MEMILIKI keterbatasan materi bukan berarti tak bisa berprestasi. Hal itu mungkin yang dipegang oleh Hasanudin, pria kelahiran Garut yang saat ini kuliah di STAI Persatuan Islam.
Pria yang akrab disapa Hasan ini rela menjadi seorang pembuat cuangki demi membiayai hidupnya dan juga keluarganya.
Hasan adalah anak keenam dari 11 bersaudara. Ia memiliki 5 orang adik dan juga kakak. 3 adiknya kini sekolah di Bandung dan dibiayai oleh Hasan.
Karena kewajiban ia bukan hanya kuliah tapi juga membiayai keluarganya, maka ba’da subuh hasan harus sudah ke pasar untuk berbelanja bahan untuk membuat cuangki. Lalu setelah selesai dibuat cuangki tersebut ia kirimkan kepada pedagang untuk dijual.
Semua ini dilakukan Hasan demi menghidupi keluarganya dan ingin agar adik-adiknya tetap bersekolah sampai sekolah tinggi.
Tak jarang Hasan tidak kuliah karena harus berdagang atau sebaliknya Hasan kuliah tapi tidak berdagang.
Selain dikenal memiliki usaha cuangki, Hasan pernah masuk dalam program pertukaran mahasiswa antar negara tahun 2015 lalu. Ia menjadi salah satu mahasiswa yang mewakili Jawa Barat ke Thailand Bangkok.
Selain itu, Hasan juga mendirikan perkumpulan diskusi Savana yang saat sudah besar dan menjadi media kampus.
Savana juga pernah menjadi juara kedua Sastra Dokumentari Sanata Darma yang diberi judul KAA Effect di Jogja 2015.
Hasan bercita-cita setelah lulus tetep akan membangun usaha cuangki supaya lebih maju dan berkembang setelah itu Hasan akan meneruskan S2.
Hasan juga berucap insyaa Allah akan segera menyelesaikan studi pada bulan Oktober yang akan datang. Kisah ini akhirnya difilmkan oleh kelompok diskusi Savana. []
Sumber: Persis.or.id