WNA penyandang disabilitas akhirnya diperbolehkan mengambil paket alat bantu kencingnya yang sempat tertahan di Bea Cukai Ngurah Rai, Bali. Kasus ini sempat membuat gaduh media sosial lantaran viral.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) Bea Cukai Ngurah Rai, Bowo Pramoedito, mengatakan bule tersebut merupakan WN Finlandia bernama Panu Ruokokoski.
“Selanjutnya dengan mempertimbangkan asas kemanusiaan, dukungan dan koordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan RI, saat ini Mr. Panu Ruokokoski selaku pemilik barang telah menerima alat kesehatan tersebut,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/4).
BACA JUGA:Â Sosok Diduga Pegawai Bea Cukai Sebut Netizen “Babu Bacot”di Twitter
Adapun isi paket alat kesehatan tersebut terdiri dari kateter dan kantung urine dengan rincian:
3 Kemasan Hydrophilic Single-Use, masing-masing kemasan terdiri dari 30 bungkus.
3 Buah kantong urine dilengkapi selang.
2 Kemasan Condom Catheter Berlabel Coloplast Conveen, masing-masing kemasan terdiri dari 30 bungkus.
Menurut Bea Cukai Ngurah Rai, paket tersebut termasuk kategori larangan/pembatasan barang kiriman sesuai Surat Penetapan Barang Larangan dan Pembatasan (SPBL-BK).
Selain itu, berkaitan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 60 Tahun 2017 jo Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/234/2018 yang mengatur tentang pembatasan barang yang impor.
Pengirim atau penerima paket harus memenuhi persyaratan impor berupa surat izin dari Kementerian Kesehatan untuk pengambilan paket.
BACA JUGA:Â Klarifikasi soal Harta ke KPK, Ini 3 Pengakuan Kepala Bea Cukai Makassar
Warganet Kritik Bea Cukai
Seperti diketahui, dalam video yang viral di media sosial, disebutkan Bea Cukai Ngurah Rai mempersulit proses pengambil paket.
“Kasian sekali, ini niat mau ngambil alat (bantu) kencing aja di Bea Cukai dipersulit dan tidak dikasih. Ini dapat kiriman gratis dari negaranya. Dikirim oleh negaranya sedangkan sudah sampai di Denpasar di kantor pos malah disuruh diurus di kementerian,” kata pria dalam video tersebut, Jumat (7/4).
“Kementerian kalau bisa dihubungi enggak papa, orang di sana enggak bisa dihubungi, apa enggak kasihan orang kayak gini. Ini butuh untuk alat kencing sama bea cukai mempersulit. Barang sudah di depan mata,” sambungnya. []
SUMBER: KUMPARAN