun banyak mengumpamakan seorang istri yang sholeh sebagai berlian dan bidadari dunia. Pantas jika seorang istri banyak diagungkan dalam aktivitas dan perannya.
BACA JUGA: Hukum Suami Meminta Istri untuk Bekerja
Keutamaan Memuliakan Istri: Sebaik-baiknya Suami
Sebaik-baik suami adalah yang paling baik kepada istrinya. Demikianlah Rasulullah bersabda dan sejelek-jelek suami adalah yang paling buruk kepada istrinya. Allah SWT, menganugerahkan pasangan hidup kepada seorang suami, tidak lain dan tidak bukan, untuk dihormati, dikasihi, dan dimuliakan.
Bahkan Islam mencap “kurang baik” seorang suami yang makan enak sedangkan istrinya makan seadanya, dan ia tidak memiliki keinginan untuk berbagi.
https://www.youtube.com/watch?v=K5p2OPF5b1A
Keutamaan Memuliakan Istri: Di Balik Kesuksesan Seorang Suami
Fakta pun membuktikan, di balik kesuksesan seorang suami, biasanya ada seorang istri yang dengan ikhlasnya mengabdi dan memberikan sokongan kepadanya. Ketika suaminya berjuang keras di luar rumah, sang istri pun “jatuh bangun” untuk menata taman-taman surga di rumahnya.
Harapannya ketika sang suami datang, ia bisa mendapatkan kesejukan, kebahagiaan, dan kelapangan, yang boleh jadi tidak akan dia dapatkan di luar rumah. Karena itu, seorang suami tidak dapat dikatakan sukses jika ia hanya berhasil di luar rumah.
BACA JUGA: 5 Tanda Istri Tak Bahagia dalam Pernikahan
Keutamaan Memuliakan Istri: Suami Akan Dimuliakan Allah
Sesungguhnya, seorang suami yang senantiasa memuliakan dan membahagiakan istrinya, akan Allah muliakan pula dengan berbagai keutamaan.
Di antaranya, dadanya akan senantiasa dilapangkan, keluh-kesah akan didengar, cucuran keringatnya akan menjadi penggugur dosa-dosanya, do’a-do’a nya pun akan dikabulkan. Begitulah keutamaan suami yang shaleh. []
Sumber : Tiga Menguak Takdir Sukses: Mutiara Pengalaman Yusuf Mansur, Jeffry Al Buchori, dan Ahmad Al Habsyi / Cetakan Tahun 2008