MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan laju kemiskinan di Indonesia tak melesat tinggi. Menurutnya kenaikan kemiskinan di Indonesia tak signifikan di masa pandemi.
Muhadjir menyampaikan hal ini dalam acara ASEAN Socio-Cultural (ASCC) Knowledge Forum: Addressing Gaps and Rethinking Pathways to Eradicate Poverty in ASEAN” di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali. Dia menyebut salah satu tingkat kemiskinan di Indonesia tak melonjak lantaran upaya melakukan sinergi dan keterpaduan antara pemerintah pusat dan daerah, serta civitas akademik, maupun lembaga non pemerintah dan masyarakat.
“Upaya tersebut telah berhasil menekan laju angka kemiskinan sehingga tidak melesat tinggi,” ujar Muhadjir dalam keterangannya, Minggu (7/5/2022).
BACA JUGA:Â Head to Head Anies vs Ganjar soal Berantas Angka Kemiskinan, Siapa Lebih Bagus?
Muhadjir menerangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) periode 2020-2024, pemerintah Indonesia telah menetapkan penghapusan kemiskinan sebagai salah satu prioritas utama, khususnya penghapusan kemiskinan ekstrem. Dia menjelaskan dalam rangka mencapai target penurunan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada tahun 2024, telah dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
“Presiden memberikan arahan bahwa dalam situasi apapun komitmen untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem harus terus dilakukan. Presiden meminta tingkat kemiskinan ekstrem 0% pada tahun 2024, yaitu enam tahun lebih cepat dari target agenda Sustainable Development Goals (SDGs),” katanya.
Muhadjir mengatakan kemiskinan ekstrem merupakan persoalan multidimensi yang harus diselesaikan secara sinergi. Dia menyinggung upaya konvergensi pemerintah dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
“Setiap kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, dan berbagai pihak yang terlibat diminta untuk menggunakan informasi tingkat kesejahteraan yang ada pada data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (data P3KE),” tutur Muhadjir.
“Upaya penghapusan kemiskinan ekstrem, mulai menunjukkan hasil, BPS merilis bahwa angka kemiskinan ekstrem pada September 2022 sebesar 1,74% turun 0,3 persen poin dari 2,04% di tahun 2022,” sambungnya.
BACA JUGA:Â Waketum MUI Sebut Anak Stunting Disebabkan Faktor Kemiskinan Bukan karena Ibu-ibu Suka Pengajian
Sebagai informasi, Kemenko PMK dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) didukung oleh kemitraan Australia-Indonesia untuk Pengentasan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial (PROAKTIF) menyelenggarakan “ASEAN Socio-Cultural (ASCC) Knowledge Forum: Addressing Gaps and Rethinking Pathways to Eradicate Poverty in ASEAN”.
Forum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pertemuan Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29/ The 29th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting, dan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. []
SUMBER: DETIK